Efek Time-Restricted Eating terhadap Pengurangan Berat Badan dan Parameter Metabolik Lainnya pada Wanita dan Pria dengan Overweight dan Obesitas–The Treat Randomized Clinical Trial—Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha

Effect of Time-Restricted Eating on Weight Loss and Other Metabolic Parameters in Women and Men With Overweight and Obesity–The TREAT Randomized Clinical Trial

Lowe, DA, Wu N, Bibby LR, Moore H, Kelly N, Liu YE, et al. Effect of Time-Restricted Eating on Weight Loss and Other Metabolic Parameters in Women and Men With Overweight and Obesity–The TREAT Randomized Clinical Trial. JAMA Intern Med.2020; d. doi:10.1001/jamainternmed.2020.4153

Abstrak

Latar Belakang: Efektivitas dan keamanan dari time-restricted eating belum banyak diteliti pada studi acak klinis skala besar.

Tujuan: Untuk menentukan efek dari waktu makan 16:8 pada penurunan berat badan dan pengukur risiko metabolik.

Intervensi: Partisipan diacak dengan membagi menjadi dua grup, yaitu grup dengan waktu makan yang konsisten atau consistent meal timing (CMT), yaitu makan dengan waktu makan yang terstruktur selama 3 kali sehari, dan grup time restricted eating (TRE), yaitu makan dengan sesuai keinginan dari pukul 12.00–20.00 dan harus puasa total dari pukul 20.00–12.00 siang esok harinya.

Desain, Setting, dan Partisipan: Studi acak klinis ini dilakukan selama 12 minggu yang terdiri dari pria dan wanita berusia 18-64 tahun dengan BMI 27-43 melalui aplikasi telepon seluler. Partisipan diberikan timbangan yang dapat dihubungkan dengan aplikasi smartphone melalui bluetooth. Partisipan bertempat tinggal di Amerika Serikat, dengan 50 partisipan tinggal di dekat San Francisco dan California yang menjalani pemeriksaan secara langsung.

Hasil: Secara keseluruhan, 116 partisipan (usia rerata adalah 46,5[10,5] tahun; 70 partisipan [60.3%] adalah laki-laki) ikut serta dalam studi ini. Terdapat penurunan berat badan yang signifikan pada grup TRE (-0,94 kg; 95%, -1,68 sampai 0,20; p=0,1), tetapi tidak didapatkan perubahan signifikan pada grup CMT (0,68 kg; 95% CI, 01,41 sampai 0,05, p=0,07) atau di antara kedua grup (-0,26 kg;95% CI,-1,30 sampai 0,78; p=0,63).

Pada kohort yang menggunakan pemeriksaan secara langsung (n =25 grup TRE dan n = 25 grup CMT), didapatkan terdapat penurunan berat badan yang signifikan pada grup TRE (-1,70 kg;95% CI, -2,56 sampai 0,83; p<.001). Terdapat pula perbedaan indeks massa nonlemak apendikular di antara kedua kelompok (0,16 kg/m2; 95% CI, -0,27 sampai -0,05; p= 0,005). Tidak terdapat perubahan yang signifikan pada luaran sekunder di dalam atau di antara kedua grup. Tidak terdapat perbedaan asupan energi antara kedua grup.

Kesimpulan: Time-restricted eating atau pembatasan waktu makan, jika tidak ada intervensi lain, tidak lebih efektif dalam menurunkan berat badan daripada makan sepanjang hari.

shutterstock_1507140095-min

Ulasan Alomedika

Permasalahan nutrisi seperti kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas semakin hari kian meningkat. Peningkatan prevalensi overweight tentunya berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Sedikit penurunan berat badan dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Intermittent fasting atau puasa intermiten saat ini sedang marak dibicarakan sebagai salah satu metode penurunan berat badan yang sederhana. Intermittent fasting dilakukan dengan periode puasa >12 jam dalam 1 hari. Beberapa penelitian skala kecil pada pasien dengan overweight atau obesitas menyatakan bahwa time-restricted eating dapat menurunkan intake kalori dan berhubungan dengan penurunan berat badan dan/atau massa lemak. Studi ini memiliki tujuan yang jelas, yaitu menentukan efek dari TRE 16:8 pada penurunan berat badan dan parameter risiko metabolik.

Ulasan Metode Penelitian

Studi ini merupakan studi acak klinis skala besar yang dilakukan di beberapa senter di Amerika Serikat. Partisipan direkrut selama bulan Agustus 2018–Juni 2019. Terdapat 141 partisipan yang dimasukkan dan diacak ke dalam penelitian. Pemantauan penelitian dilakukan selama 12 minggu. Partisipan secara acak dimasukkan ke dalam salah satu grup.

Pada studi ini, intervensi hanya dilakukan terhadap waktu makan, tanpa ada rekomendasi untuk jumlah asupan kalori, asupan makronutrien, atau aktivitas fisik. Grup CMT makan sebanyak 3 kali sehari dengan camilan di antara jam makan diperbolehkan. Grup TRE boleh makan sepuasnya pukul 12.00–20.00 (jendela makan) dan setelah itu tidak boleh ada asupan kalori sejak pukul 20.00–08.00 keesokan harinya (16 jam puasa:8 jam makan). Hanya minuman tanpa kandungan kalori yang diperbolehkan di luar jendela makan.

Luaran primer studi ini adalah penurunan berat badan dari baseline yang diukur dengan timbangan yang dapat terhubung dengan aplikasi iHealth di smartphone melalui bluetooth. Studi ini menggunakan analisis intention to treat sehingga mempertahankan kekuatan statistik. Namun, pada metode penelitian, tidak disebutkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian sehingga kemungkinan bias akibat faktor perancu dapat terjadi.

Ulasan Hasil Penelitian

Dari 141 partisipan, 101 partisipan ikut serta sampai tahap akhir penelitian. Pemeriksaan metabolik dilakukan secara langsung pada 50 partisipan yang tinggal di daerah San Fransisco. Hasil studi ini mendapatkan bahwa terdapat penurunan berat badan yang signifikan pada grup TRE (-0,94 kg; 95%, -1,68 sampai 0,20; p=0,1) dan penurunan berat badan yang tidak signifikan pada grup CMT ((0,68 kg; 95% CI, 01,41 sampai 0,05, p=0,07). Tidak terdapat perbedaan perubahan berat badan antara kedua grup (-0,26 kg ; 95% CI,-1,30 sampai 0,78; p=0,63).

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada perkiraan intake energi atau ekspenditur energi pada kedua grup. Pada studi kohort secara langsung, terdapat penurunan berat badan yang signifikan pada grup TRE dengan menggunakan pengukuran berat secara langsung (-1,70 kg;95% CI, -2,56 sampai 0,83; p<.001) tapi tidak signifikan pada grup CMT (−0.57 kg; 95% CI, −1.40 kg to 0.26 kg; P = .18).

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan berat badan di antara kedua grup. Selain itu, terdapat kesepakatan yang kuat antara pengukuran berat badan pasien secara langsung dan pengukuran berat badan di rumah berdasarkan analisis Bland-Altman.

Luaran primer studi ini adalah komposisi tubuh dan energi ekspenditur, profil lipid, glukosa darah, insulin, dan marker kesehatan kardiometabolik, tracking kualitas tidur dan attitude makanan. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua grup. Luaran sekunder studi ini meliputi penurunan massa nonlemak (lean mass) yang terjadi signifikan pada grup TRE. Appendicular lean mass berkorelasi dengan status fisik dan nutrisi. Apabila ALM berkurang, seseorang mungkin saja bisa mengalami kelelahan, disabilitas, dan kualitas hidup menjadi terganggu.

Kelebihan Penelitian

Keunggulan penelitian ini terletak pada randomisasi skala besar dengan partisipan yang berasal dari beberapa tempat. Penelitian ini juga mudah diikuti dan kelompok kontrolnya sesuai. Meskipun ada penurunan berat badan yang signifikan pada grup TRE, tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok.

Hal ini menandakan bahwa partisipasi pada studi penurunan berat badan saja cukup untuk menurunkan berat badan jangka pendek dan studi ini menyatakan bahwa pentingnya menyertakan kelompok kontrol dalam studi yang meneliti penurunan berat badan.

Kekurangan Penelitian

Kekurangan penelitian ini adalah peneliti tidak dapat mengukur asupan energi atau asupan makronutrien dari masing-masing partisipan. Peneliti tidak mengukur perubahan pada asupan protein. Dengan adanya penurunan appendicular lean mass pada partisipan dalam grup TRE dan penurunan asupan protein pada grup TRE, terdapat kemungkinan bahwa terjadi perubahan asupan protein pada grup TRE. Namun sayangnya, hal ini tidak diteliti.

Aplikasi Penelitian di Indonesia

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan terhadap penurunan berat badan antara orang yang menjalani intermittent fasting (TRE) dan orang yang menjalani consistent meal timing (CMT). Namun, jika dibandingkan dengan grup CMT, terdapat penurunan massa nonlemak pada grup TRE.

Metode time-restricted eating tidak memiliki efektivitas yang cukup baik untuk menurunkan berat badan dan sebaiknya perlu perhatian terhadap potensi kelihatan massa nonlemak yang dapat menyebabkan kelelahan, disabilitas, atau gangguan kualitas hidup. Oleh karena itu, sebaiknya dokter perlu berhati-hati untuk menyarankan metode intermittent fasting pada pasien dengan overweight sebagai metode menurunkan berat badan karena kemungkinan terjadi pengurangan massa nonlemak yang berdampak buruk bagi tubuh.

Referensi