Evaluasi Tes Skrining Visus di Rumah pada Praktik Telemedisin-Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha

Evaluation of a Home-Printable Vision Screening Test for Telemedicine

Crossland MD, Dekker TM, Hancox J, et al. Evaluation of a Home-Printable Vision Screening Test for Telemedicine. JAMA Ophthalmol. 2021 Mar 1;139(3):271-277. doi: 10.1001/jamaophthalmol.2020.5972.

Abstrak

Kepentingan: Banyak konsultasi oftalmologi telah diubah menjadi pemeriksaan secara telemedisin. Penggunaan chart visus yang dicetak untuk pemeriksaan telemedisin oftalmologi, yang dapat digunakan oleh orang yang tereklusi dari pengukuran secara digital belum tervalidasi sampai saat ini.

Tujuan: Untuk mengevaluasi pengulangan tajam penglihatan yang diukur menggunakan tes tajam penglihatan atau pemeriksaan visus di rumah (home acuity test atau HAT) dan kesesuaian antara HAT dan pemeriksaan visus terakhir di klinik

Desain, Lokasi, dan Partisipan: Studi diagnostik ini dilakukan sejak 11–22 Mei 2020, di antara 50 partisipan kontrol dan 100 pasien rawat jalan oftalmologi yang melaporkan visualnya stabil secara subjektif dan rutin melakukan pemeriksaan telemedisin. Analisis Bland-Altman dari visus yang dikoreksi berdasarkan pengukuran dengan HAT dibandingkan dengan pemeriksaan visus terakhir yang diukur di klinik melalui grafik LogMAR studi pengobatan dini retinopati diabetikum.

Luaran Utama dan Pengukuran: Untuk pasien kontrol, pengulangan HAT dan kesesuaian dengan standar pengukuran visus logMAR. Untuk pasien rawat jalan oftalmologi, kesesuaian dengan visus terakhir yang tercatat di klinik dan dengan kategori gangguan berdasarkan International Classification of Disease and Related Health Problems, 11th Revision.

Hasil: Total 50 partisipan kontrol (33[66%] perempuan; usia rerata 36 tahun) dan 100 pasien oftalmologi dengan berbagai penyakit (65[65%] [perempuan; usia rerata 55,3 tahun) direkrut. Untuk pasien kontrol, rerata perbedaan test-retest pada skor HAT adalah -0,012 (0,06) logMAR, dengan batas kesesuaian atau limits of agreement (LOA) antara -0,13 dan 0,10 logMAR.

Perbedaan rerata visus bila dibandingkan dengan chart konvensional adalah -0,14 (014) logMAR (range -0,4 sampai 0,18 logMAR) (-7 huruf) pada kontrol, dengan LOA -0,41 sampai 0,12 logMAR (-20 sampai 6 huruf).

Untuk pasien oftalmologi, perbedaan rerata visus adalah -0,10 (0,17) logMAR (range, -0,5 sampai 0,3 logMAR) (1 baris pada grafik penglihatan logMAR konvensional), dengan indikasi ketajaman visual HAT yang lebih buruk daripada tes di klinik sebelumnya, dan LOA -0,44 sampai 0,23 logMAR (-22 sampai 12 huruf). Terdapat kesesuaian yang baik pada kategori gangguan visual untuk pasien oftalmologi (Cohen K = 0,77 [95% CI, 0,74 = 0,81]) dan pasien kontrol (Cohen K = 0,88 [95% CI, 0,88-0,88]).

Kesimpulan: Studi ini merekomendasikan penggunaan HAT dalam pengukuran visus menggunakan telepon untuk berbagai macam pasien oftalmologi dengan kondisi yang berbeda. Pengulangan test-retest relatif tinggi, dan kesesuaian pada kategori gangguan visual cukup baik pada sampel ini, mendukung penggunaan grafik tercetak dalam konteks ini.

Evaluasi Tes Skrining Visus di Rumah pada Praktik Telemedisin-min

Ulasan Alomedika

Gangguan pada mata menyumbang sekitar 1,5% dari semua konsultasi pada sistem pelayanan kesehatan. Namun, karena adanya pandemi Covid-19, United Kingdom Royal College merekomendasikan penundaan kunjungan tatap muka pasien rawat jalan, kecuali pasien dengan risiko tinggi dan membutuhkan penanganan yang cepat.

Layanan konsultasi dengan video dan telepon akhirnya dilakukan sebagai ganti dari kunjungan tatap muka. Grafik Snellen dibuat dalam bentuk printable (bisa dicetak) untuk memudahkan dokter dan pasien dalam mengukur tajam penglihatan atau visus. Studi ini memiliki tujuan penelitian yang jelas, yaitu untuk mengevaluasi pengulangan dari pengukuran menggunakan tes tajam penglihatan di rumah (HAT) dan kesesuaian antara HAT dengan hasil pemeriksaan visus terakhir di klinik.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan studi diagnostik yang dilakukan sejak 11–22 Mei 2020. Sebanyak 50 orang direkrut menjadi partisipan kontrol melalui staf Rumah Sakit Mata Moorfields. Semua memiliki visus yang terkoreksi dengan baik (minimal 0,1 logMAR [6/7,5 atau 20/25] dengan kacamata). Sebanyak 100 pasien oftalmologi direkrut, yaitu yang memiliki visus yang stabil.

Pada pasien oftalmologi, penglihatan diklasifikasikan berdasarkan kategori gangguan visual menggunakan klasifikasi International Classification of Disease and Related Health Problems, 11th Revision. Pada penelitian ini tidak disebutkan dengan jelas kriteria inklusi dan eksklusi sehingga dapat menyebabkan bias.

Hasil Penelitian

Usia rerata partisipan kontrol adalah 35 tahun dan 66% partisipan berjenis kelamin wanita. Rerata tajam penglihatan pada mata yang diuji adalah 0,15 (0,39) logMAR (6/7,50 atau 20/25). Perbedaan rerata tajam penglihatan adalah -0,14 (-,14)logMAR, kurang dari 2 baris dari chart logMAR konvensional, dengan chart klinik lebih baik daripada HAT. Pengukuran tajam penglihatan terbaik dengan HAT adalah 0,1 logMAR (6/7,5 atau 20/25). Pada evaluasi post hoc, didapatkan bahwa 31 partisipan memiliki penglihatan yang lebih baik dengan HAT daripada dengan chart konvensional.

Sebanyak 13 partisipan memiliki miopia dan membaca chart tanpa kacamata. Untuk subgrup ini, perbedaan rerata pada pengukuran tajam penglihatan yang diukur dengan HAT dan chart konvensional adalah -0,09 (0,15) logMAR, yang berarti tajam penglihatan kira-kira 1 baris lebih buruk pada pengukuran HAT dibandingkan dengan chart konvensional. Semakin dekat jarak tes HAT tidak melebihkan hasil pengukuran.

Usia rerata pasien rawat jalan adalah 55,3 tahun dan 65% partisipan berjenis kelamin wanita. Diagnosis primer penyakit pasien rawat jalan adalah penyakit retina, degenerasi makula, dan strabismus. Rerata tajam penglihatan dengan HAT pada mata yang diuji adalah 0,78 (0,37) logMAR (sekitar 6/38 atau 20/125). Waktu rerata sejak kunjungan terakhir ke klinik adalah 12 bulan.

Perbedaan tajam penglihatan antara HAT dan pemeriksaan visus terakhir di klinik adalah -0,10(0,17) logMAR), dengan HAT mengindikasikan penglihatan yang lebih buruk dibandingkan dengan hasil pemeriksaan di klinik sebelumnya.

Pemeriksaan HAT mengklasifikan 10 pasien tidak mengalami gangguan visual, 19 dengan gangguan ringan, 22 dengan gangguan derajat sedang, 31 mengalami gangguan derajat berat, dan 18 mengalami kebutaan. Kesesuaian antara klasifikasi kategori yang berasal dari HAT dan tes secara langsung (in-clinic) diuji menggunakan Coren K, dan didapatkan hasil kesesuaian yang relatif kuat antara kedua tes, yaitu k = 0,77.

Kelebihan Penelitian

Penelitian ini memiliki kelebihan pada desain penelitian. Desain penelitian ini memiliki perkembangan geometris pada ukuran huruf, seperti yang dianjurkan oleh standar Eropa. Prinsip desain studi ini juga dapat diterapkan pada jarak berapa saja. Contohnya, memanjangkan jarak pengukuran sampai 190 cm memungkinkan tajam penglihatan diukur antara 1.0 logMAR (6/60 atau 20/200) dan 0,0 logMAR (6/6 atau 20/20).

Selain itu, grafik penelitian ini juga menyertakan bar berkerumun (crowding bars). Tanpa adanya crowding bars, huruf ditengah garis lebih sulit untuk diidentifikasi. Huruf yang tidak berkerumun dapat melebihkan hasil pengukuran visus pada orang dengan banyak masalah mata, seperti degenerasi makula, amblyopia, dan nystagmus.

Kekurangan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan pada jumlah sampel yang masih relatif sedikit. Penelitian juga tidak dilakukan pada hari yang sama dengan jadwal kunjungan klinik, padahal hasil pemeriksaan visus mungkin dapat berubah sejak pemeriksaan di klinik. Namun, memang adanya pembatasan kunjungan selama pandemi COVID-19 membuat peneliti sulit untuk melakukan studi secara langsung.

Rerata waktu antara kunjungan terakhir ke klinik dengan pengukuran HAT adalah 11,6 bulan. Tidak didapatkan adanya hubungan antara waktu pengukuran penglihatan di klinik sebelumnya dan perbedaan antara pemeriksaan visus dengan HAT dan pemeriksaan di klinik.

Aplikasi Penelitian di Indonesia

Pemeriksaan visus secara telemedisin memiliki akurasi yang mendekati hasil pemeriksaan di klinik. Pada penelitian ini, dilaporkan bahwa penggunaan HAT dapat membantu mengukur visus melalui telemedisin untuk pasien rawat jalan oftalmologi dengan berbagai macam kondisi. Pengulangan test-retest relatif tinggi dan kesesuaian dengan kategori gangguan visual baik pada sampel ini.

Penggunaan HAT dengan arahan dokter melalui telemedisin dapat diaplikasikan juga di Indonesia. Hal ini dapat membantu dokter dan pasien untuk mengukur tajam penglihatan tanpa perlu melakukan kunjungan tatap muka.

Referensi