Benzoil Peroksida Topikal untuk Terapi Acne

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah

Benzoil peroksida topikal telah lama digunakan sebagai lini utama terapi acne, baik secara tunggal maupun kombinasi bersama agen topikal lain atau agen oral seperti antibiotik. Dikarenakan penggunaannya yang luas, berbagai penelitian mengenai benzoil peroksida terus berkembang termasuk dalam pengkajian aspek keamanan serta efikasinya.

Acne merupakan penyakit infeksi primer pada kelenjar pilosebaseus. Pathogenesis acne secara singkat disebabkan oleh adanya peningkatan produksi sebum, hiperkeratinisasi dari infundibulum folikular, inflamasi, dan bakteri Cutibacterium acnes (sebelumnya Propionibacterium acnes).[1-3]

Benzoil Peroksida Topikal untuk Terapi Acne-min

Peran Benzoil Peroksida dalam Terapi Acne

Walaupun merupakan kondisi umum yang dapat terjadi pada semua orang, terutama kelompok usia 12 hingga 24 tahun, acne sering menjadi beban sosial dan ekonomi bagi individu. Hal ini dapat menyebabkan kerugian secara psikologis dan fisik dikarenakan lesinya berpotensi menimbulkan jaringan parut pada kulit. Agen topikal seperti benzoil peroksida, antibiotik, asam salisilat, dan retinoid topikal merupakan pilihan utama dalam terapi acne.[1,2]

Benzoil peroksida topikal, baik secara tunggal maupun kombinasi, termasuk dalam lini pertama yang sering dipilih dalam pengobatan acne. Benzoil peroksida memiliki sifat komedolitik, antiinflamasi, dan bakterisida terhadap C. acnes. Benzoil peroksida dapat dibeli bebas tanpa resep dokter, sehingga penggunaannya di masyarakat semakin meluas.[1-4]

Kelebihan dan Kekurangan Benzoil Peroksida

Benzoil peroksida termasuk ke dalam agen antibakterial non-antibiotik. Benzoil peroksida tidak menyebabkan resistensi bakteri, sehingga penggunaannya semakin populer. Benzoil peroksida sering dikombinasikan bersama clindamycin dalam terapi acne untuk mengurangi risiko resistensi bakteri. Selain itu, keuntungan lain dari benzoil peroksida adalah aman digunakan selama kehamilan.

Efek samping benzoil peroksida yang sering terjadi yaitu iritasi seperti rasa terbakar, kulit kering, perih, eritema, pengelupasan kulit, hipersensitivitas, serta pemutihan rambut atau pakaian. Iritasi dapat diminimalisir dengan memilih vehikulum yang tepat. Pelarut berupa dimetil isosorbid dapat membantu melarutkan residu yang ditinggalkan oleh benzoil peroksida sehingga risiko iritasi berkurang.[5,6]

Bukti Mengenai Efikasi dan Keamanan Benzoil Peroksida Topikal untuk Terapi Acne

Sebuah tinjauan sistematik Cochrane (2020) menyajikan data dari 120 uji klinis (n=29.592) terkait penggunaan benzoil peroksida topikal pada kasus acne, baik sebagai monoterapi, terapi tambahan, kombinasi dengan obat lain, atau dengan konsentrasi yang berbeda. Studi tersebut menyimpulkan bahwa dalam hal perbaikan acne yang dilaporkan oleh peserta, benzoil peroksida monoterapi atau terapi tambahan ditemukan lebih efektif dari placebo atau acne tanpa pengobatan. Efikasi benzoil peroksida juga ditemukan setara dengan adapalene dan clindamycin.

Dalam hal withdrawal karena munculnya efek samping, risiko penghentian pengobatan mungkin lebih tinggi pada benzoil peroksida dibandingkan dengan plasebo atau acne tanpa pengobatan. Dalam hal proporsi peserta yang mengalami efek samping, tinjauan ini belum dapat menyimpulkan apakah benzoil peroksida meningkatkan efek samping bila dibandingkan dengan plasebo atau acne tanpa pengobatan. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah efek samping ringan sampai sedang. Gejala tersering berupa kulit kering di area lokal, iritasi, dermatitis, eritema, nyeri pada lokasi pengolesan, dan gatal.[2]

Adakah Perbedaan Efikasi dan Keamanan Berdasarkan Negara?

Pada tahun 2017 Kawashima et al membuat studi mengenai perbandingan efikasi klinis benzoil peroksida antara pasien orang Jepang dengan pasien dari negara Barat. Studi tersebut memiliki kesimpulan bahwa efikasi benzoil peroksida untuk lesi inflamasi, lesi non-inflamasi, dan lesi total pada kedua kelompok adalah serupa. Selain itu, tidak ditemukan pula perbedaan bermakna dalam aspek keamanan antara kedua kelompok yang dibandingkan.[7]

Benzoil Peroksida VS Modalitas Terapi Acne Lainnya

Sebuah uji klinis pada tahun 2018 mengenai efikasi dan keamanan dari supramolecular salicylic acid 2% dibandingkan dengan benzoil peroksida 5%/adapalene 0,1% pada terapi acne menemukan bahwa keduanya memiliki efikasi yang setara dalam terapi acne ringan hingga sedang. Dalam studi yang melibatkan 31 pasien acne ini, efikasi didapatkan sebanding dalam mengatasi lesi papul atau pustul, lesi noninflamasi, dan lesi secara keseluruhan. Efek terhadap hidrasi kulit, kecerahan, dan eritema juga ditemukan tidak berbeda bermakna.[8]

Dalam uji klinis lain, penggunaan benzoil peroksida dibandingkan dengan kombinasi benzoil peroksida dengan Intense-Pulsed Light Therapy (IPL). Studi ini menunjukkan bahwa terapi kombinasi menghasilkan luaran yang lebih baik dibandingkan penggunaan benzoil peroksida saja. Meski begitu, studi ini memiliki jumlah sampel yang kecil dan risiko bias karena IPL tidak disamarkan dengan penggunaan terapi cahaya lain pada kelompok kontrol.[9]

Pedoman Penggunaan Benzoil Peroksida Topikal untuk Terapi Acne

Efikasi dan keamanan benzoil peroksida topikal untuk terapi acne didukung oleh pedoman dari American Academy of Dermatology (AAD), French National Authority for Health, dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI).[4,10,11]

Rekomendasi American Academy of Dermatology

AAD merekomendasikan benzoil peroksida topikal atau retinoid topikal sebagai lini pertama pengobatan acne vulgaris derajat ringan. Untuk acne derajat sedang, direkomendasikan penggunaan kombinasi benzoil peroksida dengan antibiotik seperti erythromycin dan clindamycin, atau kombinasi dengan retinoid, atau keduanya. Sementara itu, untuk acne vulgaris derajat berat, pilihan terapi lini pertama adalah antibiotik oral, benzoil peroksida topikal ditambah antibiotik topikal, retinoid topikal, atau keduanya.[4]

Rekomendasi French National Authority for Health

French National Authority for Health merekomendasikan benzoil peroksida saja atau retinoid topikal saja pada pasien yang hampir tidak memiliki lesi (sedikit papul atau komedo). Untuk acne derajat ringan, lini pertama yang direkomendasikan adalah benzoil peroksida dikombinasikan dengan retinoid topikal.

Pada acne derajat sedang, lini pertama yang direkomendasikan adalah benzoil peroksida topikal kombinasi dengan retinoid topikal; atau kombinasi dari doxycycline atau lymecycline oral, benzoil peroksida topikal, dan retinoid topikal.

Pada acne derajat berat, lini pertama terapi yang direkomendasikan adalah kombinasi dari doxycycline atau lymecycline oral, benzoil peroksida topikal, dan retinoid topikal. Pada kasus ini, dapat dipertimbangkan isotretinoin oral. Sedangkan pada kasus acne sangat berat, maka pilihan terapinya adalah isotretinoin oral.[10]

Rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI) merekomendasikan benzoil peroksida sebagai tata laksana lini pertama acne, termasuk untuk ibu hamil dan menyusui. Benzoil peroksida direkomendasikan sebagai lini pertama pada acne derajat ringan hingga sedang. Sedangkan untuk derajat berat, maka terapi lini pertamanya adalah antibiotik topikal kecuali pada ibu hamil dan menyusui.

Untuk derajat ringan, benzoil peroksida dapat digunakan sebagai terapi tunggal. Sementara itu, pada derajat sedang, benzoil peroksida digunakan sebagai kombinasi dengan asam retinoat topikal atau antibiotik oral.[11]

Kesimpulan

Penggunaan benzoil peroksida untuk terapi acne masih sangat relevan. Studi yang tersedia menunjukkan bahwa benzoil peroksida merupakan terapi yang efektif dan aman untuk acne derajat ringan hingga sedang. Benzoil peroksida juga memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Pedoman klinis yang ada sekarang pun masih merekomendasikan penggunaan benzoil peroksida sebagai terapi lini pertama acne vulgaris derajat ringan hingga sedang. Penggunaannya dapat dikombinasikan dengan asam retinoat dan antibiotik.

Referensi