Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Gabapentin
Penggunaan gabapentin pada kehamilan dan menyusui tidak disarankan. Gabapentin telah ditemukan bersifat fetotoksik pada tikus percobaan. Obat ini juga diekskresikan di ASI dalam konsentrasi serupa konsentrasi plasma.[1,7,19]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan gabapentin dalam kategori C. Artinya, ada bukti positif mengenai risiko terhadap hewan coba. Gabapentin telah terbukti fetotoksik pada hewan coba, menyebabkan keterlambatan pengerasan beberapa tulang di tengkorak, tulang belakang, dan kaki. Efek ini terjadi saat mencit hamil menerima dosis oral 1000 atau 3000 mg/kg/ hari selama periode organogenesis, atau sekitar 1 sampai 4 kali dosis maksimum 3600 mg/hari yang diberikan pada pasien epilepsi.[7]
TGA memasukkan gabapentin dalam kategori B3. Artinya, jumlah pasien hamil dan menyusui yang mengonsumsi obat tersebut masih terbatas; observasi pada pasien-pasien tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau risiko lain terhadap janin.[8]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Gabapentin dikeluarkan ke dalam ASI setelah pemberian per oral. Gabapentin sebaiknya hanya digunakan pada wanita menyusui jika manfaat yang didapat diketahui lebih besar daripada risikonya.[7]