Bagaimana menjelaskan kepada seseorang yang menemukan obat terapi HIV pasangan namun tidak mengetahui kegunaan obat tersebut - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo Dokter, izin bertanya. Seorang user mengaku menemukan secara tidak sengaja obat di atas dari tas suaminya. User tampaknya sangat polos ketika saya...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Bagaimana menjelaskan kepada seseorang yang menemukan obat terapi HIV pasangan namun tidak mengetahui kegunaan obat tersebut

    Dibalas 08 Juni 2020, 10:11

    Alo Dokter, izin bertanya. Seorang user mengaku menemukan secara tidak sengaja obat di atas dari tas suaminya. User tampaknya sangat polos ketika saya menyebutkan bahwa obat tsb adalah obat HIV. Apakah Saya harus menjelaskan pada istrinya kalau penyakit ini kemungkinan besar ditularkan melalui hubungan seksual atau kecelakaan jarum suntik?


    Apakah ada teknik yang bisa dokter bagi untuk memberitahukan info sensitif ini kepada user?

06 Juni 2020, 13:20
Alo, dr. Nurul...
Mencoba ikut diskusi mengenai hal ini ya, Dok. Saya rasa ini topik yang menarik karena kadang di tempat praktik pun bs saja kita jumpai.

Saya sendiri merasa dilematis ya, terlebih karena di dalam chat dan bukan Dokter yang memeriksa pasien secara langsung. Sebuah studi di cina tahun 2008 juga sempat membahas hal ini, dimana juga dibahas antara privacy pasien vs memberitahukan keluarga/pasangan (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2711518/). Dari studi 2008 tersebut ditambah studi th 2015 mengenai hal yang sama (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26616129/)
, didapatkan bahwa keluarga tentunya bs menjadi support system yang baik bagi ODHA.

Nah, jika mendapatkan pertanyaan tersebut dari partnernya, mungkin menurut saya bisa dijelaskan secara general dengan kalimat yang menenangkan dan tidak menstigma negatif.  serta tetap arahkan untuk berdiskusi lebih lanjut dengan pasangannya dikarenakan sebagaimana kita tau, pengobatan hiv merupakan jangka panjang. Mungkin bs ditambah edukasi ke user yang merupakan pasangan tsb lebih jauh jika mendapat dukungan yg baik dan pengobatan teratur, jumlah virus dalam tubuh akan bs menurun dan meningkatkan kualitas hidup pasangan. Sejauh mana edukasi yang bisa diberikan, menurut saya dapat dokter telaah dari kira2 pengetahuan awal dan cara pandang user akan hal tsb, jadi pendekatannya bisa disesuaikan kembali.

Mungkin ada rekan sejawat yang ingin menyampaikan pendapat lain atau mengoreksi?CMIIW
06 Juni 2020, 13:22
ini juga ada salah satu bahan edukasi dari CDC yang bisa berguna untuk mengedukasi orang yan memiliki pasangan ODHA https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/protecting-others.html ;

senoga bermanfaat :)
06 Juni 2020, 13:25
Iya Dok setuju, saya merasa sangat dilematis, tapi tadi Saya sudah menganjurkan user untuk tetap bicara baik baik ke suaminya, mungkin tadi yang kurang edukasi soal pengobatan, hanya sampai ke edukasi soal gaya hidup saja, terimakasih banyak atas infonya ya dr. Ayu 🙏
07 Juni 2020, 20:21
Alo dr Nurul Falah,

Kalau saya pribadi mendapat pertanyaan saya jawab seperlunya saja. Obat itu obat apa ditanya lagi pada user sepengetahuan Ibu obat apa? Atau Jawab saja scr umum, antivirus. Saya akan lebih encourage user untuk memperbaiki komunikasi dengan suami.

Kalau mau asas praduga tak bersalah bisa jadi obat itu bukan obat pribadi suami. Titipan teman?
Saya pribadi akan menyarankan sang user sbg istri untuk berkomunikasi dg suami baik2 tanpa praduga.

Bila suami benar HIV tentunya sudah mendapat edukasi perihal hak dan kewajibannya. Bila tidak/belum menyampaikan kepada istri juga mungkin ada alasan khusus lainnya yg tidak diketahui dan merupakan ranah keluarga.

Sekedar urun pendapat, Mhn maaf bila ada kekurangan.
08 Juni 2020, 04:58
dr. Yoshua Viventius SpAk
dr. Yoshua Viventius SpAk
Dokter Spesialis Akupunktur Medik
Mohon izin ikut berdiskusi dok, setahu saya tidak boleh diberitahukan kecuali dengan seizin suaminya.
08 Juni 2020, 10:11

Alo Dok, 

Setuju dok, bahwa sangat dianjurkan agar pasien berkomunikasi intens dengan pasangan/suaminya karena belum tentu obat tersebut merupakan kepunyaan suaminya. Jika memang pun benar demikian, maka istri sebagai pasangan seksual juga  wajib diberitahu oleh dokter yang menangani untuk menghentikan rantai penularannya. Dalam hal ini azas non maleficence dan justice lebih ditekankan dibanding azas autonomy atau pada saat konseling pasien sudah diinformasikan bahwa edukasi terhadap keluarga/pasangan juga diperlukan mengingat manfaatnya yg jauh lebih banyak. Sangat disayangkan bila istri tidak tahu kemudian merencanakan kehamilan maka janin ya dikandung juga bisa berisiko mengalami HIV . 

Ref: http://staff.ui.ac.id/system/files/users/anna.rozaliyani/publication/17._jeki_2019_tinjauan_etik_penyampaian_diagnosis_hivaids.pdf

Permenkes no 74 tahun 2014 tentang pedoman konseling HIV 

 

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/anna.rozaliyani/publication/17._jeki_2019_tinjauan_etik_penyampaian_diagnosis_hivaids.pdf