Pedoman Klinis USG Toraks
USG (ultrasonografi) toraks merupakan pemeriksaan pencitraan noninvasif untuk menilai kelainan pleura, parenkim paru, diafragma, serta tulang costae/iga dan sternum. Pemeriksaan USG toraks mudah didapat dan dilakukan, serta murah dan aman. Beberapa pedoman klinis dari prosedur USG toraks adalah:
- USG toraks digunakan sebagai alat diagnostik pada pasien dewasa dengan penyakit dispnea akut, penyakit paru obstruktif, infeksi paru, massa paru, gangguan fungsi diafragma, efusi pleura, dan trauma toraks seperti pneumotoraks atau hemotoraks[1-3]
- USG toraks digunakan sebagai alat diagnostik pada pasien bayi dan anak dengan kelainan distres nafas neonatus, kelainan paru, infeksi, massa paru, dan efusi pleura[4,5,9]
- USG toraks dapat digunakan sebagai penuntun dalam tindakan invasif, seperti thoracocentesis, penempatan kateter interkostal, dan[1,6,8]
- Sebelum pemeriksaan, diperlukan informed consent dari pasien atau keluarga pasien[7,10]
- USG toraks dapat dilakukan pada pasien dengan posisi berbaring atau duduk, dan umumnya menggunakan probe linear dengan frekuensi 9−12 MHz[3,6]
- USG toraks tidak dapat menilai pleura, parenkim paru, diafragma, serta tulang iga dan sternum secara langsung, melainkan menilai artefak yang divisualisasikan. Oleh karena itu penting untuk mengetahui artefak yang menjadi penanda untuk menegakkan diagnosis[9.11,12]
- Komplikasi USG toraks dapat menyebabkan cedera termal, dan pada pasien trauma dapat memberikan sensasi nyeri[6,8]