Perawatan luka di telinga pada pasien diabetes melitus - Diskusi Dokter

general_alomedika

mohon saran perawatan luka nya ts.dan dok spesialis..perempuan 37 tahun post kecelakaan lalu lintas dg luka robek ditelinga kiri dan kepala kiri disertai...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Perawatan luka di telinga pada pasien diabetes melitus

    Dibalas 18 Desember 2019, 18:21

    mohon saran perawatan luka nya ts.dan dok spesialis..

    perempuan 37 tahun post kecelakaan lalu lintas dg luka robek ditelinga kiri dan kepala kiri disertai odem...pasien riwayat diabetes melitus tipe 2 on therapi glimepirid dan Metformin..Β 

    luka robek ditelinga ada dibelakang telinga dan di daun telinga atas.di daun telinga atas tertinggal sedikit kulit jadi dirapikan saja.yg dibelakang telinga di heacting 5 jahitan .luka robek dikepala dijahit 2 jahitan.... gdr 330...gdp 281Β 

    untuk terapi sementara diklinik :

    wound toilet.heacting.tutup sufratule...kompres es ditempat yg bengkak di kepala..

    ivfd rl 20tpm drip ketorolac extra

    inj ceftriaxon 1gr /12jam

    inj ketorolac /8jam

    inj citicolin 500mg/12jam

    inj omz/24jamΒ 

    glimepirid 1x2mg

    Metformin 2x500mg

    gv luka 3 HR lagi...

    berikut dilampirkan photo luka hari kedua...

    mungkin ada saran penanganan luka ditelinga agar cepat kering dan sembuh.mengingat lokasi ditelinga.yg kedua pasien riwayat diabetes dg gdr naik turun.apa perlu insulin sementara...

    dx ckr gcs 15 dg multiple v.laceratum e.r auricula sinistra DM tipe 2

15 Desember 2019, 23:09
dr. Fory Fortuna, SpBP-RE
dr. Fory Fortuna, SpBP-RE
Dokter Spesialis Bedah Plastik
Alo Dok...

Kasusnya menarik sekali.. Perawatan luka pada pasien diabetes memang menjadi tantangan kita semua. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa dan menatalaksana pasien ini secara menyeluruh (holistik).

Saya tertarik dengan status lokalis yang dokter jabarkan dan fotokan, dari situ kita dapat menilik beberapa masalah: 
1. Luka robek di telinga kiri; dari foto terlihat sisi depan dengan skin loss ( kemungkinan full thickness), slough (kumpulan jaringan mati dan cairan luka), dasar (perichondrium?), sisi posterior luka robek (dasar?) yang terjahit dg benang multifilament nonabsorbable (silk?). 
2. Masalah selanjutnya adalah edema. 

Untuk luka robek dikepala, tidak ada keterangan lebih lanjut dan foto. Saya anggap β€œno news means good news” yaa..πŸ˜‰

Kemudian masalah sistemik pasien: 
1. Diabetes mellitus dengan gdr 330, gdp 281 dg terapi glimepirid dan metformin (rutin?), artinya dg obat2an saat ini belum terkontrol ya?.. 
2. Apakah ada info laboratorium lain selain gula darah?; darah rutin dan albumin, faal hepar, faal ginjal?

Well,,
Dari keterangan yang ada saat ini, ada beberapa saran solusi dari saya: 

- Untuk masalah status lokalis, pertolongan pertama sudah Dokter tatalaksana dengan baik, namun ada beberapa hal yg perlu dokter perhatikan utk follow up selanjutnya (perawatan luka);

1. Luka di sisi anterior telinga
a. Dasar luka apa? Apabila tdnya perichondrium masih ada, dg adanya inflamasi/infeksi dan luka yang becek/eksudat banyak (bisa akibat gula darah tinggi, hipoalbumin) perichondrium bs saja lisis. Apabila sudah tidak ada perichondrium, saya sarankan pasien ini di rujuk ke Dokter Spesialis Bedah Plastik setempat untuk dilakukan flap (seperti yang telah dijelaskan dr. Alki). Selanjutnya kita sebut tatalaksana utk primary healing.

Apabila masih ada perichondrium, Dokter bisa lanjutkan perawatan luka (seperti yang dijelaskan dr. David). Namun saran saya, dg kondisi luka spt saat ini (foto diatas), lebih baik Dokter lakukan rawat luka/ganti balutan tiap hari sampai luka bersih (slough tidak ada/minimal, terbentuk jaringan granulasi kemerahan), setelah timbul granulasi dan luka bersih, Dokter lakukan perawatan utk mempercepat epitelisasi dengan rawat luka tertutup menggunakan low adherence dressing (sof**tulle) dan absorbent dressing (bila exudat masih ada dan berisiko menimbulkan maserasi jaringan sekitar). Selanjutnya kita sebut dengan tatalaksana untuk secondary healing. 

Yang perlu adalah informed consent kepada pasien utk tiap pilihan terapi: untuk primary healing (penyembuhan luka primer) pasien perlu dirujuk ke Dokter spesialis yang memiliki kompetensi utk itu (eg: bedah plastik), sedangkan secondary healing juga memiliki resiko; misalnya penyembuhan luka yang lebih lama, dan parut yang lebih jelas terlihat bahkan bs tebal, khusus auricula memiliki resiko timbulnya keloid karena merupakan area predileksi. 

3. Luka dibelakang telinga. Saran saya, apabila luka cenderung basah terus (eksudat banyak), saat membalut pastikan Dokter lakukan balut tekan sehingga tidak terbentuk dead-space (area kosong yang menyebabkan cairan luka terus berproduksi), apabila masih tetap basah, buka jahitan selang seling untuk drainage. Saran saya jangan lebih dari 5 hari karena saat ini dijahit dg multifilamen nonaborbable dressing yang lebih berisiko kolonisasi kuman daripada monofilamen. Terbaik Dokter rawat luka tiap hari/ 2x sehari sehingga dokter bisa menilai luka lebih intens. Apalagi dg terapi iv tersebut sepertinya pasien rawat inap, lebih memudahkan Dokter untuk evaluasi lukanya.

Mengenai perawatan luka apa yang terbaik, kembali kita sesuaikan dengan kondisi luka: apabila eksudat banyak, tentu dirawat dengan absorbable dressing (Dokter bisa browse), mulai dari kassa hingga alginate, tp utk luka ini mnrt saya kassa saja sudah cukup, salep antibiotik boleh saja diberikan dg tujuan yang disampaikan Dokter David, namun Dokter tetap perhatikan produksi eksudatnya (berikan absorbent yang memadai) untuk menghindari maserasi. Yang penting Dokter nilai adalah,
; bila masih ada jaringan nekrotik (slough, eschar), artinya kita perlu lakukan debridement, pilihannya bs mekanikal (dg metode wet to dry memakai kassa saja diganti 2-3x sehari, autolitik (bisa dengan bantuan hydrogel), surgikal (nekrotomi dg kuret, pisau atau gunting). Untuk pasien ini Dokter bisa lakukan debridement mekanik dl menggunakan kassa kering yang diganti 2-3xsehari dan tiap ganti balutan Dokter lakukan irigasi yang memadai dengan cairan normal saline. Lakukan terus hingga granulasi ya. Setelah itu perawatan tertutup utk epitelisasi sesuai yang saya jelaskan diatas. Setelah granulasi, apabila semua (gula darah, eksudat, infeksi) terkontrol, luka akan epitelisasi 5-7 hari untuk area kepala.

- Kemudian kondisi sistemik pasien, yang merupakan penyakit penyerta yang sering mengganggu penyembuhan luka. Diabetes mellitus dg gula darah yg masih tinggi dengan obat2an, saya sarankan Dokter rawat bersama pasien dengan SpPD. Gula terkontrol adalah syarat utk lukanya cepat sembuh. Kemudian Dokter juga perlu cek albumin, target albumin normal untuk penyembuhan luka yang optimal. Bila albumin rendah, Dokter perlu fikirkan protein loss dari urine, karena pasien diabetes sering berkomplikasi penyakit ginjal (cek ur/cr) dan segera koreksi albuminnya ya (oral/iv sesuai kadar). Tidak ada salahnya dari sekarang kultur resistensi jaringan luka (untuk terapi antibiotik sistemik yang optimal). 

Mungkin sekian saran dari saya, semoga dapat membantu. 
 πŸ˜ŠπŸ˜Š

Semoga bermanfaat!
15 Desember 2019, 17:15
dr. Alki Andana, Sp.BP-RE
dr. Alki Andana, Sp.BP-RE
Dokter Spesialis Bedah Plastik
Alo Dok..

Pertama kali harus dipastikan dulu kalau gula darah terkontrol. Apabila dengan therapi yg ada sekarang masih belum adekuat mgkn bisa dievaluasi lebih lanjut mengenai therapi antiDM yg akan diberikan (mgkn TS Penyakit Dalam dapat membantu)

Untuk perawatan luka sudah benar apa yg dilakukan oleh dr Yokha. Hanya ada beberapa tambahan usulan.

Untuk telinga belakang saya usul untuk lakukan hal yang sama dan lakukan penundaan utk angkat jahitan, mgkn bisa sampai 10 hari sambil menunggu therapi DM

Untuk telinga atas mungkin dapat dibantu dengan sedikit surgical debridement utk jaringan nekrotik basah yg berwarna putih (slough) di daun telinga atas. Lalu untuk dressing luka apabila tidak ada gel autolitik bisa di berikan antibiotik salep mata sebelum ditutup dengan tulle dan kassa.

Nah, tapi harus dievaluasi lebih jauh setelah jaringan nekrotik dibuang apa dasar dari lukanya? Apakah masih ada jaringan subkutis atau sudah sampai ke tulang rawan?

Kalau luka sudah sampai ke tulang rawan luka penyembuhan luka akan membutuhkan waktu yg lama atau terkadang luka tidak dapat menutup sendiri. Harus dilakukan operasi pemindahan kulit (flap) sederhana dari jaringan sekitar. Apabila tidak memungkinkan  Dr. Yokha dapat rujuk pasien ke fasilitas yang lebih lengkap.

Tapi sebelum lakukan semua tindakan diatas yg paling penting adalah kondisi sistemik dari pasien, mengingat pasien dgn diagnisa DM tipe 2. Ini yg harus diperbaiki dahulu.

Semoga bermanfaat
15 Desember 2019, 20:56
Terimakasih banyak sebelumnya ya dok.. sangat membantu πŸ™.. berarti memang dikontrol dlu y dok luka jahitan ny sampai 10 Hr.dan kadar gulanya..utk luka ditelinga atas menurut sy ad terexpos sedikit cartilage ny dok .tp klo lama penyembuhan ny nanti sy cb sarankan dilakukan flap y dok di fasilitas yg lebih lengkap..mksh dokter πŸ™
15 Desember 2019, 18:07
dr. David, Sp.B, FINACS, FICS
dr. David, Sp.B, FINACS, FICS
Dokter Spesialis Bedah
Alo dokter Yokha...
Salam buat teman teman di Kuansing yaa 😊😊

Sebenarnya penanganan yg diberikan sdh cukup baik, tinggal meneruskan dan melakukan cara perawatan luka yg rutin dan benar. Prinsip nya, pastikan gula darah selalu terkontrol, baik dgn diet maupun obat yg diberikan. Kemudian utk perawatan lukanya bs dilakukan dgn rawat luka terbuka, dengan cara rutin mencuci luka dgn cairan infus NaCl 0.9 %, keringkan dan oleskan dgn salep antibiotik agar berperan dalam menjaga kelembaban dan menjadi barrier thd kuman dan kotoran agar tdk mengkontaminasi luka. Bila dilakukan secara rutin dan benar setiap hari, niscaya akan sembuh dalam 1 - 2 minggu kedepan.
Semoga bermanfaat! 
15 Desember 2019, 21:01
Siap dok...salam balik dok..
Memang yka tggu Konsul dari dokter πŸ˜„..iy ni dok yka agak ragu soalnya klo ditelinga.belum pernah rawat sendiri.kebetulan pasien nya diklinik..pengen nya luka nya cepat kering..ragu perawatannya gimana.apakah ada yg perlu diperhatikan klo di telinga.. sukses selalu ya dok.mksh saran ny dok..salam dari masyarakat Kuansing untuk dokter .πŸ˜„πŸ˜„
17 Desember 2019, 13:14

Alo Dok,

Penjelasan dr. Fory, Sp. BP sangat lengkap sekali. Terima kasih dok.

Izin berpendapat mengenai DMnya, sejak kapan kada gula darah tidak terkontrol dok? Mgkn boleh dinaikkan dosisnya sebelum beralih ke insulin dok, mungkin bisa ke glimepirid 3 atau 4 mg sehari dan metformin 3 x 500 g (karena dosis rekomendasi glimepirid boleh sampai 8 mg dan metformin bisa sampai 3000 mg). Selain itu, perhatikan bagaimana pola hidupnya dok, karena diet sudah pasti harus diatur untuk membantu menurunkan kadar gula darahnya. Jika memang belum tercapai targetnya setelah 3-6 bulan konsumsi obat oral, boleh dianjurkan untuk beralih ke insulin. Insulin juga bisa diindikasikan pada pasien dengan kadar HbA1c di atas 9 %. 

Ref: Konsensus DM Perkeni 2015 

18 Desember 2019, 11:54
Terima kasih banyak saran nya dok..ps ny sedang dalam pengontrolan luka dan kontrol gula .biar cepat penyembuhan ny...diet dm mmg salah satu faktor penting jg agar stabil gdr ps ny.mksh bnyk y dok
18 Desember 2019, 16:58
dr.Nurliati Sari Handini, SpBP-RE
dr.Nurliati Sari Handini, SpBP-RE
Dokter Spesialis Bedah Plastik
AloDokter! 
Izin ikut berdiskusi ya.
Setuju dengan pendapat TS Bedah Plastik (dr. Alki dan dr. Fory) yang sdh lbh dulu urun rembuk ya.
Btw, welcome to the club to dr. Fory! Hehe..

Kasus ini cukup kompleks karena rekonstruksi telinga memerlukan detil yg sangat presisi dan melibatkan beberapa komponen spt kulit dan tulang rawan.
Jadi kasus ini idealnya ditangani secara kolaboratif oleh TS Spesialis Penyakit Dalam utk tatalaksana DM dan Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik utk rekonstruksi telinga ya.

Merujuk ke fasilitas kesehatan yang memiliki SDM dng kompetensi yang sesuai tentu penting demi outcome terbaik bagi pasien.

Sementara tatalaksana perawatan luka dpt dilanjutkan. Hydrogel sbg upaya autolytic debridement dapat membantu. Atau jika tidak tersedia, maka moist dressing dng ointment antibiotik (misalnya salep mata antibiotik) dapat digunakan.

Semoga infonya bermanfaat ya.
15 Desember 2019, 21:03
dr. David, Sp.B, FINACS, FICS
dr. David, Sp.B, FINACS, FICS
Dokter Spesialis Bedah
15 Desember 2019, 21:01
Siap dok...salam balik dok..
Memang yka tggu Konsul dari dokter πŸ˜„..iy ni dok yka agak ragu soalnya klo ditelinga.belum pernah rawat sendiri.kebetulan pasien nya diklinik..pengen nya luka nya cepat kering..ragu perawatannya gimana.apakah ada yg perlu diperhatikan klo di telinga.. sukses selalu ya dok.mksh saran ny dok..salam dari masyarakat Kuansing untuk dokter .πŸ˜„πŸ˜„
Biar lbh cepet, konsul dr Alex SpB ajahh hehe
15 Desember 2019, 21:40
Siaapp dok... dokter alex lagi liburan dok.πŸ˜„pas balik liburan ntr dikonsul lg klo ragu.πŸ˜„
15 Desember 2019, 23:09
dr. Fory Fortuna, SpBP-RE
dr. Fory Fortuna, SpBP-RE
Dokter Spesialis Bedah Plastik
Alo Dok...

Kasusnya menarik sekali.. Perawatan luka pada pasien diabetes memang menjadi tantangan kita semua. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa dan menatalaksana pasien ini secara menyeluruh (holistik).

Saya tertarik dengan status lokalis yang dokter jabarkan dan fotokan, dari situ kita dapat menilik beberapa masalah: 
1. Luka robek di telinga kiri; dari foto terlihat sisi depan dengan skin loss ( kemungkinan full thickness), slough (kumpulan jaringan mati dan cairan luka), dasar (perichondrium?), sisi posterior luka robek (dasar?) yang terjahit dg benang multifilament nonabsorbable (silk?). 
2. Masalah selanjutnya adalah edema. 

Untuk luka robek dikepala, tidak ada keterangan lebih lanjut dan foto. Saya anggap β€œno news means good news” yaa..πŸ˜‰

Kemudian masalah sistemik pasien: 
1. Diabetes mellitus dengan gdr 330, gdp 281 dg terapi glimepirid dan metformin (rutin?), artinya dg obat2an saat ini belum terkontrol ya?.. 
2. Apakah ada info laboratorium lain selain gula darah?; darah rutin dan albumin, faal hepar, faal ginjal?

Well,,
Dari keterangan yang ada saat ini, ada beberapa saran solusi dari saya: 

- Untuk masalah status lokalis, pertolongan pertama sudah Dokter tatalaksana dengan baik, namun ada beberapa hal yg perlu dokter perhatikan utk follow up selanjutnya (perawatan luka);

1. Luka di sisi anterior telinga
a. Dasar luka apa? Apabila tdnya perichondrium masih ada, dg adanya inflamasi/infeksi dan luka yang becek/eksudat banyak (bisa akibat gula darah tinggi, hipoalbumin) perichondrium bs saja lisis. Apabila sudah tidak ada perichondrium, saya sarankan pasien ini di rujuk ke Dokter Spesialis Bedah Plastik setempat untuk dilakukan flap (seperti yang telah dijelaskan dr. Alki). Selanjutnya kita sebut tatalaksana utk primary healing.

Apabila masih ada perichondrium, Dokter bisa lanjutkan perawatan luka (seperti yang dijelaskan dr. David). Namun saran saya, dg kondisi luka spt saat ini (foto diatas), lebih baik Dokter lakukan rawat luka/ganti balutan tiap hari sampai luka bersih (slough tidak ada/minimal, terbentuk jaringan granulasi kemerahan), setelah timbul granulasi dan luka bersih, Dokter lakukan perawatan utk mempercepat epitelisasi dengan rawat luka tertutup menggunakan low adherence dressing (sof**tulle) dan absorbent dressing (bila exudat masih ada dan berisiko menimbulkan maserasi jaringan sekitar). Selanjutnya kita sebut dengan tatalaksana untuk secondary healing. 

Yang perlu adalah informed consent kepada pasien utk tiap pilihan terapi: untuk primary healing (penyembuhan luka primer) pasien perlu dirujuk ke Dokter spesialis yang memiliki kompetensi utk itu (eg: bedah plastik), sedangkan secondary healing juga memiliki resiko; misalnya penyembuhan luka yang lebih lama, dan parut yang lebih jelas terlihat bahkan bs tebal, khusus auricula memiliki resiko timbulnya keloid karena merupakan area predileksi. 

3. Luka dibelakang telinga. Saran saya, apabila luka cenderung basah terus (eksudat banyak), saat membalut pastikan Dokter lakukan balut tekan sehingga tidak terbentuk dead-space (area kosong yang menyebabkan cairan luka terus berproduksi), apabila masih tetap basah, buka jahitan selang seling untuk drainage. Saran saya jangan lebih dari 5 hari karena saat ini dijahit dg multifilamen nonaborbable dressing yang lebih berisiko kolonisasi kuman daripada monofilamen. Terbaik Dokter rawat luka tiap hari/ 2x sehari sehingga dokter bisa menilai luka lebih intens. Apalagi dg terapi iv tersebut sepertinya pasien rawat inap, lebih memudahkan Dokter untuk evaluasi lukanya.

Mengenai perawatan luka apa yang terbaik, kembali kita sesuaikan dengan kondisi luka: apabila eksudat banyak, tentu dirawat dengan absorbable dressing (Dokter bisa browse), mulai dari kassa hingga alginate, tp utk luka ini mnrt saya kassa saja sudah cukup, salep antibiotik boleh saja diberikan dg tujuan yang disampaikan Dokter David, namun Dokter tetap perhatikan produksi eksudatnya (berikan absorbent yang memadai) untuk menghindari maserasi. Yang penting Dokter nilai adalah,
; bila masih ada jaringan nekrotik (slough, eschar), artinya kita perlu lakukan debridement, pilihannya bs mekanikal (dg metode wet to dry memakai kassa saja diganti 2-3x sehari, autolitik (bisa dengan bantuan hydrogel), surgikal (nekrotomi dg kuret, pisau atau gunting). Untuk pasien ini Dokter bisa lakukan debridement mekanik dl menggunakan kassa kering yang diganti 2-3xsehari dan tiap ganti balutan Dokter lakukan irigasi yang memadai dengan cairan normal saline. Lakukan terus hingga granulasi ya. Setelah itu perawatan tertutup utk epitelisasi sesuai yang saya jelaskan diatas. Setelah granulasi, apabila semua (gula darah, eksudat, infeksi) terkontrol, luka akan epitelisasi 5-7 hari untuk area kepala.

- Kemudian kondisi sistemik pasien, yang merupakan penyakit penyerta yang sering mengganggu penyembuhan luka. Diabetes mellitus dg gula darah yg masih tinggi dengan obat2an, saya sarankan Dokter rawat bersama pasien dengan SpPD. Gula terkontrol adalah syarat utk lukanya cepat sembuh. Kemudian Dokter juga perlu cek albumin, target albumin normal untuk penyembuhan luka yang optimal. Bila albumin rendah, Dokter perlu fikirkan protein loss dari urine, karena pasien diabetes sering berkomplikasi penyakit ginjal (cek ur/cr) dan segera koreksi albuminnya ya (oral/iv sesuai kadar). Tidak ada salahnya dari sekarang kultur resistensi jaringan luka (untuk terapi antibiotik sistemik yang optimal). 

Mungkin sekian saran dari saya, semoga dapat membantu. 
 πŸ˜ŠπŸ˜Š

Semoga bermanfaat!
18 Desember 2019, 11:52
Terimakasih banyak advicenya dok.. sangat lengkap dan membantu dok πŸ™..sy sedang mencoba mengontrol perawatan luka ps ny dok..smg hasilnya baik.. sekali lagi terima kasih ya dokπŸ™
18 Desember 2019, 13:13
terimakasih informasinya dokter, sangat bermanfaat πŸ˜‡ πŸ™
18 Desember 2019, 14:52
dr. Fory Fortuna, SpBP-RE
dr. Fory Fortuna, SpBP-RE
Dokter Spesialis Bedah Plastik
18 Desember 2019, 11:52
Terimakasih banyak advicenya dok.. sangat lengkap dan membantu dok πŸ™..sy sedang mencoba mengontrol perawatan luka ps ny dok..smg hasilnya baik.. sekali lagi terima kasih ya dokπŸ™
Ok sm2 πŸ˜‰πŸ‘. Semoga sukses selalu ya Dok..
18 Desember 2019, 18:21
dr. Fory Fortuna, SpBP-RE
dr. Fory Fortuna, SpBP-RE
Dokter Spesialis Bedah Plastik
18 Desember 2019, 16:58
AloDokter! 
Izin ikut berdiskusi ya.
Setuju dengan pendapat TS Bedah Plastik (dr. Alki dan dr. Fory) yang sdh lbh dulu urun rembuk ya.
Btw, welcome to the club to dr. Fory! Hehe..

Kasus ini cukup kompleks karena rekonstruksi telinga memerlukan detil yg sangat presisi dan melibatkan beberapa komponen spt kulit dan tulang rawan.
Jadi kasus ini idealnya ditangani secara kolaboratif oleh TS Spesialis Penyakit Dalam utk tatalaksana DM dan Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik utk rekonstruksi telinga ya.

Merujuk ke fasilitas kesehatan yang memiliki SDM dng kompetensi yang sesuai tentu penting demi outcome terbaik bagi pasien.

Sementara tatalaksana perawatan luka dpt dilanjutkan. Hydrogel sbg upaya autolytic debridement dapat membantu. Atau jika tidak tersedia, maka moist dressing dng ointment antibiotik (misalnya salep mata antibiotik) dapat digunakan.

Semoga infonya bermanfaat ya.
Yuhuu dr. Olly.. πŸ˜‰πŸ–