Akurasi Diagnostik USG vs Pencitraan Radiografi pada Anak dengan Fraktur Lengan Bawah – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan

Diagnostic Accuracy of Point-of-care Ultrasound Versus Radiographic Imaging for Pediatric Distal Forearm Fractures: A Randomized Controlled Trial

Snelling PJ, et al. Annals of Emergency Medicine. 2024; 83(3):198-207. doi: 10.1016/j.annemergmed.2023.10.008.

studiberkelas

Abstrak

Latar Belakang: Pada anak berusia 5 hingga 15 tahun dengan cedera distal nondeformasi pada lengan bawah yang datang ke unit gawat darurat (UGD), peneliti memeriksa apakah ultrasonografi (USG) memiliki akurasi diagnostik yang lebih baik jika dibandingkan dengan pencitraan radiografi, dengan referensi diagnosis ditentukan oleh tinjauan dari panel ahli.

Metode: Uji coba multisenter, label terbuka dan diagnostik acak terkontrol ini dilakukan di Queensland Tenggara, Australia. Pasien yang memenuhi syarat diacak untuk menerima skrining awal berupa USG atau pencitraan radiografi yang dilakukan oleh dokter UGD atau radiografer. Pencitraan didefinisikan sebagai “tidak fraktur”, “fraktur torus” atau “fraktur lainnya” oleh dokter yang merawat.

Luaran utama yang diukur adalah akurasi diagnostik dari interpretasi dokter yang merawat dibandingkan dengan standar referensi diagnosis, ditentukan secara retrospektif oleh panel ahli yang terdiri dari dokter UGD fellowship pediatri, ahli radiologi pediatri, dan ahli bedah ortopedi pediatri.

Hasil: Sebanyak 270 peserta terdaftar, dengan 135 diacak untuk setiap modalitas pencitraan awal. Terdapat masing-masing 132 (97,8%) dan 112 (83%) partisipan yang didiagnosis dengan benar oleh dokter UGD pada kelompok USG dan pencitraan radiografi.

USG memiliki akurasi yang lebih baik pada partisipan dengan fraktur “torus” (AD 18,5%) dan fraktur “lainnya” (AD 17,1%). Tidak ada fraktur klinis yang terlewatkan pada kedua kelompok.

Kesimpulan: Pada anak dan remaja yang datang ke UGD dengan cedera lengan bawah distal yang secara klinis tidak mengalami deformasi, USG yang dilakukan oleh dokter lebih akurat mengidentifikasi diagnosis dibandingkan pencitraan radiografi.

Asian,Girl,Treatment,In,Hospital,Lying,On,The,Bed,Hurting

Ulasan Alomedika

Jurnal ini meneliti tentang akurasi diagnostik USG dibandingkan dengan pencitraan radiografi untuk menegakkan diagnosis fraktur distal lengan bawah pada anak. Pencitraan radiografi sering digunakan untuk menegakkan diagnosis dan sering dianggap sebagai baku emas. Namun, saat ini pemeriksaan USG sudah sering digunakan, terutama pada fasilitas kesehatan yang belum memiliki pencitraan radiografi. USG juga diyakini memiliki tingkat diagnostik yang baik untuk penilaian awal pada absence fracture dan buckle fracture.

Ulasan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan uji coba terkontrol, acak, open-label yang dilakukan bulan September 2020 hingga November 2021. Penelitian diadakan di 4 fasilitas kesehatan di Queensland Tenggara, Australia, yaitu pada 1 rumah sakit tersier, 2 rumah sakit pendidikan yang memiliki pelayanan khusus pediatri di UGD, dan 1 rumah sakit umum tanpa pelayanan khusus pediatri.

Subjek Studi:

Penelitian ini melibatkan dokter UGD dan spesialis ortopedi yang bekerja di masing–masing rumah sakit yang berpartisipasi dan dijalankan secara paralel. Adapun kriteria anak mencakup usia 5 hingga 15 tahun yang datang ke UGD dengan dugaan fraktur distal nondeformasi pada lengan bawah.

Kriteria eksklusi yaitu angulasi atau deformitas yang jelas, cedera > 48 jam, fraktur terbuka, penyakit tulang yang telah diketahui sebelumnya, cedera tambahan yang memerlukan pencitraan (2/3 proksimal lengan bawah), atau ketidakmampuan untuk memeriksa anak secara klinis akibat adanya gangguan perilaku.

Pengambilan Sampel:

Pengambilan sampel dilakukan selama shift jaga yaitu jam 7 pagi hingga 10 malam dan dapat dilakukan oleh dokter UGD, perawat, maupun fisioterapi. Segala tindakan yang dilakukan telah disetujui dengan terlebih dahulu menandatangani informed consent. Sampel kemudian diacak untuk menentukan modalitas pemeriksaan yang akan diberikan, yaitu USG atau pencitraan radiografi.

Pemeriksaan USG dilakukan oleh dokter UGD yang telah mengikuti pelatihan selama 2 jam dan memiliki referensi buku terkait berbagai gambaran fraktur. Sementara itu, pencitraan radiografi juga dilakukan oleh dokter UGD yang dapat dibantu oleh radiografer atau dokter ortopedi sesuai kebutuhan.

Peninjauan Hasil:

Kedua hasil pemeriksaan tersebut disimpulkan dalam 3 kategori yaitu “tidak ada fraktur”, “fraktur torus” atau “fraktur lainnya”. Hasil yang didapatkan kemudian dilakukan investigasi lebih lanjut oleh panel ahli yang terdiri dari ahli radiologi pediatri, ahli bedah ortopedi pediatri, dan dokter UGD yang memiliki pelatihan fellowship pediatri.

Setiap anggota panel ahli secara independen meninjau pencitraan awal yang telah dilakukan dimana setiap anggota panel tidak mengetahui diagnosis dari ahli panel yang lain. Konsensus diagnostik tercapai apabila setiap anggota panel memiliki kesepakatan yang sama. Apabila konsensus tidak tercapai, diperlukan diskusi lebih lanjut melalui konferensi video untuk mencapai kesepakatan.

Ulasan Hasil Penelitian

Studi ini melibatkan 583 pasien yang dicurigai mengalami fraktur distal lengan bawah. Dari jumlah tersebut, 270 peserta diacak, dengan 135 subjek pada masing-masing kelompok. Para peserta kemudian dievaluasi oleh panel ahli. Dari 270 peserta, panel ahli menetapkan bahwa 84 (31,1%) tidak mengalami fraktur, 106 (39,3%) mengalami fraktur jenis "buckle", dan 80 (29,6%) mengalami fraktur jenis lainnya.

Hasil utama menunjukkan bahwa pemindaian ultrasonografi memiliki kesesuaian yang lebih tinggi (97,8%) daripada pemindaian radiografi (83%) terhadap diagnosis panel ahli dalam mendeteksi fraktur distal lengan bawah pada anak. Analisis statistik menunjukkan bahwa interpretasi klinisi menggunakan ultrasonografi di tempat pelayanan darurat memiliki sensitivitas yang setara (100% vs 97,8%) dan spesifisitas yang lebih tinggi (97,9% vs 79,5%) dibandingkan dengan pencitraan radiografi.

Kelebihan Penelitian

Studi BUCKLED (Bedside Ultrasound Conducted in Kids with distal upper limb fractures in the Emergency Department), adalah uji coba acak terkontrol terbuka yang dilakukan antara September 2020 dan November 2021 di 4 fasilitas kesehatan di Queensland Tenggara, Australia. Desain studi ini memungkinkan peneliti untuk membandingkan keakuratan diagnosis fraktur distal lengan bawah pada anak antara pemindaian ultrasonografi di unit gawat darurat (UGD) dan pemindaian radiografi.

Keunggulan lain studi ini adalah dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit pediatrik besar, rumah sakit akademik besar dengan area perawatan pediatrik khusus di UGD, dan rumah sakit tanpa area perawatan pediatrik khusus. Selain itu, studi ini didaftarkan secara resmi dan dilaporkan sesuai dengan pedoman Consolidated Standards of Reporting Trials (CONSORT).

Metode pemilihan peserta studi dan randomisasi yang digunakan memastikan bahwa partisipan terbagi secara merata antara kelompok percobaan. Selain itu, hasil yang diberikan oleh penelitian ini juga memiliki makna signifikan dalam pengelolaan pasien di lingkungan UGD dengan memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan akurat, yang pada gilirannya dapat mengarah pada manajemen yang lebih efektif dan tepat waktu.

Limitasi penelitian

Waktu dan tempat pengambilan sampel hanya dilakukan pada saat tenaga kesehatan terlatih sedang menjalani shift jaga, sehingga mungkin terdapat beberapa kasus yang terlewatkan. Penggunaan USG juga sangat operator-dependent sehingga akurasi diagnosis bisa berbeda-beda tergantung dengan siapa yang melakukan pemeriksaan.

Selain itu, meskipun telah ada upaya untuk mengurangi bias dengan melakukan randomisasi dan memperhatikan konsistensi manajemen antara kelompok, tetap ada potensi untuk bias pengamat atau penafsiran yang dapat mempengaruhi hasil studi. Panel ahli yang menilai diagnosis akhir juga tidak dapat sepenuhnya dianggap sebagai baku emas, karena diagnosis mereka juga bergantung pada interpretasi dari gambaran klinis dan hasil pemindaian tambahan yang mungkin tidak selalu tersedia di semua kasus.

Aplikasi Penelitian di Indonesia

Di Indonesia, kasus trauma, termasuk fraktur pada anak, sering ditemukan di praktik klinis. Pada beberapa daerah atau fasilitas kesehatan, layanan pencitraan radiografi mungkin tidak tersedia sehingga USG dapat dijadikan alternatif pemeriksaan yang mumpuni.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa USG memiliki akurasi diagnostik yang baik untuk kasus fraktur lengan bawah pada anak, sehingga penggunaannya dapat diterapkan di Indonesia. Meski demikian, perlu diingat bahwa hasil pemeriksaan USG sangat tergantung pada tingkat keterampilan operator.

Referensi