Menyusui Mengurangi Risiko Terjadinya Diabetes Mellitus Tipe 2

Oleh :
dr. Michael Susanto

Wanita yang menyusui setelah melahirkan dilaporkan memiliki risiko diabetes mellitus tipe 2 yang lebih rendah daripada wanita yang tidak menyusui. Selain itu, menyusui juga dinyatakan berkaitan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Studi terbaru telah menguatkan kembali relasi ini dan mendukung literatur yang sudah ada.[1]

Pada saat hamil, terjadi banyak perubahan metabolisme dalam tubuh untuk mencukupi kebutuhan ibu dan fetus serta mempersiapkan tubuh untuk keperluan menyusui. Ibu hamil mengalami peningkatan lemak viseral, lemak dalam darah, produksi insulin, dan resistensi insulin. Studi melaporkan penurunan tingkat pembuangan glukosa oleh insulin sebanyak 50% dan untuk mempertahankan status euglikemik, sehingga sekresi insulin dapat meningkat sebanyak 200–250%.[2,3]

Depositphotos_128703404_m-2015_compressed

Diabetes gestasional juga dapat terjadi sebagai bagian metabolisme wanita hamil yang berlebih. Patofisiologi penyakit ini diperkirakan disebabkan oleh resistensi insulin dan produksi insulin berlebihan yang terjadi di atas produksi dan resistensi insulin yang sudah meningkat pada saat hamil. Diabetes gestasional telah terbukti dapat menaikkan risiko diabetes mellitus tipe 2, sindrom metabolik, dan penyakit kardiovaskular.[3]

Perubahan metabolisme saat hamil tidak berakhir dengan persalinan, tetapi dengan penyapihan. Secara teori, semakin lama seorang ibu menyusui setelah melahirkan, semakin baik pengaturan ulang metabolisme tubuh, sehingga metabolisme berlebih saat hamil dapat dibuang dan terjadi penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Studi pada hewan menunjukkan bahwa laktasi memengaruhi adipositas, kontrol glikemik, dan homeostasis lipid yang bertahan lama setelah penyapihan.[2]

Mekanisme Penurunan Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2

Beberapa mekanisme dapat menjelaskan bagaimana durasi menyusui memengaruhi penurunan risiko diabetes. Wanita yang menyusui memiliki tingkat glukosa darah yang lebih rendah pada masa puasa ataupun sesudah makan, serta sekresi insulin yang lebih rendah walau terjadi produksi glukosa yang meningkat.

Sekitar 50 gram glukosa per 24 jam dialirkan ke payudara untuk sintesis ASI melalui jalur yang tidak menyangkut insulin. Proses ini dapat diasosiasikan dengan penurunan aktivitas basal sel beta pankreas. Studi pada wanita hamil juga menunjukkan hormon laktogenik seperti prolaktin dapat menurunkan risiko diabetes di masa depan. Menyusui juga menggunakan 300 kkal per hari dan memperdayakan jaringan lemak.[1]

Studi terkait Efek Menyusui untuk Mengurangi Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2

Meta analisis tentang efek menyusui terhadap penurunan insiden dan prevalensi diabetes tipe 2 menunjukkan penurunan risiko sebanyak 9–11% per tahun laktasi. Para wanita yang dimasukkan ke dalam studi ini memiliki usia baseline 47–52 tahun. Suatu meta analisis lain juga melaporkan penurunan risiko diabetes pada wanita menyusui dengan relative risk sebesar 0,91 (95% CI 0,86–0,96) untuk penambahan menyusui setiap tahunnya.[1,2,4-6]

Namun, studi-studi yang termasuk dalam meta analisis tersebut sangat heterogen dan tidak begitu mencakup sampel wanita dengan diabetes gestasional. Kekurangan utama dari studi-studi tersebut adalah sampel wanita dengan usia baseline yang terlalu tua, pelaporan status diabetes oleh peserta yang tidak dilakukan oleh laboratorium, dan kurang terlibatnya faktor diabetes gestasional pada penelitian.

Berbagai kekurangan tersebut lalu dicoba dijawab oleh studi pada tahun 2018 dengan studi kohort prospektif yang mencakup wanita berusia 18–30 tahun, yang diperiksa untuk diabetes sebanyak 7 kali selama 30 tahun (1986–2016).[1]

Hasil penelitian yang mencakup 1.238 wanita itu menunjukkan bahwa durasi menyusui berbanding terbalik (inversed) dengan insiden diabetes tipe 2 secara signifikan. Relative hazard (RH) yang sudah disesuaikan menunjukkan nilai 0,75 untuk laktasi selama 0–6 bulan (95% CI 0,51–1,09), nilai 0,52 untuk laktasi >6 bulan sampai <12 bulan (95% CI 0,31–0,87), dan nilai 0,53 untuk laktasi >12 bulan (95% CI 0,29–0,98).[1]

Nilai graded risk reduction berkisar mulai dari 25% untuk waktu menyusui ≤6 bulan hingga 47% untuk waktu menyusui >6 bulan. Hal ini menunjukkan hasil yang sangat tinggi dibandingkan studi-studi sebelumnya.[1]

Dari data penelitian ini, didapatkan bahwa pada semua wanita, 1 dari 286 wanita yang menyusui selama 0–6 bulan, 1 dari 172 wanita yang menyusui selama 6–12 bulan, dan 1 dari 159 wanita yang menyusui >12 bulan akan mengalami manfaat pencegahan diabetes mellitus tipe 2. Hasil ini kemudian dibagi dalam subgroup dengan dan tanpa diabetes gestasional.[1]

Pada subgroup wanita tanpa diabetes gestasional, 1 dari 500 wanita yang menyusui 0–6 bulan, 1 dari 244 wanita yang menyusui 6–12 bulan, dan 1 dari 48 wanita yang menyusui >12 bulan, akan mengalami manfaat pencegahan diabetes mellitus tipe 2.[1]

Pada subgroup wanita dengan diabetes gestasional, efek proteksi ini jauh lebih besar daripada wanita tanpa diabetes gestasional. Sebanyak 1 dari 69 wanita yang menyusui 0–6 bulan, 1 dari 53 wanita yang menyusui 6–12 bulan, dan 1 dari 48 wanita yang menyusui >12 bulan akan mengalami manfaat pencegahan diabetes mellitus tipe 2.[1]

Rekomendasi Menyusui

Studi tahun 2018 serta studi-studi sebelumnya telah jelas menyatakan bahwa durasi menyusui sangat berperan dalam penurunan risiko diabetes, yakni sebanyak hampir 50%. Menyusui dengan sendirinya memiliki banyak sekali keuntungan bagi ibu dan bayi, yang tidak terbatas pada risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular.

Kontraindikasi menyusui sangat jarang ditemukan. American Academy of Pediatrics menyarankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian ASI sebagai makanan pelengkap hingga 1 tahun atau lebih lama sesuai keinginan ibu dan bayi.

World Health Organization (WHO) juga menyarankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Selain itu, WHO bahkan menyarankan untuk memberikan ASI sebagai makanan pelengkap hingga 2 tahun atau lebih.[7,8]

Kesimpulan

Pada masa kehamilan, metabolisme wanita akan meningkat secara drastis sehingga terjadi peningkatan lemak viseral, peningkatan lemak dalam darah, serta peningkatan produksi maupun resistensi insulin. Bahkan, wanita hamil berisiko mengalami diabetes gestasional. Menyusui setelah kehamilan telah diketahui dapat menurunkan risiko kejadian diabetes. Namun, sebelum 2018, studi yang ada menunjukkan penurunan risiko yang tidak terlalu tinggi dengan sampel dan penelitian yang kurang optimal.

Studi tahun 2018 memiliki desain kohort prospektif dan mencakup sampel wanita berusia 18–30 tahun yang diperiksa untuk diabetes sebanyak 7 kali selama 30 tahun. Hasil studi ini menunjukkan graded risk reduction mulai dari 25% untuk waktu menyusui ≤6 bulan hingga 47% untuk waktu menyusui >6 bulan. Graded risk reduction ini jauh lebih signifikan daripada studi-studi sebelumnya.

Penurunan risiko ini juga dilaporkan lebih signifikan pada wanita yang mengalami diabetes gestasional. Mekanisme penurunan risiko diabetes dengan menyusui diduga disebabkan oleh bermacam faktor yang menurunkan tingkat metabolisme yang berlebih selama kehamilan. American Academy of Pediatrics dan World Health Organization menyarankan pemberian ASI eksklusif selama minimal 6 bulan yang dilanjutkan dengan pemberian ASI sebagai makanan pelengkap hingga usia 1–2 tahun ke atas.

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi