ALO dr. Syamsul Maarif Putra,

Ijin ikut diskusi ya dok.

Jurnalnya menarik ya dok. Di Indonesia, Dostorlimab belum mendapat ijin dari BPOM, tapi setelah saya membaca mengenai jurnal ini dan artikel dari FDA (sumber: https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2021/761174s000lbl.pdf), obat ini sudah boleh digunakan FDA dengan indikasi kanker endometrium rekurens atau tahap lanjut pada pasien dewasa dengan mismatch repair deficient (dMMR) yang sudah mendapat regimen platinum-based chemotherapy, seperti carboplatin, dan/atau terapi alternatif sebelumnya yang hasilnya tidak satisfactory. 

Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang obat ini:

1. Statement FDA ini baru dikeluarkan (kalau dari yang saya cari), yang terbaru adalah 17 Agustus 2021, berarti masih sangat baru, sehingga side effects-nya masih harus diperhatikan dengan penggunaan obat ini. Efek samping yang dilaporkan FDA:  fatigue /asthenia, anemia, diarrhea, and nausea (efek samping ini >=20%), anemia, fatigue/asthenia, increased transaminases, sepsis, acute kidney injury, immune-mediated adverse reactions seperti pneumonitis, colitis, hepatitis, endocrinopathies, nephritis and dermatologic toxicity (terjadi lebih sering di grade 3 dan 4 ≥2%). Beberapa dari efek samping ini memang tidak dibahas di jurnal yang diberikan, tapi terdata di FDA.

2. Karena uji klinis dilakukan di bawah kondisi yang sangat bervariasi, reaksi yang merugikan yang diamati dalam uji klinis obat tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan tingkat di klinis percobaan obat lain dan mungkin tidak mencerminkan tingkat yang terjadi dalam praktik.

Kesimpulannya, obat ini punya efikasi yang cukup baik sesuai indikasinya, namun untuk penggunaannya di klinis sehari-hari masih perlu diamati lebih lanjut.

Demikian dari yang saya baca, mungkin dari Dokter yang lebih berpengalaman di klinis bisa memberikan jawaban lain yang lebih memuaskan.