Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Diare dengan Dehidrasi pada Anak

Oleh :
dr. Joko Kurniawan, M.Sc., Sp.A

Ringer laktat atau salin normal merupakan cairan yang umum diberikan pada anak untuk terapi dehidrasi derajat sedang hingga berat akibat diare akut. Rehidrasi menggunakan cairan ini sejalan dengan rekomendasi WHO dalam plan C, tentang rehidrasi pasien diare maupun resusitasi saat syok hipovolemik.[1-3]

Terapi cairan berperan penting pada anak karena total body water (TBW) menyumbang 60% berat badan anak dan 75% berat badan bayi. Pertimbangan yang perlu dipikirkan oleh dokter ketika memilih jenis cairan untuk rehidrasi adalah kadar elektrolit yang terkandung dalam cairan, perubahan pH darah, dan efek cairan pada organ.[1-3]

shutterstock_671368834-min

Perbandingan Efektivitas Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Tata Laksana Diare dengan Dehidrasi pada Anak

Berbagai uji klinis telah dilakukan untuk membandingkan efektivitas cairan Ringer laktat (RL) dan cairan salin normal (NS atau NaCl 0,9%) dalam penatalaksanaan dehidrasi akibat diare akut pada anak. Luaran yang diperhatikan oleh berbagai uji klinis tersebut adalah perbaikan kondisi klinis anak dan beban biaya medis yang diperlukan.

Studi Kartha et al

Studi Kartha et al di India melibatkan 68 anak yang berusia 1 bulan hingga 12 tahun. Studi ini membandingkan efektivitas RL dan NS dalam penanganan diare dengan dehidrasi berat. Subjek penelitian dibagi menjadi kelompok yang mendapat RL (n=34) dan kelompok yang mendapat NS (n=34) sesuai anjuran rehidrasi plan C berdasarkan rekomendasi WHO.

Luaran primer yang dinilai adalah perbaikan klinis dan pH ≥7,35 setelah 6 jam. Hasil menunjukkan bahwa pencapaian luaran primer RL vs NS adalah 38% vs 23%. Studi ini menyimpulkan bahwa kedua cairan ini memiliki efektivitas yang mirip. Namun, cairan salin normal lebih menjadi pilihan karena lebih murah dan mudah didapat.[4]

Studi Meta Analisis Cochrane (2024)

Pada tahun 2024, dipublikasikan hasil studi yang meninjau perbedaan lama rawat di rumah sakit dan angka kematian pemberian NS jika dibandingkan dengan pemberian balanced solution (termasuk RL dan plasma-lyte), pada anak dengan dehidrasi akibat diare akut.

Meta analisis ini memasukkan 5 penelitian dengan jumlah subjek sebanyak 465 anak. Empat penelitian dilakukan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, sedangkan satu penelitian di dua negara berpendapatan tinggi. Empat penelitian mengevaluasi RL dan satu penelitian mengevaluasi Plasma-Lyte.

Hasil analisis mengemukakan bahwa pemberian balanced solution tidak berpengaruh secara pasti terhadap angka kematian, tetapi sedikit dapat mengurangi waktu rawat inap dibandingkan dengan pemberian NS. Selain itu, pemberian balanced solution dibandingkan dengan NS tidak berbeda dalam kebutuhan cairan intravena tambahan.[5]

Perbandingan Keamanan Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Tata Laksana Diare dengan Dehidrasi pada Anak

Salin normal (NS) telah lama dianggap sebagai cairan yang normal, aman, dan tidak menyebabkan efek bahaya pada tubuh manusia, tetapi penelitian-penelitian terkini menunjukkan bahwa NS tidak terlalu normal dan tetap dapat menimbulkan bahaya, karena perbedaannya yang besar dari cairan tubuh.[6]

Cairan tubuh manusia, termasuk darah, tidak hanya terdiri dari natrium klorida dan air, tetapi mengandung juga kalium, kalsium, asam laktat, dan komponen lainnya. Oleh karena itu, NS intravena dalam jumlah besar dapat menyebabkan keracunan perchloric acid. Kekhawatiran ini dikemukakan pertama kali oleh Sydney Ringer, penemu cairan RL yang memiliki komposisi ion mirip dengan  cairan tubuh. Namun, penelitian lain menemukan bahwa RL tidak memiliki keunggulan pada diare akut dan dehidrasi dibandingkan dengan NS.[6]

Studi Kartha et al

Selain perbaikan klinis sebagai luaran primer, studi ini juga meneliti luaran sekunder berupa elektrolit, parameter fungsi ginjal, dan analisis gas darah. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara grup RL maupun NS.[4]

Studi Naseem et al

Parameter perubahan level sodium sebelum dan sesudah rehidrasi plan C dinilai oleh studi lain di India, yang melibatkan 72 anak berusia 1–12 tahun dengan diare dan dehidrasi berat. Sampel darah diambil sebelum rehidrasi dan 3 jam sesudah rehidrasi.

Hasil menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan RL maupun NS memiliki perubahan rerata sodium yang sama dari nilai baseline, yaitu 4,5–4,9 meq/L. Studi ini tidak menilai luaran perbaikan klinis dengan jelas.[7]

Studi Rasheed et al

Studi di Pakistan yang melibatkan 206 anak berusia 1–5 tahun dengan diare dehidrasi berat pernah menilai rerata serum bikarbonat dan pH setelah 6 jam rehidrasi. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan RL secara signifikan menghasilkan nilai rerata serum bikarbonat dan pH yang lebih tinggi daripada NS, tetapi masih aman untuk digunakan. Studi ini tidak membahas luaran klinis dengan adekuat.[8]

Studi Mahajan et al

Uji klinis acak oleh Mahajan et al melibatkan 22 anak dengan diare akut dan dehidrasi berat untuk membandingkan perbaikan pH setelah pemberian RL atau NS. Anak-anak diberikan cairan RL atau NS sebanyak 100 mL/kg lalu diobservasi kembali setelah 3 jam atau 6 jam.

Hasil studi berskala kecil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan perbaikan pH yang bermakna antara kedua kelompok partisipan. Studi ini juga tidak menilai perbaikan klinis dengan jelas.[9]

Studi Meta Analisis Cochrane (2024)

Studi meta analisis yang melibatkan pada subjek sebanyak 465 anak dengan dehidrasi akibat diare akut ini mendapatkan bahwa tidak perbedaan pada pengukuran biokimia natrium, klorida, kalium, dan kreatinin setelah pemberian terapi dengan cairan NS, jika dibandingkan dengan pemberian balanced solution (RL atau plasma-lyte)

Terapi dengan balanced solution kemungkinan dapat mengurangi risiko hipokalemia setelah koreksi intravena. Namun, risiko kejadian hiponatreima kemungkinan tidak ada perbedaan antara balanced solution dan NS.[5]

Kesimpulan

Pada anak yang mengalami dehidrasi sedang hingga berat akibat diare akut, rehidrasi dengan cairan Ringer laktat (RL) maupun cairan salin normal (NS atau NaCl 0,9%) menunjukkan efektivitas yang mirip. Berdasarkan hasil meta analisis tahun 2024, penggunaan RL maupun NS tidak terlalu banyak perbedaannya dalam menurunkan angka kematian. Walaupun, penggunaan RL tampaknya dapat sedikit mengurangi waktu rawat inap daripada penggunaan NS.

Terkait keamanan, hasil meta analisis menunjukan RL mungkin dapat mengurangi risiko hipokalemia setelah koreksi intravena. Namun, penggunaan RL dibandingkan NS tidak berbeda dalam kebutuhan cairan intravena tambahan atau pengukuran biokimia lain, seperti kadar natrium, klorida, kalium, dan kreatinin. Selain itu, penggunaan RL tidak menurunkan risiko hiponatremia.

Berdasarkan bukti yang ada saat ini, Dokter dapat memilih Ringer laktat (RL) atau salin normal (NS) sebagai cairan rehidrasi sesuai ketersediaan cairan dan biaya medis di tempat masing-masing.

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi