Antiseptik Nasal dan Oral dalam Menjaga Kesehatan Saluran Napas Atas

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan

Penggunaan antiseptik nasal dan oral dipercaya mampu mencegah infeksi dan menjaga kesehatan saluran napas atas, termasuk pada masa pandemi dan musim penghujan. Walaupun hanya bergejala ringan dan sebagian besar bersifat self-limited, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat mengganggu aktivitas dan menurunkan produktivitas penderita. Penyakit ini menjadi alasan tersering izin sakit dari pekerja atau pelajar.[1,2]

Oleh karena itu, diperlukan pencegahan ISPA yang efektif, di mana penggunaan antiseptik pada nasal dan oral menjadi salah satu metode yang dapat dilakukan. Penggunaan antiseptik nasal dengan iota-carrageenan dan antiseptik oral dengan povidone iodine diketahui bermanfaat dalam pencegahan infeksi. Selain itu, kedua antiseptik ini dapat ditoleransi dengan baik oleh mukosa saluran napas atas.[1,2]

Asian,Child,Girl,Gargling,With,An,Antiseptic,protect,Against,The,Coronavirus

Sekilas Mengenai Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan penyakit yang paling sering ditemui pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. ISPA berisiko terjadi pada pasien maupun klinisi.[1,2]

Definisi dan Penyebab ISPA

ISPA dapat didefinisikan sebagai peradangan dan iritasi pada saluran napas atas, tanpa disertai tanda pneumonia dan riwayat penyakit saluran napas lainnya. Berdasarkan lokasinya, ISPA meliputi rhinitis, rhinosinusitis, nasofaringitis, faringitis, epiglottitis, laringitis, trakeitis, dan laringotrakeitis.[1,2]

Sebagian besar ISPA disebabkan oleh virus, antara lain rhinovirus, coronavirus, adenovirus, dan coxsackievirus. Sementara itu, bakteri yang paling sering menyebabkan ISPA adalah Streptococcus pyogenes dan Streptococcus Grup A.[1,2]

Pemeriksaan dan Penanganan ISPA

Pasien dengan ISPA dapat mengeluhkan batuk, pilek, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, nyeri kepala, hingga demam. Pada sebagian besar kasus, diagnosis ISPA cukup ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.  Jarang dibutuhkan pemeriksaan penunjang , seperti darah lengkap, antigen, PCR, kultur, dan radiologi.[1,2]

Terapi home remedy sangat dianjurkan untuk pasien ISPA, seperti banyak minum cairan, kompres hangat, irigasi nasal, dan berkumur. Obat-obatan dapat diberikan untuk meredakan gejala, misalnya pemberian analgesik, antipiretik, dekongestan, dan mukolitik.[1-4]

Antihistamin umumnya digunakan untuk meredakan gejala gatal pada hidung dan bersin. Namun, golongan antihistamin generasi pertama memiliki efek sedasi yang lebih berat daripada generasi kedua. Beberapa literatur menyebutkan bahwa efek sedasi cetirizine lebih tinggi daripada loratadine.[5]

Antibiotika tidak efektif untuk mengobati ISPA viral, bahkan dapat berbahaya. Pemberian antibiotik pada ISPA hanya jika terbukti ada infeksi bakteri atau infeksi bakteri lain yang menyertai.[1]

Pengaruh Cuaca Terhadap Insidensi Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Iklim dan cuaca diketahui berkaitan dengan peningkatan insidensi ISPA. Studi oleh Hidayati et al mempelajari hubungan kondisi iklim dan konsentrasi partikel PM10 terhadap kejadian ISPA di Jakarta Barat. Studi ini menemukan bahwa peningkatan kasus ISPA berbanding lurus dengan konsentrasi partikel PM10. Namun, studi ini tidak menganalisis hubungan langsung suhu dan kelembaban udara terhadap kejadian ISPA.[6]

Studi lain oleh Lim et al, di Singapura, bertujuan untuk membentuk sistem forecasting kejadian ISPA berdasarkan data cuaca. Studi ini menemukan bahwa peningkatan rerata suhu berhubungan dengan penurunan angka ISPA. Peningkatan curah hujan dan kelembaban ditemukan berkaitan dengan peningkatan angka ISPA.[7]

Pencegahan Infeksi untuk Menjaga Kesehatan Saluran Napas Atas

Secara garis besar, upaya pencegahan ISPA dapat dibagi menjadi tiga, yaitu vaksinasi, menjaga jarak, dan personal hygiene. Vaksinasi yang dapat diberikan adalah vaksin pneumokokus dan vaksin Haemophilus influenzae-B.[1,2,8]

Menjaga jarak dalam pencegahan ISPA meliputi menghindari keramaian dan kontak  dengan orang berisiko tinggi mengalami infeksi. Perbaikan personal hygiene merupakan tindakan oleh setiap individu dengan usaha dan biaya yang minimal. Tindakan ini dapat berupa mencuci tangan, etika batuk, serta menjaga kebersihan saluran napas. Adapun kebersihan saluran napas dilakukan dengan menjaga kebersihan gigi, irigasi nasal, serta penggunaan antiseptik sebagai nasal spray dan/atau kumur.[1,2,8]

Peran Antiseptik Nasal dan Oral dalam Kesehatan Saluran Napas Atas

Penggunaan antiseptik terbukti dapat membantu memelihara kesehatan saluran napas atas. Penggunaan antiseptik pada saluran napas atas dapat dilakukan pada rongga hidung maupun mulut.

Antiseptik Nasal dengan Iota-Carrageenan

Iota-carrageenan merupakan polisakarida sulfat alami yang diekstrak dari alga merah. Senyawa ini memiliki potensi antimikroba, terutama terhadap virus, sehingga dapat digunakan sebagai antiseptik. Iota-carrageenan memiliki mekanisme aksi nonspesifik, di mana molekul bermuatan tinggi dari senyawa ini akan berikatan dengan permukaan virus dan mencegah adhesi protein pengikat dengan reseptor pada sel, sehingga fungsi internalisasi dan replikasi virus akan terhambat.[9]

Bichiri et al melakukan tinjauan sistemik terhadap 4 uji klinis yang meneliti penggunaan nasal spray mengandung iota-carrageenan pada anak-anak dan dewasa dengan gejala ringan pada tahap awal common cold, yang dibandingkan dengan penggunaan plasebo.[10]

Tinjauan ini menemukan bahwa penggunaan iota-carrageenan secara signifikan lebih efektif menurunkan viral load pada subjek penelitian bila dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, pada dua studi, ditemukan penggunaan antiseptik dapat menurunkan gejala common cold 1,8‒2,1 hari lebih cepat daripada kontrol.[10]

Antiseptik Oral dengan Povidone Iodine

Povidone iodine merupakan antiseptik yang paling umum dijumpai, dan telah digunakan dalam kontrol dan pencegahan infeksi selama lebih dari 60 tahun. Antiseptik ini diketahui memiliki efek antimikroba yang luas, termasuk pada bakteri gram-positif atau gram-negatif, bakteri pembentuk spora, mikobakterium, dan virus (enveloped maupun non-enveloped).[11]

Povidone iodine sebagai obat kumur (gargle) digunakan dengan konsentrasi 1%.[11]

Studi oleh Satomura et al, pada tahun 2005 terhadap 387 dewasa sehat, menemukan bahwa kebiasaan berkumur memiliki efikasi dalam pencegahan ISPA.[12]

Studi in vitro oleh Eggers et al juga menemukan bahwa kumur povidone iodine efektif terhadap Klebsiella pneumoniae, Streptococcus pneumoniae, MERS-CoV, influenza virus A (H1N1), dan rotavirus setelah paparan 15 detik.[13]

Keamanan Iota-Carrageenan dan Povidone Iodine terhadap Saluran Napas Atas

Penggunaan iota-carrageenan sebagai antiseptik nasal dan povidone iodine sebagai antiseptik oral terbukti dapat ditoleransi dengan baik oleh mukosa saluran napas. Tinjauan oleh Bichiri et al menemukan bahwa efek samping akibat penggunaan iota-carrageenan minimal dan dialami oleh sebagian kecil subjek penelitian, yaitu nyeri kepala, mulut kering, rasa panas pada hidung, dan malaise.[10]

Hal serupa ditemukan pada penggunaan kumur povidone iodine. Antiseptik ini dapat digunakan secara berkelanjutan selama 6 bulan pada rongga mulut. Tinjauan oleh Chopra et al menemukan bahwa povidone iodine tidak menyebabkan iritasi rongga mulut atau efek samping lainnya selama penggunaan 28 bulan.[15]

Meskipun povidone iodine dapat diserap dalam jumlah kecil melalui mukosa mulut, tidak ditemukan kelainan fungsi tiroid pada pengguna. Akan tetapi, povidone iodine sebaiknya tetap dihindari pada pasien hipertiroid, gangguan fungsi tiroid lainnya, kehamilan, dan menyusui.[15,16]

Kesimpulan

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat dicegah dengan menjaga kesehatan saluran napas atas menggunakan antiseptik sebagai nasal spray dan/atau kumur. Antiseptik yang digunakan untuk menjaga kesehatan saluran napas atas perlu memiliki sifat antimikroba yang luas, menyebabkan efek samping minimal, serta dapat ditoleransi dengan baik.

Antiseptik nasal spray iota-carrageenan dan obat kumur povidone iodine telah terbukti memiliki sifat antimikroba yang luas. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa iota-carrageenan dan povidone iodine dapat mengurangi risiko ISPA, dan juga mengurangi durasi gejala serta meningkatkan kecepatan clearance virus pada pasien.

Selain itu, kedua antiseptik ini memiliki efek samping minimal dan tolerabilitas yang baik terhadap mukosa saluran napas atas. Sifat antimikroba dan tolerabilitas inilah yang menyebabkan iota-carrageenan dan povidone iodine menjadi antiseptik ideal untuk membantu menjaga kesehatan saluran napas atas, terutama pada musim yang berkaitan dengan peningkatan insidensi ISPA.

Referensi