Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Bupivacaine general_alomedika 2023-01-27T08:54:05+07:00 2023-01-27T08:54:05+07:00
Bupivacaine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Bupivacaine

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Kontraindikasi bupivacaine adalah pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap anestesi golongan amida dan metilparaben. Penggunaan bupivacaine perlu diperhatikan pada pasien dengan gangguan jantung, gangguan ginjal, gangguan hepar, gangguan hematologi, anak, dan geriatri.

Kontraindikasi

Bupivacaine dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap anestesi lokal jenis amida dan hipersensitivitas terhadap metilparaben. Bupivacaine dengan sediaan konsentrasi 0,75% dikontraindikasikan untuk digunakan sebagai anestesi saat persalinan.[10,11]

Kontraindikasi bupivacaine juga berlaku pada pasien yang dikontraindikasikan untuk menerima anestesi spinal dan epidural, misalnya karena infeksi atau peradangan di lokasi injeksi, bakteremia, abnormalitas trombosit, trombositopenia, peningkatan waktu perdarahan, koagulopati yang tidak terkontrol, pendarahan hebat, hipotensi berat, aritmia jantung, sepsis, atau dalam terapi antikoagulan.[10,11]

Peringatan

Pemberian bupivacaine perlu peringatan pada pasien dengan gangguan jantung, gangguan ginjal, gangguan hepar, gangguan hematologi, anak, dan geriatri

Teknik Pemberian Bupivacaine

Sama seperti pemberian anestesi lokal lainnya, pemberian bupivacaine hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih. Pada saat pemberian, alat-alat medis untuk mengobati efek toksik dari obat harus tersedia.[10,11,17]

Bupivacaine hanya digunakan untuk anestesi lokal. Pemberian dalam bentuk intravena dan intratekal harus dihindari. Pemberian secara intravena yang tidak disengaja dapat menyebabkan terjadinya henti jantung dan kejang, terutama pada penggunaan obat dengan konsentrasi 0,75%. Untuk meminimalisir kejadian ini, maka aspirasi harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah penyuntikan. Tidak adanya darah pada spuit tidak menghilangkan total kemungkinan terjadinya obat masuk ke intravena secara tidak sengaja, namun tindakan ini dapat meminimalisir kemungkinan tersebut.[11]

Penggunaan bupivacaine pada daerah akhir arteri perlu diperhatikan, terutama pada pasien yang memiliki riwayat hipertensi atau pasien yang diberikan obat vasokonstriktor karena dapat meningkatkan risiko cedera iskemik atau bahkan menimbulkan nekrosis.[10,11,17]

Pemberian Bupivacaine pada Regio Kepala dan Leher

Penggunaan bupivacaine pada regio kepala dan leher, termasuk retrobulbar, ganglion stelata, dan anestesi pada gigi, meningkatkan risiko efek samping pada sistem saraf karena memiliki risiko masuknya obat melalui intrarterial ke sirkulasi serebral. Oleh karena itu, pemantauan sistem ventilasi dan sirkulasi perlu dilakukan.

Saat akan melakukan pembedahan di bagian mata, injeksi retrobulbar dapat digunakan. Akan tetapi, penilaian kerja anestesi tidak dapat dilakukan dengan menanyakan ada atau tidaknya sensasi di kornea kepada pasien karena sensasi ini timbul sebelum terjadinya akinesia pada otot muskular.[10,11,17]

Pemberian Bupivacaine pada Sendi

Pemberian anestesi lokal, termasuk bupivacaine, dalam bentuk infus kontinyu di intraartikular menggunakan pompa elastomerik pasca pembedahan tidak direkomendasikan. Jika membutuhkan anestesi lokal pada sendi, pemberian injeksi tunggal lebih disarankan karena risiko terjadinya kondrolisis lebih kecil. Jika pasien sangat membutuhkan anestesi yang kontinyu, tanda dan gejala kondrolisis perlu dipantau, seperti nyeri sendi, kaku, dan penurunan range of motion.[10,11,17]

Pasien dengan Gangguan Jantung

Pasien dengan gangguan jantung, terutama pasien dengan blok atrioventrikular,  atau pasien yang berisiko untuk mengalami gangguan jantung, seperti pasien yang sedang hipotensi, hipovolemi, dehidrasi, atau syok, perlu dipantau fungsi jantungnya selama pemberian bupivacaine karena efek toksik pada jantung akan lebih sulit ditoleransi pada kelompok pasien ini.[10,11,17]

Pasien Anak

Bupivacaine sebaiknya tidak diberikan pada neonatus, bayi, dan anak di bawah 12 tahun. Bupivacaine dalam bentuk anestesi spinal sebaiknya tidak diberikan pada anak berusia di bawah 18 tahun.[10,11,17]

Pasien Geriatri

Pasien geriatri, terutama yang mengonsumsi obat antihipertensi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipotensi. Oleh karena itu dosis yang digunakan pada kelompok pasien ini lebih rendah.[10,11,17]

Pasien dengan Gangguan Hepar

Pasien dengan gangguan hepar atau memiliki gejala yang mempengaruhi aliran darah ke hepar, seperti gagal jantung kongestif, memerlukan penyesuaian dosis atau pemanjangan interval pemberian obat karena metabolisme obat akan terhambat.[10,11,17]

Pasien dengan Risiko Kejang

Pasien dengan gangguan elektrolit atau pasien yang memiliki riwayat kejang berlu diperhatikan karena bupivacaine memiliki efek samping berupa kejang.[10,11,17]

Pasien dengan Gangguan Ginjal

Pasien dengan gangguan ginjal memerlukan penyesuaian dosis karena sebagian besar bupivacaine akan diekskresi melalui ginjal. Walaupun begitu, belum terdapat panduan khusus mengenai penyesuaian dosis pada populasi pasien ini.[10,11,17]

Pasien dengan Risiko Methemoglobinemia

Pasien yang memiliki kondisi defisiensi G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase), riwayat methemoglobinemia sebelumnya, gangguan jantung, gangguan paru, bayi di bawah 6 bulan, atau memiliki riwayat terpapar dengan agen oksidasi, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami methemoglobinemia. Pengawasan terhadap tanda dan gejala klinis methemoglobinemia perlu dilakukan.[10,11,17]

Referensi

7. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013. KMK No. 312/MENKES/SK/IX/2013 Indonesia; 2013 p. 1–65
10. Marcaine (bupivacaine) injection package insert. Lake Forest, IL: Hospira, Inc.; 2018 Nov
11. Bupivacaine injection and bupivacaine; epinephrine injection package insert. Lake Forest, IL: Hospira, Inc.; 2018 Nov
17. Sensorcaine (bupivacaine) injection package insert. Lake Zurich, IL: Fresenius Kabi; 2018 Nov

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Bupivacaine

Artikel Terkait

  • Pilihan Teknik Penutupan Luka Laserasi Kulit
    Pilihan Teknik Penutupan Luka Laserasi Kulit
  • Spektrum Dosis Pada Anestesi Lokal
    Spektrum Dosis Pada Anestesi Lokal
Diskusi Terkait
Anonymous
16 hari yang lalu
Menunda hecting luka setelah kecelakaan lalu lintas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien luka pada paha post KLL yang menurut saya harus dihecting karena luka cukup dalam, namun pasien menolak. Bagaimana jika bbrp...
Anonymous
20 hari yang lalu
Hecting vulnus laceratum di kepala dengan rupture arteri
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Saya ingin bertanya. Saya dokter puskesmas di kalbar, mendapatkan pasien post KLL ±3 jam SM-PKM, dengan vulnus laceratum a/r parietal sinistra....
Anonymous
10 Februari 2023
Tata laksana dan kompetensi hecting pada kasus vulnus lingual
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, Konsul pasien dengan luka robek di regio lingual dengan ukuran 2cm×2cmx1cm. Bagaimanakah penatalksanaan pasien ini, untuk kopetensi dokter umum...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.