Ubrogepant untuk Terapi Migraine Akut

Oleh :
dr. Andriani Putri Bestari, Sp.S

Ubrogepant merupakan antagonis reseptor calcitonin gene-related peptide atau CGRP yang digunakan untuk terapi migraine atau migren akut. Obat ini telah disetujui oleh FDA sebagai obat pertama dari kelas antagonis reseptor CGRP oral yang bisa dipakai untuk terapi migraine dengan aura ataupun tanpa aura.[1,2]

Migraine memiliki prevalensi sekitar 15% pada populasi umum. Migraine merupakan kelainan neurologis tersering kedua berdasarkan Global Burden of Disease Study di seluruh dunia. Migraine dapat mengganggu dan mengurangi produktivitas pasien.[1]

Asian,Woman,Feeling,Unwell,Suffering,From,Headache,Migraine,Touching,Forehead

Calcitonin gene-related peptide atau CGRP merupakan molekul yang banyak berperan dalam patofisiologi migraine. Terapi yang menarget CGRP atau reseptornya akhir-akhir ini banyak dikembangkan sebagai terapi abortif maupun terapi profilaksis migraine. Ubrogepant merupakan salah satu antagonis reseptor CGRP oral yang efikasi dan profil keamanannya sedang banyak diteliti.[2]

Mekanisme Kerja dan Cara Pemberian Ubrogepant untuk Terapi Migraine Akut

CGRP berperan penting dalam patofisiologi migraine, yakni dengan mengatur transmisi informasi nosiseptif, memodulasi vasodilatasi, dan menyebabkan inflamasi neurogenik. Ubrogepant adalah antagonis reseptor CGRP yang memiliki bentuk molekul yang kecil dan dapat memblokir proses ini, sehingga dapat mengatasi migraine.[3,4]

Ubrogepant mencapai konsentrasi puncak plasma dalam 1,5 jam setelah konsumsi. Obat ini akan dimetabolisme oleh sitokrom P450 3A4 (CYP31A4). Eliminasi half-life ubrogepant adalah sekitar 5–7 jam. Ubrogepant diekskresi melalui sistem bilier, fekal (mayoritas), dan ginjal (minoritas).[3,4]

Dosis yang tersedia adalah tablet 50 mg dan 100 mg, yang bisa diberikan ulang setelah ≥2 jam jika perlu. Dosis maksimal yang diperbolehkan adalah 200 mg dalam 24 jam. Penyesuaian dosis diperlukan pada pasien yang juga menggunakan obat golongan inhibitor CYP3A4 dan pasien dengan gangguan ginjal dan hepar.[3,4]

Bukti Efektivitas dan Keamanan Ubrogepant untuk Terapi Migraine Akut

Berbagai uji klinis telah dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan profil keamanan ubrogepant untuk terapi migraine akut.

Studi Dodick, et al.

Dodick, et al. melakukan uji klinis acak untuk membandingkan ubrogepant dan plasebo. Uji klinis ini mengevaluasi efikasi dan efek samping ubrogepant pada pasien-pasien yang mengalami serangan migraine (studi ACHIEVE I).[5]

Studi melibatkan 1.672 pasien, dengan pembagian 559 pasien mendapatkan plasebo, 556 pasien mendapatkan ubrogepant 50 mg, dan 557 pasien mendapatkan ubrogepant 100 mg. Kebebasan dari nyeri setelah 2 jam didapatkan pada 11,8% kelompok plasebo, 19,2% kelompok ubrogepant 50 mg (p<0,002), dan 21,2% kelompok ubrogepant 100 mg (p<0,001). Kebebasan dari gejala penyerta migraine setelah 2 jam juga didapatkan lebih tinggi secara signifikan pada kelompok ubrogepant 50 mg dan 100 mg.[5]

Efek samping dalam 48 jam setelah terapi awal dan/atau dosis kedua yang opsional didapatkan pada 9,4% kelompok plasebo, 12,8% kelompok ubrogepant 50 mg, dan 16,3% kelompok ubrogepant 100 mg. Efek samping yang banyak ditemukan adalah mual, rasa mengantuk, dan mulut kering. Efek samping yang serius setelah 30 hari adalah appendicitis, abortus spontan, efusi perikard, dan kejang.[5]

Studi ini menyimpulkan bahwa efikasi ubrogepant dalam mengatasi nyeri dan gejala penyerta migraine baik, tetapi studi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keamanan ubrogepant bila dibandingkan dengan terapi serangan migraine lainnya.[5]

Studi Lipton, et al.

Lipton, et al. melanjutkan uji klinis acak untuk membandingkan ubrogepant 25 mg atau 50 mg dengan plasebo. Pasien yang dipelajari mengalami serangan migraine sedang dan berat (studi ACHIEVE II).[6]

Kesembuhan dari nyeri setelah 2 jam didapatkan pada 21,8% kelompok ubrogepant 50 mg, 20,7% kelompok ubrogepant 25 mg, dan 14,3% kelompok plasebo. Hilangnya gejala penyerta migraine setelah 2 jam didapatkan pada 38,9% kelompok ubrogepant 50 mg, 24,1% kelompok ubrogepant 25 mg, dan 27,4% kelompok plasebo.[6]

Efek samping yang paling banyak ditemukan baik dengan dosis 25 mg ataupun 50 mg adalah mual dan pusing. Studi ini menyimpulkan bahwa dengan dosis ringan dan sedang, ubrogepant dapat mengatasi nyeri migraine dan gejala penyertanya setelah 2 jam pemberian. Namun, studi lanjutan diperlukan untuk membandingkan efikasi ubrogepant dengan terapi standar migraine lainnya dan juga untuk mengevaluasi keamanan jangka panjang ubrogepant sebagai terapi serangan migraine.[6]

Studi Hutchinson, et al.

Studi post hoc dari uji klinis ACHIEVE I dan II dilakukan oleh Hutchinson, et al. untuk menganalisis efikasi dan profil keamanan ubrogepant sebagai terapi abortif serangan migraine akut. Data yang diolah kembali adalah data dari kelompok ubrogepant 50 mg dan plasebo yang digunakan pada kedua uji klinis tersebut.[7]

Kesembuhan dari nyeri setelah 2 jam pemberian obat didapatkan pada 13% kelompok plasebo dan 20,5% kelompok ubrogepant 50 mg (p<0,001). Hilangnya gejala penyerta yang mengganggu setelah 2 jam didapatkan pada 27,6% kelompok plasebo dan 38,7% kelompok ubrogepant 50 mg (p<0,001).[7]

Kejadian efek samping tidak banyak berbeda antara kelompok plasebo dan ubrogepant 50 mg (11,5% vs 11,2%) dengan efek samping tersering berupa mual. Efek samping serius yang berkaitan dengan terapi tidak ditemukan dan tidak ada penghentian obat karena efek samping. Studi ini mendukung bahwa ubrogepant merupakan terapi yang efektif, aman, dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien migraine.[7]

Studi Goadsby, et al.

Goadsby, et al. juga melakukan analisis lanjutan dari data studi ACHIEVE I dan II. Mereka meneliti evolusi kesembuhan pada terapi ubrogepant. Kesembuhan nyeri dalam 1 jam pertama didapatkan pada 43% kelompok ubrogepant 50 mg vs 37% kelompok plasebo. Hilangnya gejala penyerta yang mengganggu didapatkan dalam 1,5 jam pada 28% kelompok ubrogepant 50 mg vs 22% kelompok plasebo.[8]

Keampuhan ubrogepant ini tampak bertahan setelah 2–48 jam pemberian. Pada studi famakokinetik, tampak bahwa konsentrasi plasma maksimal bisa dicapai dalam 1 jam, dengan konsentrasi aktif yang tercapai dalam 11 menit. Konsentrasi bertahan >90% konsentrasi efektif selama 12 jam.[8]

Studi Lipton, et al.

Uji klinis acak oleh Lipton, et al. membandingkan ubrogepant dengan terapi standar untuk serangan migraine ringan, sedang, atau berat selama 52 minggu. Studi ini melibatkan 808 partisipan yang melaporkan 19.291 serangan migraine selama durasi penelitian.[9]

Dengan dosis 50 mg, hilangnya nyeri setelah 2 jam didapatkan pada 47,1% kelompok serangan ringan dan 23,6% kelompok serangan sedang atau berat. Sementara itu, dengan dosis 100 mg, hilangnya nyeri setelah 2 jam didapatkan pada 55,3% kelompok serangan ringan dan 26,1% kelompok serangan sedang atau berat.[9]

Hilangnya gejala fonofobia, fotofobia, dan mual setelah 2 jam juga didapatkan lebih tinggi pada kelompok serangan ringan daripada kelompok serangan sedang atau berat. Studi ini menyimpulkan bahwa 2 jam setelah terapi ubrogepant, kebebasan dari nyeri dan kebebasan dari gejala penyerta lebih banyak didapatkan pada serangan migraine yang bersifat ringan.[9]

Studi Chiang, et al.

Chiang, et al. mempelajari efikasi dan keamanan ubrogepant sebagai terapi serangan migraine dalam studi kohort post-market yang diharapkan bisa menggambarkan kondisi sesungguhnya. Pasien yang diberikan ubrogepant dihubungi kembali untuk menjawab beberapa pertanyaan terstandar. Sebanyak 106 pasien menjawab wawancara. Migraine kronis mendominasi populasi pasien yang menjawab kuesioner (86,8%).[10]

Kesembuhan total dari nyeri setelah 2 jam didapatkan pada 19% pasien. Sementara  itu, pengurangan nyeri pada 75% serangan (dari sedang/berat menjadi ringan/tidak nyeri) didapatkan pada 47,6% pasien. Sebanyak 31,3% pasien merasa sangat puas dengan terapi ubrogepant.[10]

Efek samping terjadi pada 39,6% pasien. Efek samping yang banyak dilaporkan adalah kelelahan, mulut kering, mual, muntah, konstipasi, dan pusing. Studi ini mengonfirmasi bahwa efikasi ubrogepant sebagai terapi serangan migraine akut cukup baik. Namun, proporsi kejadian efek samping lebih tinggi daripada hasil dari uji klinis sebelumnya. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menilai keamanan jangka panjang ubrogepant.[10]

Kesimpulan

Ubrogepant merupakan antagonis reseptor calcitonin gene-related peptide (CGRP) oral yang baru disetujui oleh FDA sebagai terapi serangan migraine akut. Berdasarkan hasil uji klinis yang ada, terutama hasil studi ACHIEVE I dan ACHIEVE II, proporsi pasien yang mengalami kesembuhan nyeri dan kesembuhan gejala penyerta migraine setelah pemberian ubrogepant lebih tinggi daripada setelah pemberian plasebo.

Ubrogepant dinilai dapat menjadi terapi yang efektif untuk penderita serangan migraine akut. Namun, uji klinis lebih lanjut yang membandingkan ubrogepant dengan terapi lain dan tidak hanya membandingkan ubrogepant dengan plasebo masih diperlukan.

Ubrogepant juga dilaporkan dapat ditoleransi dengan cukup baik oleh pasien. Namun, saat ini mayoritas data hanya melaporkan efek samping jangka pendek, seperti rasa mengantuk, mulut kering, mual, dan muntah. Studi lebih lanjut untuk mengetahui keamanan jangka panjang ubrogepant masih diperlukan.

Referensi