Pemberian ASI oleh Ibu yang sedang dalam terapi ARV - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alodokter, selamat malam. Izin bertanya, pemberian ASI pada ibu dengan status HIV positif memang berisiko menularkan virus HIV kepada bayinya, tetapi bila...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pemberian ASI oleh Ibu yang sedang dalam terapi ARV

    Dibalas 05 November 2019, 16:56

    Alodokter, selamat malam. Izin bertanya, pemberian ASI pada ibu dengan status HIV positif memang berisiko menularkan virus HIV kepada bayinya, tetapi bila ibu dalam terapi ARV, apakah masih memungkinkan bagi ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya?


    pada kondisi seperti ini, sebaiknya seperti apa ya dok? mohon pencerahannya. terima kasih🙏

04 November 2019, 19:21
Ya dok. Setuju untuk pemberian asi pada bayi dengan ibu HIV memperhatikan AFASS td.. prinsipnya tidak boleh campur.. klo mau asi berarti harus asi eksklusif, tetapi klo syarat AFASS tidak terpenuhi seluruhnya atau hanya sebagian berarti diberikan susu formula 100 persen
05 November 2019, 16:56
dr. Yoshua Viventius SpAk
dr. Yoshua Viventius SpAk
Dokter Spesialis Akupunktur Medik
Mohon izin dok, kenapa tidak boleh kombinasi antara asi dan susu formula?
03 November 2019, 08:27
Alo dok, salam kenal

Dari rekomendasi WHO yang saya baca, jika ibu telah atau masih konsumsi ARV maka risiko untuk transmisi virus tsb ke bayi semakin kecil. 
Selain itu ibu dgn riwayat HIV yg telah konsumsi ARV direkomendasikan untuk tetap melakukan pemberian  ASI eksklusif selama 6 bulan , bukan lewat sufor atau campuran keduanya karena justru hal ini akan  meningkatkan risiko pada bayi terkena HIV. 

Namun,  pemberian ARV juga sebaiknya dilakukan pada bayi setidaknya 6-12 jam setelah lahir.

LINK: 
https://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/
https://aidsinfo.nih.gov/guidelines/html/3/perinatal/187/antiretroviral-management-of-newborns-with-perinatal-hiv-exposure-or-perinatal-hiv
03 November 2019, 10:27
Alodok..

Menyusui pada ibu dengan HIV merupakan hal yang menimbulkan perdebatan.

Awalnya, di beberapa negara maju melarang menyusui karena virus ini menular melalui ASI. Tetapi risiko nya adalah bayi kekurangan nutrisi terutama selama 6 bulan pertama kehidupan.

Sehingga hal tsb dimodifikasi bahwa perlu pemberian konseling kepada ibu utk memilih apakah mau memberikan ASI atau susu formula.

Jika mau memberikan susu formula, maka susu pengganti mesti memenuhi kaidah: dapat diterima, layak diberikan, mampu dibeli, berkelanjutan dan aman (Acceptable, Feasible, Affordable, Sustainable and Safe = AFASS), dapat direkomendasikan untuk tidak melanjutkan pemberian ASI. 

Tetapi jika mau memberikan ASI, pastikan ibu konsumsi ARV agar viral load ibu seminimal mungkin di dalam darah sehingga risiko penularan dapat ditekan serendah mungkin.

Hal yg tidak dianjurkan adalah selang seling antara susu formula dengan pemberian ASI selama 6 bulan pertama usia anak.

Sumber:
Transmisi HIV dan menyusui
03 November 2019, 11:38
dr. Hendra Gunawan SpPD
dr. Hendra Gunawan SpPD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Setuju dengan pendapat sebelumnya, bahwa menyusui dapat dilakukan bila ibu telah mengonsumsi ARV dan vifral load ditekan seminimal mungkin dengan memberikan profilaksis pada bayi.
04 November 2019, 12:52

Alo Dok,

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2019 tentang Pedoman Nasional Tata Laksana HIV yang juga mengadopsi panduan WHO, menyebutkan bahwa pilihan menyusui boleh dan ditawarkan pada ibu ODHA jika kriteria AFASS (acceptable, feasible, affordable, sustainable and safe) pemberian PASI tidak terpenuhi. ASI bisa diberikan sampai usia 12 bulan dengan syarat bayi diberi profilaksis dan ibu harus terus konsumsi ARV kombinasi. Sangat tidak disarankan pemberian mixed feeding (pemberian campur sufor dan ASI).