Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Angiografi Paru annisa-meidina 2024-09-03T13:26:52+07:00 2024-09-03T13:26:52+07:00
Angiografi Paru
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Angiografi Paru

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Teknik angiografi paru melibatkan penyuntikan kontras, bisa melalui vena di lengan ataupun melalui kateter yang dimasukkan ke dalam arteri pulmonalis, biasanya melalui akses vena femoralis atau jugularis. Setelah agen kontras diinjeksikan, serangkaian gambar pencitraan diambil, baik dengan CT scan atau MRI, untuk mengevaluasi aliran darah dan mengidentifikasi abnormalitas vaskular.

Computed Tomography Pulmonary Angiography (CTPA) dimulai dengan pemasangan akses intravena di lengan pasien, diikuti oleh injeksi agen kontras untuk meningkatkan visualisasi arteri pulmonalis. Pasien kemudian diminta menahan napas selama beberapa detik untuk mengurangi artefak gerakan selama pencitraan.

Invasive Pulmonary Angiography (IPA) dilakukan di laboratorium kateterisasi dengan menggunakan fluoroskopi untuk memandu kateter yang dimasukkan melalui vena besar, biasanya vena femoralis atau vena jugularis internal, menuju arteri pulmonalis. Setelah kateter diposisikan dengan benar, agen kontras diinjeksikan langsung ke dalam arteri pulmonalis.

Magnetic Resonance Angiography (MRA) paru adalah teknik non-invasif yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar detail arteri pulmonalis. MRA tidak menggunakan radiasi ionisasi dan dapat dilakukan tanpa agen kontras, meskipun agen kontras berbasis gadolinium sering digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar.[1-5]

Persiapan Pasien

Persiapan untuk CTPA meliputi penilaian fungsi ginjal melalui pemeriksaan kreatinin serum untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko nefropati akibat agen kontras. Selain itu, riwayat alergi terhadap agen kontras harus dievaluasi.

Persiapan untuk IPA meliputi evaluasi profil koagulasi. Penghentian sementara atau penyesuaian dosis obat antikoagulan mungkin diperlukan, tergantung pada risiko tromboemboli pasien. Persiapan lain dapat mencakup pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi, terutama jika prosedur dilakukan melalui jalur vaskular yang besar. Lokasi akses vaskular juga harus dievaluasi untuk memastikan tidak ada infeksi lokal atau masalah anatomi yang bisa mempersulit pemasangan kateter.

Pada MRA, pasien harus diskrining untuk keberadaan implan logam atau perangkat elektronik yang dapat terganggu oleh medan magnet kuat, seperti pacemaker. Untuk pasien dengan gangguan ginjal, penggunaan gadolinium sebagai agen kontras harus dilakukan dengan hati-hati karena meski risikonya rendah, ada kemungkinan fibrosis sistemik nefrogenik. Pasien yang mengalami ansietas mungkin memerlukan sedasi ringan.[1,2,10-15]

Peralatan

Peralatan yang diperlukan tergantung pada metode pemeriksaan yang digunakan.

CTPA

Untuk CTPA, peralatan utama yang digunakan adalah mesin CT spiral atau multidetektor. Mesin ini dilengkapi dengan pemancar sinar-X yang berputar di sekitar tubuh pasien, menghasilkan gambar potongan melintang dari arteri pulmonalis setelah injeksi agen kontras. Perangkat penyuntik juga diperlukan untuk menginjeksi agen kontras intravena.[1-5]

Penggunaan Kontras:

Agen kontras yang paling umum digunakan termasuk iopromide dan iomeprol. Dosis kontras biasanya berkisar antara 60 hingga 150 mL agen kontras intravena. Agen kontras ini disuntikkan dengan kecepatan sekitar 5 mL/detik, diikuti dengan infus salin dengan laju yang sama untuk memastikan pencucian kontras dari vena cava superior dan meminimalkan artefak.

Perlu diketahui bahwa volume dan laju penyuntikan kontras dapat bervariasi tergantung pada jenis mesin CT yang digunakan. Mesin dengan jumlah detektor yang lebih banyak mungkin memerlukan jumlah kontras yang lebih sedikit namun dengan laju penyuntikan yang lebih tinggi.[16]

IPA

IPA memerlukan laboratorium kateterisasi, yang dilengkapi dengan mesin fluoroskopi untuk panduan real-time selama pemasangan kateter. Kateter angiografi digunakan untuk mencapai arteri pulmonalis melalui jalur vaskular, seperti vena femoralis atau vena jugularis. Perangkat penyuntik kontras diperlukan untuk menyuntikkan agen kontras ke arteri pulmonalis. Peralatan lain yang digunakan adalah monitor hemodinamik, serta alat khusus jika diperlukan intervensi terapeutik.[1-5]

Beberapa peralatan khusus yang digunakan pada IPA adalah:

  • Kateter Berman: Kateter ini memiliki ujung balon yang dapat membantu memasukkan kateter ke dalam arteri pulmonal. Kateter ini memiliki ukuran 7F dan panjang 90 cm, dengan kecepatan aliran maksimal 24 mL/detik pada tekanan 700 psi.
  • Kateter Pigtail: Kateter pigtail yang lurus atau melengkung dapat digunakan untuk memasukkan kateter ke dalam arteri pulmonal. Kateter ini memiliki ukuran 6.7F dan panjang 100 cm, dengan kecepatan aliran maksimal 27 mL/detik pada tekanan 765 psi.
  • Kateter Grollman: Kateter Grollman memiliki 90° kurva 3 cm di atas ujung pigtail, membuatnya lebih fleksibel dalam memasukkan kateter ke dalam arteri pulmonal.[4,17]

MRA Paru

Untuk MRA paru, peralatan utama adalah mesin MRI. Jika agen kontras digunakan, seperti gadolinium, pompa penyuntik otomatis diperlukan untuk menginjeksi kontras secara intravena.[1-5]

Posisi Pasien

Posisi pasien pada saat menjalani prosedur pemeriksaan CTPA, IPA, dan MRA paru adalah supinasi. Kepala dan lengan diposisikan di samping tubuh. Pada CTPA dan MRA, pasien akan diminta untuk menahan napas sejenak saat pemindaian dilakukan, yang biasanya berlangsung selama beberapa detik.[1-5]

Prosedural

Prosedur pemeriksaan akan berbeda tergantung jenis angiografi paru yang dilakukan.

CTPA

Prosedur pemeriksaan CTPA adalah:

  1. Selain persiapan yang telah disebutkan di atas, pasien disarankan untuk berpuasa selama 2-4 jam sebelum prosedur untuk mengurangi risiko muntah selama pemindaian.
  2. Agen kontras disuntikkan melalui akses intravena menggunakan penyuntik otomatis dengan kecepatan sekitar 5 mL/detik. Infusi kontras ini biasanya diikuti dengan penyuntikan salin dengan laju yang sama untuk membersihkan sisa kontras dari vena cava superior dan mengurangi artefak.
  3. Pasien diminta menahan napas selama beberapa detik saat pemindaian dilakukan. Mesin CT akan melakukan pemindaian untuk menghasilkan gambar potongan melintang dari arteri pulmonalis dan struktur intratorakal lainnya.
  4. Setelah pemindaian selesai, lakukan pemantauan untuk memastikan tidak ada reaksi terhadap kontras.[1,2,18]

IPA

Prosedur pemeriksaan IPA adalah:

  1. Lakukan pemasangan akses vaskular. Akses vaskular biasanya melalui vena femoralis atau vena jugularis.
  2. Kateter angiografi, yang fleksibel dan berukuran kecil, dimasukkan melalui akses vaskular ini dan diarahkan menuju arteri pulmonalis menggunakan panduan fluoroskopi.
  3. Awalnya, kateter dimasukkan ke atrium kanan, kemudian diputar searah jarum jam saat maju ke ventrikel kanan (RV) dan kemudian ke arteri pulmonal utama.
  4. Kateter diposisikan dengan hati-hati di arteri pulmonalis. Fluoroskopi real-time digunakan untuk memastikan kateter berada di lokasi yang tepat.
  5. Agen kontras disuntikkan melalui kateter ke dalam arteri pulmonalis. Proses ini dilakukan dengan penyuntik otomatis untuk memastikan injeksi kontras yang konsisten dan cepat.
  6. Selama injeksi, gambar diambil secara real-time untuk memvisualisasikan aliran darah dan mendeteksi adanya emboli paru atau kelainan vaskular.
  7. Selama prosedur, pasien dimonitor ketat untuk tanda-tanda vital dan potensi reaksi terhadap agen kontras. Fluoroskopi digunakan untuk mengarahkan dan memantau aliran kontras melalui arteri pulmonalis.
  8. Setelah injeksi kontras selesai dan gambar telah diambil, kateter dikeluarkan dari tubuh pasien dengan hati-hati, dan area akses vaskular ditangani untuk mencegah perdarahan.
  9. Pasien dipantau setelah prosedur untuk memastikan tidak ada komplikasi terkait dengan kateterisasi atau reaksi terhadap kontras.[1-4]

MRA Paru

Prosedur pemeriksaan MRA paru adalah:

  1. Jika agen kontras gadolinium diperlukan, akses intravena dipasang menggunakan kanul berukuran kecil di lengan pasien.
  2. Mesin MRI diatur untuk pencitraan paru dengan mengkonfigurasi parameter seperti kekuatan medan magnet, jenis sekuens pencitraan, dan protokol kontras. Koil khusus, biasanya koil toraks atau koil paru, dipasang di sekitar area dada pasien untuk meningkatkan kualitas sinyal dan resolusi gambar.
  3. Pasien akan diminta untuk menahan napas saat pemindaian untuk mengurangi pergerakan dan meningkatkan kualitas gambar.
  4. Agen kontras berbasis gadolinium disuntikkan melalui akses intravena jika diperlukan untuk meningkatkan visualisasi struktur vaskular.
  5. Mesin MRI melakukan pemindaian untuk menangkap gambar dari arteri pulmonalis dan struktur intratorakal lainnya. Proses ini biasanya memerlukan beberapa menit, selama itu pasien harus tetap diam dan menahan napas saat diminta.
  6. Setelah prosedur selesai, pasien dipantau untuk memastikan tidak ada reaksi terhadap agen kontras jika digunakan.[5,19]

Follow up

Pemantauan dan tindak lanjut setelah pemeriksaan angiografi paru melibatkan pengawasan pasien untuk mendeteksi potensi reaksi terhadap agen kontras, seperti reaksi alergi atau gangguan ginjal. Pasien harus diperiksa secara klinis untuk memastikan tidak ada komplikasi terkait prosedur, seperti perdarahan di area akses vaskular atau masalah akibat kateterisasi.

Hasil pencitraan dianalisis oleh radiolog untuk menilai kelainan atau kondisi patologis, dan laporan hasil disampaikan kepada dokter yang merujuk untuk menentukan langkah selanjutnya dalam manajemen pasien. Tindak lanjut dapat mencakup pemeriksaan tambahan, pengobatan lebih lanjut, atau intervensi medis berdasarkan temuan angiografi.[1-5,16]

Prosedur Terapeutik pada IPA

Jika pada prosedur IPA ditemukan perlunya thrombolysis catheter-directed, agen trombolitik, seperti alteplase atau tenecteplase, disuntikkan melalui kateter ke dalam bekuan darah. Selama dan setelah injeksi, pasien dipantau secara ketat untuk respons terhadap agen trombolitik dan potensi efek samping, termasuk tanda perdarahan.

Setelah trombolisis selesai, angiografi ulang dilakukan untuk menilai resolusi bekuan darah dan memastikan bahwa aliran darah telah pulih dengan baik. Jika perlu, prosedur tambahan dapat dilakukan untuk memastikan efektivitas pengobatan.[16,20]

Referensi

1. Omeh DJ, Shlofmitz E. Angiography. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557477/
2. Heans CW. Pulmonary Angiography: Practice Essentials, Lung Scintigraphy, Digital Subtraction Pulmonary Angiography. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/421904-overview
3. Low CL, Kow RY, Abd Aziz A, Mohd Yusof M, Lim BC, Kamarudin NA, Md Ralib Md Raghib AR. Diagnostic Yield of CT Pulmonary Angiogram in the Diagnosis of Pulmonary Embolism and Its Predictive Factors. Cureus. 2023 Jun 15;15(6):e40484. doi: 10.7759/cureus.40484.
4. Bae JY, Murugiah K. Invasive Pulmonary Angiogram Performance and Interpretation in the Diagnosis of Pulmonary Thromboembolic Disease. Interv Cardiol Clin. 2023 Jul;12(3):299-307. doi: 10.1016/j.iccl.2023.03.002.
5. Junqueira FP, Lima CM, Coutinho AC Jr, Parente DB, Bittencourt LK, Bessa LG, Domingues RC, Marchiori E. Pulmonary arterial hypertension: an imaging review comparing MR pulmonary angiography and perfusion with multidetector CT angiography. Br J Radiol. 2012 Nov;85(1019):1446-56. doi: 10.1259/bjr/28150079.
10. Velázquez M, Maneiro N, Lareo A, Albarrán A, Huertas S, Olazábal AP, Delgado JF, Alonso S, Sarnago F, García Tejada J, Arribas F, Escribano P. Selective Segmental Pulmonary Angiography: Anatomical, Technical and Safety Aspects of a Must-Learn Technique in Times of Balloon Pulmonary Angioplasty for Chronic Thromboembolic Pulmonary Hypertension. J Clin Med. 2021 Jul 29;10(15):3358. doi: 10.3390/jcm10153358.
11. Almarshad F, Alaklabi A, Raizah AA, AlZahrani Y, Aljohani SA, AlShammari RK, Al-Mahlawi AS, Alahmary AA, Almegren M, Ram D. Diagnostic approach and use of CTPA in patients with suspected pulmonary embolism in an emergency department in Saudi Arabia. Blood Res. 2023 Mar 31;58(1):51-60. doi: 10.5045/br.2023.2023007.
12. Yılmaz Ö, Üstün ED, Kayan M, Kayan F, Aktaş AR, Unlü EN, Değirmenci B, Cetin M. Diagnostic quality of CT pulmonary angiography in pulmonary thromboembolism: a comparison of three different kV values. Med Sci Monit. 2013 Oct 30;19:908-15. doi: 10.12659/MSM.889578.
13. Reagle Z, Tringali S, Gill N, Peterson MW. Diagnostic yield and renal complications after computed tomography pulmonary angiograms performed in a community-based academic hospital. J Community Hosp Intern Med Perspect. 2012 Jul 16;2(2). doi: 10.3402/jchimp.v2i2.17722.
14. Henzler C, Henzler T, Buchheidt D, Nance JW, Weis CA, Vogelmann R, Benck U, Viergutz T, Becher T, Boch T, Klein SA, Heidenreich D, Pilz L, Meyer M, Deckert PM, Hofmann WK, Schoenberg SO, Reinwald M. Diagnostic Performance of Contrast Enhanced Pulmonary Computed Tomography Angiography for the Detection of Angioinvasive Pulmonary Aspergillosis in Immunocompromised Patients. Sci Rep. 2017 Jun 30;7(1):4483. doi: 10.1038/s41598-017-04470-6.
15. Abuzaid M, Elshami W, Cavli B, Ozturk C, ALMisned G, Tekin HO. A closer look at the utilized radiation doses during computed tomography pulmonary angiography (CTPA) for COVID-19 patients. Radiat Phys Chem Oxf Engl 1993. 2023 Oct;211:111025. doi: 10.1016/j.radphyschem.2023.111025.
16. Moore AJE, Wachsmann J, Chamarthy MR, Panjikaran L, Tanabe Y, Rajiah P. Imaging of acute pulmonary embolism: an update. Cardiovasc Diagn Ther. 2018 Jun;8(3):225-243. doi: 10.21037/cdt.2017.12.01. PMID: 30057872; PMCID: PMC6039809.
17. Velázquez M, Maneiro N, Lareo A, et al. Selective Segmental Pulmonary Angiography: Anatomical, Technical and Safety Aspects of a Must-Learn Technique in Times of Balloon Pulmonary Angioplasty for Chronic Thromboembolic Pulmonary Hypertension. J Clin Med. 2021;10(15):3358. doi:10.3390/jcm10153358
18. Molaee S, Ghanaati H, Safavi E, Foroumandi M, Peiman S. Computed Tomography Pulmonary Angiography for Evaluation of Patients With Suspected Pulmonary Embolism: Use or Overuse. Iran J Radiol. 2015;12(3):e22383. doi:10.5812/iranjradiol.12(2)2015.22383
19. Tsuchiya N, van Beek EJ, Ohno Y, Hatabu H, Kauczor HU, Swift A, Vogel-Claussen J, Biederer J, Wild J, Wielpütz MO, Schiebler ML. Magnetic resonance angiography for the primary diagnosis of pulmonary embolism: A review from the international workshop for pulmonary functional imaging. World J Radiol. 2018 Jun 28;10(6):52-64. doi: 10.4329/wjr.v10.i6.52
20. Shafi I, Devarapally SR, Gupta N. Catheter-Directed Thrombolysis of Pulmonary Embolism. In: StatPearls/ Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536918/

Kontraindikasi Angiografi Paru
Komplikasi Angiografi Paru

Artikel Terkait

  • Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
    Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
  • Profilaksis Emboli Paru pada Pasien COVID-19
    Profilaksis Emboli Paru pada Pasien COVID-19
  • Penggunaan Sistem Skoring pada Emboli Paru
    Penggunaan Sistem Skoring pada Emboli Paru
  • Analisis Guideline Emboli Paru dari European Society of Cardiology 2019
    Analisis Guideline Emboli Paru dari European Society of Cardiology 2019
  • Risiko Tromboemboli Vena setelah Serangan Gout – Telaah Jurnal Alomedika
    Risiko Tromboemboli Vena setelah Serangan Gout – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Obat batuk sesak untuk Ibu hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter.Obat batuk sesak untuk Ibu hamil yang aman apa y?Apakah GG dan salbutamol aman untuk ibu hamil?
dr.Rahayu Mentari
Dibalas 18 jam yang lalu
Benjolan di pusat tanggal, bagaimana tatalaksananya?
Oleh: dr.Rahayu Mentari
2 Balasan
Alo Dokter, Ank usia 16 bulan.. benjolan d pusat terjadi setelah 2 bulan tali pusar tanggal.. tdk demam, dan tidak berbau.. mohon diskusi nya dok, tuk...
dr.Arini Gita Puspa
Dibalas 2 menit yang lalu
Webinar tahun 2025
Oleh: dr.Arini Gita Puspa
4 Balasan
ALO dokter, izin berdiskusi, apakah ada yang tahu kenapa webinar di tahun 2025 ini SKP tidak langsung terhitung di satu sehat, termasuk webinar dari...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.