Vonoprazan vs PPI pada Ulkus Peptikum/Gastritis akibat Infeksi H.Pylori

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla

Vonoprazan adalah obat golongan penekan asam lambung baru yang dinilai berpotensi untuk mengobati gastritis dan ulkus peptikum akibat infeksi Helicobacter pyloriRegimen triple therapy yaitu kombinasi dua antibiotik dengan proton pump inhibitor (PPI), merupakan terapi yang diberikan untuk mengatasi infeksi H. pylori pada gastritis dan ulkus peptikum.[1,3-5]

Vonoprazan memiliki waktu paruh yang lebih lama di dalam darah dan memiliki sifat yang lebih stabil dalam suasana asam dibandingkan dengan PPI sehingga diharapkan dapat menjadi strategi farmakoterapi yang lebih efektif untuk mengobati ulkus peptikum dan gastritis akibat infeksi H. pylori.[1,3-6]

VonoprazanvsPPIpadaGastritis

Vonoprazan versus PPI pada Regimen Eradikasi H. pylori Lini Pertama 

Beberapa penelitian yang membandingkan efikasi dan tingkat eradikasi H. pylori pada triple therapy regimen lini pertama berbasis vonoprazan dan regimen berbasis PPI. Adapun triple therapy lini pertama yang digunakan saat ini adalah kombinasi PPI dengan dua antibiotik yaitu klaritromisin (CAM) dan amoksisilin.[3,7-9,11]

Uji Acak Terkontrol oleh Sue et al Tahun 2017

Sue et al melakukan uji coba acak terkontrol dengan label terbuka dan prospektif pada 146 pasien yang terinfeksi oleh H. pylori untuk mengevaluasi efikasi tingkat eradikasi H.pylori pada triple therapy lini pertama yang berbasis vonoprazan (V-AC) dan PPI (PPI-AC).[8]

Rentan terhadap Klaritromisin:

Pada pasien yang rentan terhadap CAM, dibagi 2 kelompok perlakuan yaitu, kelompok triple therapy V-AC (vonoprazan 20 mg, amoksisilin 750 mg, dan klaritromisin 200 atau 400 mg) atau kelompok triple therapy PPI-AC (lansoprazole 30 mg/rabeprazole 10 mg/esomeprazole 20 mg; amoksisilin 750 mg; dan klaritromisin 200 atau 400 mg).[8]

Pada hasil studi, tingkat eradikasi pada kelompok V-AC dibandingkan kelompok PPI-AC adalah 87,3% vs 76,5% (p = 0,21) pada analisis populasi intention-to-treat (ITT) dan 88,9% vs 86,7% (p = 0,77) pada analisis populasi per protocol (PP).[8]

Dalam studi ini, hasil tingkat eradikasi baik kelompok V-AC dan kelompok PPI-AC pada kelompok rentan CAM sama-sama dibawah 90%, sehingga regimen V-AC sebagai terapi lini pertama untuk kasus infeksi H. pylori yang rentan CAM dinilai tidak ideal untuk diberikan.[8]

Resisten terhadap Klaritromisin:

Pasien terinfeksi H.pylori yang resisten terhadap CAM menerima triple therapy V-AC dan didapatkan tingkat eradikasi pada pasien terinfeksi H.pylori yang resisten terhadap CAM yang menerima triple therapy V-AC adalah sebesar 82,9%.[8]

Tingkat eradikasi pada triple therapy V-AC untuk pasien terinfeksi H. pylori yang resisten terhadap CAM mungkin dapat menunjukkan potensi yang baik setelah penyesuaian dosis, interval, dan durasi pemberian terapi.[8]

Meta-Analisis oleh Dong et al Tahun 2017

Studi meta-analisis oleh Dong et al menilai efikasi dan tingkat eradikasi H. pylori pada regimen lini pertama berbasis vonoprazan dibandingkan PPI untuk infeksi H.pylori. Studi ini melibatkan 12 uji acak terkontrol dan 2 uji acak tidak terkontrol dengan jumlah peserta studi 14.636 pasien.[9] 

Pada hasil studi, didapatkan tingkat eradikasi H. pylori antara kelompok regimen berbasis vonoprazan dengan PPI adalah  85,1% vs 68%  (p < 0,0001) pada analisis populasi intention-to-treat (ITT) dan 89% vs 74,2%  (p < 0,0001) pada analisis populasi per protocol (PP).[9]

Hasil subanalisis menunjukkan tingkat eradikasi H. pylori antara kelompok regimen berbasis vonoprazan dengan PPI adalah  81,5% vs 40,9%  (p < 0,0001) pada pasien yang rentan terhadap CAM dan 94,8% vs 89,6% (p = 0,006) pada pasien yang resisten terhadap CAM.[9]

Hasil studi meta-analisis ini melaporkan bahwa regimen lini pertama berbasis vonoprazan untuk infeksi H. pylori lebih unggul dibandingkan dengan regimen berbasis PPI, meskipun sebagian besar laporan studi penelitian pada meta-analisis ini memiliki tingkat bukti yang rendah (low levels of evidence).[9]

Meta Analisis oleh Lyu et al Tahun 2019

Meta-analisis oleh Lyu et al pada tahun 2019 mengikutsertakan 3 uji acak terkontrol dengan 897 pasien yang mengalami ulkus peptikum akibat infeksi H. pylori. Pasien kemudian dibagi menjadi 2 kelompok dan diberikan intervensi antara triple therapy berbasis vonoprazan atau triple therapy berbasis PPI.[3]

Efikasi Triple Therapy Berbasis Vonoprozan vs PPI:

Hasil dari meta-analisis tersebut menunjukkan bahwa tingkat eradikasi H. pylori pada kelompok yang menerima triple therapy berbasis vonoprazan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok penerima triple therapy berbasis PPI, yaitu 91,4% vs 74,8%; odd ratio (OR) 3,68; dan 95% confidence interval (CI) [1,87-7,36]; P<0,05; I2=46% pada analisis  populasi ITT dan  92,6% vs 76,4%; OR 3,55; dan 95% CI [1,46-8,66]; P<0,05; I2=61% pada analisis populasi PP.[3] 

Meski demikian terdapat 1 studi yang dinilai memiliki risiko bias yang tinggi dan tingkat heterogenitas moderat-tinggi dan status resistensi terhadap klaritromisin bervariasi.[3,6]

Keamanan Triple Therapy Berbasis Vonoprazan vs PPI:

Studi tinjauan meta-analisis ini juga melaporkan bahwa insiden efek samping pada triple therapy berbasis vonoprazan lebih rendah dibandingkan dengan triple therapy berbasis PPI yaitu sebesar 32,7% vs 40,5%; dengan OR 0,71;  CI: 95% P<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa triple therapy berbasis vonoprazan dapat ditoleransi dengan baik dibandingkan dengan triple therapy berbasis PPI.[3,6]

Vonoprazan versus PPI pada Regimen Eradikasi H. pylori Lini Kedua 

Regimen lini kedua yang digunakan untuk eradikasi H. pylori adalah kombinasi PPI dengan dua antibiotik yaitu amoksisilin dan metronidazole. Beberapa studi penelitian membandingkan regimen lini kedua berbasis vonoprazan dengan regimen berbasis PPI.[1,7-9,11]

Meta-Analisis oleh Dong et al Tahun 2017

Dong et al juga melibatkan 6 studi yang memiliki data tingkat eradikasi pada regimen lini kedua berbasis vonoprazan dan PPI. Berdasarkan analisis populasi ITT, tingkat eradikasi H.pylori tidak berbeda antara kedua kelompok yaitu 83,4% vs 81,2% dengan P = 0,79, OR 1,04 95% CI 0,77-1,42. Sementara itu, hasil analisis pada populasi PP, tingkat eradikasi pada kelompok berbasis vonoprazan sebanding dengan kelompok PPI yaitu 89,3% vs 90,1%, dengan P = 0,06.[9]

Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kedua regimen pada lini kedua eradikasi infeksi H.pylori mungkin disebabkan oleh efikasi agen penghambat asam tidak mempengaruhi keberhasilan terapi dengan regimen yang menggunakan metronidazole; penghambat asam mungkin memiliki peran penting apabila menggunakan klaritromisin dalam regimen.[9

Studi Retrospektif oleh Ohtaka et al Tahun 2018

Studi tunggal retrospektif oleh Masahiko et al melibatkan 738 pasien dalam menganalisa tingkat keberhasilan eradikasi H.pylori dengan metronidazole triple therapy regimen lini kedua berbasis vonoprazan dan PPI. Tingkat eradikasi H.pylori pada kelompok regimen berbasis vonoprazan dibandingkan PPI adalah 79,9 vs 83,6% pada analisis populasi ITT dan 92,4% vs 93,3% pada analisis populasi PP.[7]

Tingkat kejadian adverse events secara keseluruhan untuk regimen lini kedua berbasis vonoprazan dan berbasis PPI adalah 5,1% (dengan 95%CI, 3,1-8,4; 14/274) dan 2,6% (dengan 95%CI, 1,5-4,5; 12/464).[7]

Efek samping yang timbul dengan insiden terbanyak pada triple therapy berbasis vonoprazan maupun PPI adalah diare (0,9-2,9%) dan ruam kulit (0,6-1,1%). Semua efek samping yang timbul akibat penggunaan regimen lini kedua tersebut dapat teratasi secara spontan tanpa membutuhkan pengobatan lain. 

Studi oleh Ohtaka et al menunjukkan bahwa efikasi dan tolerabilitas triple therapy berbasis vonoprazan setara dengan regimen berbasis PPI untuk terapi lini kedua pada infeksi H. pylori. Meski demikian, studi ini tidak mempertimbangkan faktor resistensi klaritromisin dan metronidazole yang memiliki korelasi terhadap keberhasilan terapi eradikasi H. pylori.[7]

Tinjauan Sistematis dan Meta Analisis oleh Shinozaki et al Tahun 2021

Satoshi et al meneliti 16 studi observasional yang membandingkan tingkat eradikasi H. pylori pada regimen berbasis vonoprazan dibandingkan regimen lini kedua berbasis PPI.[1]

Hasil tinjauan kuantitatif tersebut menunjukkan bahwa regimen berbasis vonoprazan memiliki tingkat keberhasilan eradikasi H. pylori yang lebih tinggi dibandingkan regimen lini kedua berbasis PPI, yaitu 91% vs 88% dengan OR 1,51, 95% CI 1,27-1,81, P <0,001; I2=0%.[1]

Studi ini juga melaporkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada insiden efek samping yang timbul pada penggunaan dua regimen obat tersebut (OR 0,88; CI 95%, P=0,53). Adapun efek samping yang timbul adalah diare, feses lunak, nausea, dan ruam.[1] 

Vonoprazan versus PPI pada Regimen Eradikasi H. pylori Lini Ketiga

Triple therapy regimen eradikasi H.pylori lini ketiga diberikan kepada pasien yang gagal terapi lini pertama dan terapi lini kedua. Belum banyak penelitian mengenai perbandingan efikasi dan keamanan regimen lini ketiga berbasis vonoprazan dengan PPI untuk eradikasi H. pylori.[10]

Uji Prospektif Acak oleh Sue et al Tahun 2019  

Studi yang dilakukan oleh Sue et al merupakan uji prospektif acak untuk menganalisa efikasi regimen triple therapy lini ketiga berbasis vonoprazan dan PPI. Terapi eradikasi H.pylori lini ketiga di Jepang terdiri atas kombinasi PPI dengan dua antibiotik yaitu amoxicillin dan sitafloxacin.[10]

Uji prospektif acak ini melibatkan 63 pasien yang positif terinfeksi H. pylori. Pasien diacak dan terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penerima triple therapy V-AS (vonoprazan 20 mg, amoksisilin 750 mg, dan sitafloxacin 100 mg) atau kelompok penerima triple therapy PPI-AS (esomeprazole 20 mg/rabeprazole 10/lansoprazole 30 mg; amoksisilin 750 mg; dan sitafloxacin 100 mg), yang sama-sama dikonsumsi 2 kali/hari selama 7 hari.[10]

Hasil dari uji prospektif acak ini menunjukkan tingkat eradikasi H. pylori pada kelompok regimen V-AS dibandingkan kelompok PPI-AS adalah 75,8% (95% CI: 57,7-88,9%) vs 53,3% (95% CI: 34,3-71,7%) pada analisis populasi ITT dengan P = 0,071.[10]

Sementara pada analisis populasi PP, tingkat eradikasi adalah 83,3% (95% CI: 65,3-94,4%) pada kelompok V-AS dan 57,1% (95% CI: 37,2-75,5%) pada kelompok PPI-AS dengan P = 0,043.[10]

Berdasarkan studi ini, tingkat eradikasi H. pylori pada regimen V-AS secara signifikan lebih tinggi dibandingkan regimen PPI-AS pada analisis populasi PP. Selain itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam insiden efek samping yang terlihat antara regimen berbasis vonoprazan dan regimen berbasis PPI.[10]

Kesimpulan

Beberapa studi telah dilakukan untuk menilai efikasi vonoprazan dalam eradikasi H. pylori dibandingkan dengan PPI. Pada studi-studi yang menganalisa penggunaan vonoprazan dalam terapi regimen lini pertama, ditemukan bahwa vonoprazan mungkin memiliki efikasi yang lebih tinggi dibandingkan regimen berbasis PPI dalam eradikasi H.pylori. 

Namun, hasil didapatkan dari penelitian-penelitian yang memiliki tingkat bukti rendah, heterogenitas moderat-tinggi, dan/atau risiko bias. Selain itu, beberapa meta-analisis tidak membedakan antara kelompok yang rentan atau resisten klaritromisin. 

Pada beberapa studi mengenai regimen lini kedua, hasil tingkat eradikasi pada kelompok vonoprazan dibandingkan dengan PPI tidak memiliki perbandingan yang signifikan. Sedangkan suatu meta-analisis menilai bahwa regimen lini kedua berbasis vonoprazan memiliki tingkat eradikasi yang lebih tinggi dibandingkan regimen berbasis PPI; tetapi meta analisis ini hanya melibatkan studi-studi observasional. 

Penelitian mengenai regimen lini ketiga berbasis vonoprazan masih sedikit, dimana sebuah studi dengan jumlah sampel kecil menemukan vonoprazan memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan PPI. Untuk itu, studi lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan kualitas bukti yang lebih baik diperlukan untuk menganalisis perbandingan antara efikasi penggunaan regimen triple therapy berbasis vonoprazan dengan triple therapy berbasis PPI pada semua lini regimen sebagai terapi infeksi H. pylori

Dari segi keamanan, regimen berbasis vonoprazan dan PPI memiliki keamanan yang setara; efek samping yang paling sering ditemukan adalah gejala gastrointestinal, seperti diare, feses lunak, dan nausea. Ruam juga merupakan efek samping yang sering dilaporkan.

Referensi