Menangani pasien depresi yang mengalami tekanan mental dari keluarga - Jiwa Ask the Expert - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dr. Nova,Seringkali kita menangani kasus depresi pasien yang mengalami tekanan mental dari keluarganya (seperti perasaan gagal karena terus menerus...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Menangani pasien depresi yang mengalami tekanan mental dari keluarga - Jiwa Ask the Expert

    Dibalas 12 Maret 2021, 17:55
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dr. Nova,

    Seringkali kita menangani kasus depresi pasien yang mengalami tekanan mental dari keluarganya (seperti perasaan gagal karena terus menerus ditanyakan mengenai status hubungan, atau prestasi dan masalah penghasilan), bagaimana cara kita menangani kondisi ini secara holistik, apakah cukup dengan konseling pasien bersangkutan? atau sebaiknya juga melakukan konseling ke pihak orang tua atau keluarga pasien yang enggan mengakui dan bertemu dengan kita.

    Terima kasih dokter

12 Maret 2021, 17:55
Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ
Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Alodokter,

Keluarga yang dimaksud seberapa luasnya? Kalau ujaran usil terjadi pada saat hari raya dan dihadiri oleh keluarga besar, saya tidak terbayang melakukan terapi keluarga kepada keluarga besar. Tetapi kalau hanya keluarga inti, tentu bisa dilakukan psikoedukasi kepada keluarga dan pemahaman tentang pentingnya peran dan support keluarga untuk pemulihan pasien dari gangguan depresi yang dialaminya. Dan bahwa, seseorang yang mengalami depresi dapat kembali berfungsi secara sosial dan okupasi.   

Pada pasien depresi, selain psikofarmaka (pemberian obat-obatan) juga dilakukan psikoterapi. Salah satunya adalah CBT (Cognitive Behavioral Therapy) yang berusaha mengidentifikasi pikiran negatif yang otomatis pada pasien, mengidentifikasi activating event (termasuk pertemuan keluarga besar) dan juga konsekuensi yang muncul (fisik dan perilaku pasien). Melalui CBT kita mempersiapkan pasien untuk tidak hanya mengidentifikasi tetapi juga mampu berargumentasi dengan pikiran-pikiran negatif yang selama ini berdampak kepada perilaku pasien. Kadang sulit bagi dokter untuk memanipulasi lingkungan sekitar sehingga kita berusaha memberikan "strength" kepada pasien dengan psikoterapi.