Kontraindikasi dan Peringatan Lenacapavir
Kontraindikasi lenacapavir adalah pada penggunaan bersama dengan penginduksi kuat enzim CYP3A. peringatan diperlukan terkait risiko immune reconstitution syndrome dan efek samping berupa reaksi pada lokasi injeksi.[12,13,17]
Kontraindikasi
Obat lenacapavir dikontraindikasikan pada pasien yang sedang mengkonsumsi obat penginduksi CYP3A kuat, seperti rifampicin dan phenytoin. Interaksi antar obat ini dapat menyebabkan hilangnya efek terapeutik dan meningkatkan potensi resistensi.[11,13]
Peringatan
Lenacapavir dapat menyebabkan efek samping serius. Pada pasien yang mendapat pengobatan lenacapavir untuk pengobatan HIV, pasien dapat mengalami perubahan dari sistem imun, atau yang disebut dengan sindrom rekonstitusi imun (immune reconstitution syndrome/IRIS).[12,13,17]
Immune Reconstitution Syndrome
IRIS dapat terjadi pada saat sistem imun mulai pulih pasca pengobatan HIV. Seiring dengan peningkatan kekuatan sistem imun, pasien dapat mengalami peningkatan respon imun terhadap infeksi lain yang tersembunyi atau belum diketahui, misalnya infeksi Mycobacterium avium, cytomegalovirus (CMV), dan pneumonia pneumocystis jirovecii (PCP).[13,17]
Risiko Resistensi
Terdapat risiko mengalami resistensi lenacapavir jika dikonsumsi oleh individu yang telah terinfeksi HIV-1 sebelum, selama, atau pasca terapi. Sebaiknya dilakukan skrining status HIV-1 pada pasien setiap sebelum memberikan injeksi pada pasien.[12,17]
Reaksi Injeksi
Pemberian lenacapavir subkutan dapat menyebabkan reaksi lokal di area suntikan, seperti bengkak, nyeri, kemerahan, atau nodul, yang perlu dievaluasi dan ditangani bila signifikan secara klinis. Pemberian secara intradermal dapat menimbulkan reaksi serius seperti nekrosis dan ulkus, sehingga obat hanya boleh disuntikkan subkutan.[13]