Anxiety in pregnancy apakah bisa melahirkan ERACS? - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter izin bertanya apakah pasien yang di terapi dengan sertraline & lorazepam (benzodiazepine) selama kehamilan trimester 2-3 bisa melahirkan dengan...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Anxiety in pregnancy apakah bisa melahirkan ERACS?

    Dibalas 4 jam yang lalu
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter izin bertanya apakah pasien yang di terapi dengan sertraline & lorazepam (benzodiazepine) selama kehamilan trimester 2-3 bisa melahirkan dengan metode ERACS, mengingat dalam metode ini ada diberikan opioid yang merupakan kontraindikasi dari benzodiazepine ? Terima kasih dok

4 jam yang lalu

ALO Dokter.

Saya bantu jawab dengan Alomedika AI ya,

Jawaban Singkat:
Pasien yang menggunakan sertraline (antidepresan SSRI) dan lorazepam (benzodiazepine) selama kehamilan trimester 2–3 tetap dapat menjalani persalinan dengan metode ERACS (Enhanced Recovery After Cesarean Surgery), termasuk penggunaan opioid intraoperatif, dengan pengawasan ketat. Tidak ada kontraindikasi absolut antara opioid dan benzodiazepine, namun kombinasi keduanya meningkatkan risiko depresi napas dan sedasi berlebih, sehingga perlu perhatian khusus dari tim anestesi.

Penjelasan Lengkap:
1. Interaksi Benzodiazepine & Opioid:
Lorazepam (benzodiazepine) dan opioid (misal fentanyl, morfin) sama-sama menekan sistem saraf pusat. Kombinasi keduanya memang meningkatkan risiko depresi napas, sedasi berlebihan, dan delirium, terutama pada neonatus jika terpapar selama persalinan. Namun, dalam praktik anestesi, penggunaan opioid tetap bisa dilakukan dengan monitoring ketat dan dosis terkontrol.
2. Sertraline (SSRI):
Sertraline tidak memiliki interaksi signifikan dengan opioid atau anestesi lokal yang digunakan pada ERACS. Namun, risiko withdrawal atau neonatal adaptation syndrome pada bayi tetap perlu diwaspadai jika ibu menggunakan SSRI hingga persalinan.
3. Keamanan ERACS:
ERACS adalah protokol multimodal yang bertujuan mempercepat pemulihan pasca operasi. Penggunaan opioid dalam ERACS biasanya dalam dosis rendah, sering dikombinasi dengan analgesik non-opioid (paracetamol, NSAID) dan anestesi regional (spinal/epidural). Tidak ada kontraindikasi absolut untuk pasien yang menggunakan benzodiazepine, asalkan tim anestesi mengetahui riwayat penggunaan obat pasien dan melakukan monitoring ketat.
4. Tindakan yang Perlu Dilakukan:
Pra-operatif: Informasikan ke tim anestesi tentang penggunaan sertraline dan lorazepam.
Intra-operatif: Gunakan opioid dengan dosis minimal efektif, monitoring ketat fungsi pernapasan ibu dan janin.
Pasca-operatif: Observasi ketat ibu dan bayi untuk tanda depresi napas, sedasi, atau withdrawal syndrome.
Neonatus: Pantau gejala withdrawal (irritabilitas, hipotonia, gangguan makan) dan depresi napas.
5. Kriteria Rujukan/Perhatian Khusus:
Riwayat penggunaan benzodiazepine dosis tinggi atau jangka panjang.
Gejala withdrawal pada ibu atau bayi.
Komplikasi obstetri lain (preeklamsia, perdarahan, dsb).

Referensi Klinis:
WHO, NICE, dan guideline anestesi obstetri menyatakan opioid dapat digunakan dengan monitoring ketat pada pasien yang mengonsumsi benzodiazepine.
Tidak ada kontraindikasi absolut, namun risiko depresi napas meningkat jika kombinasi diberikan, sehingga perlu pengawasan ekstra.

Kesimpulan:
Metode ERACS tetap dapat dilakukan pada pasien yang menggunakan sertraline dan lorazepam, dengan syarat tim anestesi mengetahui riwayat obat pasien dan melakukan monitoring ketat, terutama terkait risiko depresi napas akibat kombinasi opioid dan benzodiazepine.