Efikasi Emolien Rutin untuk Mencegah Dermatitis Atopik Anak

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha

Pemberian emolien rutin selama ini diperkirakan mampu mencegah dermatitis atopik (eksim) pada anak yang berisiko, misalnya pada anak yang memiliki riwayat atopi di keluarganya. Hal ini didasarkan pada bukti medis yang menunjukkan bahwa emolien mampu meringankan gejala dan mengurangi flare pada penderita dermatitis. Namun, efikasi emolien sebagai pencegah dermatitis masih dipertanyakan.

Dermatitis atopik (eksim) merupakan penyakit inflamasi kronik pada kulit yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Sekitar 20% anak di dunia mengalami dermatitis atopik. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit kering, kasar, gatal, dan kemerahan. Bila seorang ayah atau ibu memiliki atopi, maka terdapat 50% kemungkinan untuk anaknya juga mengalami atopi. Sementara itu, bila kedua orang tua mengalami atopi, maka terdapat 80% kemungkinan anaknya mengalami atopi.[1-2]

shutterstock_1772144438-min

Sekilas tentang Manfaat Emolien pada Pasien Dermatitis Atopik

Salah satu komponen utama dalam penatalaksanaan dermatitis atopik adalah emolien yang diberikan secara rutin. Emolien dapat melindungi barrier kulit yang rentan, membatasi kehilangan air kulit, menjaga hidrasi stratum korneum, memberikan rasa nyaman pada kulit, dan mengurangi gatal. Beberapa studi menunjukkan bahwa emolien juga dapat mengurangi flare pada pasien dermatitis atopik.[3]

Emolien dapat membentuk lapisan hidrofobik pada permukaan kulit yang kering akibat dermatitis. Komposisi emolien dapat bervariasi antara petrolatum, paraffin, gliserin, minyak/mentega turunan tumbuhan, dan kombinasi bahan-bahan tersebut. Formulasi emolien dapat berupa losion, krim, gel, atau ointment (salep), dengan konsistensi yang bervariasi dari yang kurang pekat hingga yang lebih pekat.[2,4]

Efikasi Penggunaan Emolien Rutin sebagai Profilaksis Dermatitis Atopik

Manfaat emolien sebagai tata laksana dermatitis atopik sudah dibuktikan secara ilmiah. Namun, penggunaan emolien rutin sebagai langkah pencegahan dermatitis atopik pada anak-anak yang berisiko tinggi masih dipertanyakan.

Studi Chalmers et al

Suatu studi acak terkontrol multisenter dilakukan oleh Chalmers et al. untuk menilai apakah penggunaan emolien rutin selama 1 tahun pertama kehidupan anak yang berisiko atopi dapat mencegah eksim. Sebanyak 1394 bayi baru lahir dengan risiko tinggi eksim dimasukkan ke dalam dua grup, yaitu grup emolien dan grup kontrol. Emolien diberikan secara rutin sekali per hari selama 1 tahun.

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa pada usia 2 tahun, eksim terjadi pada 23% anak dalam grup emolien dan 25% anak dalam grup kontrol. Perbedaan ini dinilai tidak signifikan. Bukti dari studi ini berkualitas cukup tinggi karena merupakan studi multisenter dengan jumlah sampel yang besar dan angka kepatuhan terapi yang baik. Studi ini juga menunjukkan adanya sedikit peningkatan risiko infeksi kulit pada anak dalam grup emolien, sehingga emolien tidak disarankan sebagai prevensi rutin.[5]

Studi Skjerven et al

Suatu studi lain oleh Skjerven et al. mempelajari 2397 neonatus yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol (tidak menerima intervensi apapun), kelompok yang menerima emolien, kelompok yang menerima intervensi makanan, dan kelompok yang menerima emolien bersama intervensi makanan.

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa pada usia 12 bulan, kejadian dermatitis atopik pada grup kontrol adalah 8%, pada grup emolien adalah 11%, pada grup intervensi makanan adalah 9%, dan grup campuran adalah 5%. Hal ini menunjukkan bahwa emolien tidak bersifat preventif terhadap dermatitis atopik. Hasil studi ini didukung oleh ukuran sampel yang besar. Namun, limitasinya adalah angka kepatuhan penggunaan emolien yang rendah, yaitu hanya 43% untuk bath oil additive dan 44% untuk krim wajah.[6]

Studi Bradshaw et al

Studi Bradshaw et al. meneliti 1394 bayi aterm yang dirandomisasi untuk mendapatkan saran perawatan kulit standar saja dan ditambah pemberian emolien. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam waktu 5 tahun, tidak ada perbedaan signifikan pada jumlah bayi yang terkena dermatitis atopik pada kedua grup.[7]

Kesimpulan

Dermatitis atopik merupakan inflamasi kulit kronik yang banyak terjadi pada anak-anak. Emolien merupakan produk yang dapat menjaga hidrasi kulit dan meringankan gejala penderita dermatitis atopik. Namun, berdasarkan bukti klinis yang ada, emolien ternyata tidak efektif untuk pencegahan dermatitis atopik. Hasil studi yang ada saat ini tidak menyarankan penggunaan emolien secara rutin pada bayi berisiko atopi untuk pencegahan dermatitis atopik.

Referensi