Edukasi seperti apakah yang baik untuk pasien self diagnosed bipolar/depresi - Diskusi Dokter

general_alomedika

Selamat pagi, dr. Soeklola Muliady, Sp.KJDalam forum chat, seringkali kita menemui pasien/user yang yakin bahwa dia memiliki bipolar atau depresi karena dia...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Edukasi seperti apakah yang baik untuk pasien self diagnosed bipolar/depresi

    Dibalas 10 Desember 2020, 08:58
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Selamat pagi, dr. Soeklola Muliady, Sp.KJ

    Dalam forum chat, seringkali kita menemui pasien/user yang yakin bahwa dia memiliki bipolar atau depresi karena dia menemukan beberapa gejala yang sama dengan yang dibacanya di artikel atau sumber online mengenai gejala bipolar/depresi tersebut.

    Bisa tolong share tipsnya, Dok bagaimana kita meyakinkan User untuk tidak self diagnosis dan juga apakah pada kasus2 seperti ini semuanya perlu langsung kita rujuk untuk konsultasi dengan Psikolog/Psikiater atau adakah rad flags atau gejala spesifik sejauh mana baru kita bisa menyarankan untuk konsul?

    Terima kasih

     

10 Desember 2020, 08:58
dr. Soeklola SpKJ MSi
dr. Soeklola SpKJ MSi
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Alo dok,

Benar, kadang self diagnosis ini memang bisa jadi menyesatkan kita saat mengambil kesimpulan tentang apa yang sebaiknya kita lakukan terkait gejala yang ia alami.

Saran terbaik adalah:

1. Menanyakan awitan dari gejala (jika gejala terjadi sejak kecil.. maka ada potensi bahwa hal ini merupakan bagian dari kepribadian pasien)

2. Menanyakan apakah gejala terjadi terus menerus atau hanya jika ada pencetus. Pada sebuah gangguan gejala umumnya terjadi terus menerus, bahkan mempengaruhi cara ia berelasi dengan lingkungan termasuk pekerjaannya.

3. Menanyakan usaha apa yang pasien lakukan sebagai self-medication. Tidak jarang terdapat riwayat penggunaan zat yang juga mencetuskan timbulnya gangguan mood tersebut. Termasuk usaha-usaha yang perlu diwaspadai seperti usaha bunuh diri, menyakiti diri atau orang lain. Jika ada gejala demikian secapatnya rujuk ke psikiater karena bisa jadi individu tersebut selain perlu penanganan segera juga perlu rawat inap.

4. Dan tidak kalah penting, berikan gambaran global pada pasien bahwa layanan chat saja tidak bisa membantu menegakkan diagnosis. diagnosis perlu ditegakkan dengan konsultasi langsung. Jika pasien sudah ada hambatan dalam menjalankan aktivitas fisik harian, pekerjaan dan relasi, disertai gangguan fisik ataupun potensi menyakiti diri atau orang lain yang kuat maka saran terbaik adalah merujuk ke psikiater karena memerlukan obat dan penangan lain segera mungkin.

5. Tanyakan dari gejala yang dialami, mana yang paling dirasa mengganggu dan diskusikan hal apa yang dapat dirundingkan cara penyelesaiannya. Namun, jika hal ini dianggap sudah diluar kompetensi dokter maka memang rujuk menjadi pilihan utama.

 

Semoga membantu