Apakah perlu cek HIV jika tertusuk jarum suntik bekas pasien? - Diskusi Dokter

general_alomedika

selamat siang ts, mau nanya.tmn saya yg kerja di Skincare, tertusuk jarum saat telah selesai menginfus pasiennya.saat itu ia langsung mengeluarkan darahnya...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Apakah perlu cek HIV jika tertusuk jarum suntik bekas pasien?

    Dibalas 22 Oktober 2018, 09:52

    selamat siang ts, mau nanya.

    tmn saya yg kerja di Skincare, tertusuk jarum saat telah selesai menginfus pasiennya.

    saat itu ia langsung mengeluarkan darahnya sebanyak mungkin dan mencuci lukanya dengan betadine dan air mengalir,

    pertanyaan saya, apa lagi yg harus dia lakukan atau test apa saja yg perlu dia jalani ya ts? dia takut kalau-kalau pasiennya menderita HiV.

    mohon advice nya TS

15 Oktober 2018, 13:37

Selamat siang dok..

Untuk kasus tersebut, jika memang sangat khawatir akan terinfeksi virus HIV, maka bisa dilakukan tes pada 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan setelah paparan.

Selanjutnya sangat disarankan untuk lebih memperhatikan universal precaution, misalnya menggunakan handscoon serta lebih lege artis dan berhati-hati dalam tindakan. Karena sebagaimana kita ketahui risiko tenaga medis untuk terpapar blood-borne infection seperti hiv dan hepatitis B cukup tinggi ya Dok..
cmiiw

15 Oktober 2018, 13:38

Alo dr.Rezki!

Bisa dengan rapid test dok. Menggunakan EIA rapid test generasi 3, dilakukan 2 minggu setelah paparan, kemudian bila non reaktif diulang dalam 3 bulan.  Lalu bisa dilakukan lagi dalam 6 bulan.

Sebetulnya bukan hanya HIV sih concern-nya dok. Bisa hepatitis juga. cmiiw.

15 Oktober 2018, 19:40

dr. winda agustina
Okt 15, 2018 at 13:37 PM

Selamat siang dok..


Untuk kasus tersebut, jika memang sangat khawatir akan terinfeksi virus HIV, maka bisa dilakukan tes pada 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan setelah paparan.

Selanjutnya sangat disarankan untuk lebih memperhatikan universal precaution, misalnya menggunakan handscoon serta lebih lege artis dan berhati-hati dalam tindakan. Karena sebagaimana kita ketahui risiko tenaga medis untuk terpapar blood-borne infection seperti hiv dan hepatitis B cukup tinggi ya Dok..
cmiiw

oke dok, makasi banyak infonya.

15 Oktober 2018, 19:41

dr.Bedry Qintha
Okt 15, 2018 at 13:38 PM

Alo dr.Rezki!


Bisa dengan rapid test dok. Menggunakan EIA rapid test generasi 3, dilakukan 2 minggu setelah paparan, kemudian bila non reaktif diulang dalam 3 bulan.  Lalu bisa dilakukan lagi dalam 6 bulan.


Sebetulnya bukan hanya HIV sih concern-nya dok. Bisa hepatitis juga. cmiiw.

iya dok, bener... terima kasih byk infonya dok.

16 Oktober 2018, 00:36
dr. Abi Noya
dr. Abi Noya
Dokter Umum
saya setuju dengan pendapat dari dokter2 di atas.. umumnya penyedia layanan kesehatan memiliki protap khusus terkait infeksi nosokomial termasuk HIV..

pemeriksaan HIV tentu dianjurkan, begitu pula infeksi lainnya terkait terkena jarum suntik yg telah terkontaminasi..

hal ini dianjurkan jg agar bisa mendapatkan tindakan profilaksis seperti pemberian PEP (post exposure prophylaxis) sehingga bisa lebih efektif mencegah penularan HIV/HBV/HCV pasca pajanan.

WHO jg memiliki guideline terkait manajemen pajanan okupasional.

bisa dibaca pada link berikut:
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.who.int/occupational_health/activities/5pepguid.pdf&ved=2ahUKEwj684yG_YjeAhWHsI8KHf1ZD6sQFjABegQIBhAB&usg=AOvVaw0jh6lGN2NMHHaeq4ltTYl7
22 Oktober 2018, 09:52

dr. Allert Noya
Okt 16, 2018 at 00:36 AM

saya setuju dengan pendapat dari dokter2 di atas.. umumnya penyedia layanan kesehatan memiliki protap khusus terkait infeksi nosokomial termasuk HIV..

pemeriksaan HIV tentu dianjurkan, begitu pula infeksi lainnya terkait terkena jarum suntik yg telah terkontaminasi..

hal ini dianjurkan jg agar bisa mendapatkan tindakan profilaksis seperti pemberian PEP (post exposure prophylaxis) sehingga bisa lebih efektif mencegah penularan HIV/HBV/HCV pasca pajanan.

WHO jg memiliki guideline terkait manajemen pajanan okupasional.

bisa dibaca pada link berikut:
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.who.int/occupational_health/activities/5pepguid.pdf&ved=2ahUKEwj684yG_YjeAhWHsI8KHf1ZD6sQFjABegQIBhAB&usg=AOvVaw0jh6lGN2NMHHaeq4ltTYl7

setuju dg dr alert, disetiap layanan kesehatan biasanya sudah ditentukan untuk alur pajanan. kalau di tempat saya, pemeriksaan yg dilakukan cek hiv, hbsag, dan hcv