Febrile neutropenia merupakan salah satu komplikasi dari kemoterapi pada pasien kanker. Febrile neutropenia adalah suatu keadaan munculnya demam saat terjadi neutropenia signifikan....(Baca Selengkapnya)

Efektivitas penggunaan asam traneksamat topikal melalui tampon hidung anterior pada pasien yang mengonsumsi antiplatelet telah diteliti. Terdapat beberapa penelitian yang mengevaluasi pengobatan...(Baca Selengkapnya)

Antibiotik sering diberikan sebelum pemasangan tampon anterior hidung pada pasien epistaksis, untuk mencegah infeksi akibat tampon berada di dalam hidung (in situ)....(Baca Selengkapnya)

Chemotherapy-induced peripheral neuropathy (CIPN) atau neuropati perifer terkait kemoterapi merupakan komplikasi yang sering muncul pada pengobatan dengan berbagai agen antikanker, misalnya cisplatin...(Baca Selengkapnya)

Kauterisasi, baik kimiawi ataupun dengan elektrokauter, dapat digunakan dalam tata laksana epistaksis. Epistaksis adalah kasus yang umum ditemukan. Diperkirakan 60% penduduk dunia...(Baca Selengkapnya)

Beberapa studi telah meneliti manfaat asam traneksamat dalam manajemen epistaksis. Epistaksis merupakan perdarahan dari rongga hidung yang umumnya diakibatkan oleh trauma atau...(Baca Selengkapnya)

Red flag atau tanda bahaya epistaksis penting dikenali untuk membedakan mana kondisi yang mengancam nyawa dan disebabkan oleh etiologi lebih serius. Red...(Baca Selengkapnya)

Efektivitas pemberian trombofilaksis untuk pasien kemoterapi masih diperdebatkan. Pasien kemoterapi memiliki risiko trombosis lebih tinggi, maka tromboprofilaksis sering diberikan. Namun, tindakan ini...(Baca Selengkapnya)

Imunoterapi kanker dengan Chimeric Antigen Receptor (CAR) sel T dalam beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan dengan pesat, terutama untuk kanker yang...(Baca Selengkapnya)

Peningkatan risiko harm kemoterapi pada lansia membuat pemberian kemoterapi pada lansia memerlukan pertimbangan khusus, baik terkait perlu tidaknya, maupun terkait pilihan regimen...(Baca Selengkapnya)