Epidemiologi Urolithiasis
Data epidemiologi urolithiasis menunjukkan bahwa penyakit ini bisa terjadi pada semua kelompok usia, mulai dari <1 hingga >70 tahun, terutama pada usia produktif. Rasio kejadian pada laki-laki dibandingkan perempuan adalah sebesar 2:1. Tingkat rekurensi setelah episode pertama sekitar 14%, 35%, dan 52% masing-masing pada 1, 5, dan 10 tahun.[1,5]
Global
Di Amerika Serikat, urolithiasis dilaporkan pada sekitar 1 dari 11 orang, dengan 1 juta kunjungan ke instalasi gawat darurat setiap tahunnya. Prevalensi semakin meningkat terutama pada usia produktif dengan rasio laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Peningkatan insidensi urolithiasis pada laki-laki dikaitkan dengan diet tinggi protein yang dapat meningkatkan ekskresi fosfat, magnesium, dan mengurangi konsentrasi sitrat urin.[1,5]
Di Asia, sekitar 1–19,1% populasi menderita urolithiasis. Prevalensi urolithiasis sebesar 5–19,1% dilaporkan di Asia Barat, Asia Tenggara, Asia Selatan, serta Korea dan Jepang. Sementara itu, dilaporkan hanya 1–8% di sebagian besar Asia Timur dan Asia Utara. [11]
Indonesia
Data epidemiologi urolithiasis di Indonesia masih terbatas. Studi potong lintang dari Laboratorium Patologi Klinik RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar selama periode 2002-2004 menggunakan 199 subjek urolithiasis melaporkan bahwa penderita paling banyak ditemukan pada kelompok usia 31-45 tahun dengan rasio laki-laki : perempuan sebesar 4 : 1. Pasien usia termuda adalah 2 tahun. Komposisi batu ditemukan terbanyak berupa kalsium oksalat (87,4 %), diikuti dengan asam urat.[12]