Risiko bunuh diri setelah penggunaan antidepresan - Jiwa Ask the Expert - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo, dr. Irwan Supriyanto, Sp.KJ, Ph.DSaya mau bertanya, Dok. Beberapa obat antidepresan memiliki black box warning dari FDA mengenai risiko timbulnya ide...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Risiko bunuh diri setelah penggunaan antidepresan - Jiwa Ask the Expert

    Dibalas 13 Agustus 2021, 10:16
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo, dr. Irwan Supriyanto, Sp.KJ, Ph.D

    Saya mau bertanya, Dok. Beberapa obat antidepresan memiliki black box warning dari FDA mengenai risiko timbulnya ide bunuh diri pada pengguna, terutama bila pengguna masih berusia muda (<24 tahun). Kira-kira bagaimana ya Dok bila pasien yang depresi tersebut ternyata hidup sendiri (tanpa keluarga)? Apakah obat antidepresan masih dapat diresepkan bila tidak ada orang yang bisa mengawasi pasien di rumah?

13 Agustus 2021, 10:16
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Yang mendapatkan blackbox warning karena meningkatkan risiko suicide pada anak dan remaja adalah antidepresan golongan SSRI. Hal ini karena terkait dengan mekanisme aksi beberapa obat golongan SSRI. Misalnya fluoxetine, sebelum obat ini mulai menghambat re-uptake serotonin, fluoxetine akan menstimulasi autoreseptor yang justru akan menghambat pelepasan serotonin. Efek penghambatan re-uptake serotonin baru tercapai setelah autoreseptor mengalami saturasi (kurang lebih membutuhkan waktu 2 minggu).

Itulah kenapa pada tahap awal terapi (2 minggu pertama), seolah-olah obat tidak berefek atau bahkan memperburuk gejala depresi. Penggunaan obat golongan SSRI harus disertai edukasi mengenai hal ini. Edukasi diberikan kepada pasien dan caregivernya.

Pada kasus dimana pasien tidak mempunyai caregiver,

1. Bila pada awal pemeriksaan tidak ditemukan adanya ide suicide, maka SSRI masih boleh dipertimbangkan. Tapi jika terdapat ide suicide dan usia pasien relatif muda, sebaiknya pasien dirujuk untuk mendapatkan modalitas obat yang lebih aman.

2. Pertimbangkan tingkat keparahan gejala depresi dan potensi timbulnya suicide. Bila penilaian anda menunjukkan risiko suicide minimal dan gejala ringan sedang, SSRI boleh dipertimbangkan

3. Pertimbangkan akses pasien terhadap cara dan metode bunuh diri. Meskipun SSRI mempunyai toksisitas yang rendah dan tidak bisa menimbulkan kematian, namun pasien bisa menggunakan metode lain untuk suicide

4. Bila pasien mempunyai ide suicide yang aktif, ada perencanaan yang aktif, atau dengan riwayat tentamen suicide, sebaiknya pasien tidak mendapatkan SSRI dan dirujuk untuk rawat inap atau penanganan spesialis.

 Artikel berikut mungkin bisa membantu lebih memahami hal inihttps://www.researchgate.net/publication/274700733_Terapi_SSRI_pada_anak_dan_remaja_dan_risiko_perilaku_bunuh_diri

Semoga bisa membantu,

-Irwan