Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Empiema annisa-meidina 2024-06-26T11:35:44+07:00 2024-06-26T11:35:44+07:00
Empiema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Empiema

Oleh :
dr.Muhammad Ajib Nuzula, Sp.P
Share To Social Media:

Penatalaksanaan utama untuk empiema adalah pemberian antibiotik. Selain itu, pasien biasanya memerlukan drainase pleura dan mungkin memerlukan terapi fibrinolitik atau bedah. Penatalaksanaan disesuaikan lagi dengan kondisi masing-masing pasien.[6]

Pemberian Antibiotik

Antibiotik untuk mengobati organisme anaerob biasanya dipilih secara empiris. Pilihan terapi empiris untuk organisme anaerob meliputi clindamycin, β-lactam dengan inhibitor β-lactamase (amoxicillin clavulanate, ampicillin sulbactam, atau piperacillin tazobactam) dan carbapenem (imipenem, meropenem, ertapenem).[1-3]

Bila ada kemungkinan atau terbukti ada organisme aerob dari spesimen darah atau cairan pleura, berikan kombinasi cephalosporin generasi kedua atau ketiga dengan metronidazole, atau aminopenicillin parenteral dengan inhibitor β-lactamase (seperti ampicillin sulbactam atau piperacillin tazobactam).[1-3]

The American Association for Thoracic Surgery (AATS) merekomendasikan agar kasus community-acquired empiema diberikan golongan cephalosporin generasi kedua atau ketiga (misal ceftriaxone) dengan metronidazole secara parenteral, atau aminopenicillin dengan β-lactamase inhibitor (seperti ampicillin sulbactam). Untuk hospital-acquired empiema, sertakan antibiotik yang aktif melawan methicillin-resistant Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, seperti vancomycin, cefepime, metronidazole.[6]

Selain pemberian antibiotik, efusi parapneumonia atau empiema mungkin memerlukan prosedur drainase. Keputusan tentang tipe efusi parapnemonia yang mana yang perlu drainase tergantung pada tipe atau stadium efusi parapneumonia.[1-3]

Efusi Parapneumonia Tidak Berkomplikasi

Efusi parapneumonia yang tidak berkomplikasi (stadium 1 atau 2 konsensus American College of Chest Physicians atau ACCP) umumnya bisa membaik dengan pemberian antibiotik sehingga jarang membutuhkan drainase. Rontgen toraks serial atau USG dapat dilakukan untuk menilai perbaikan.[3]

Efusi Parapneumonia Berkomplikasi

Efusi berkomplikasi (stadium 3 konsensus ACCP) memiliki variasi respons terhadap antibiotik. Kasus kadang cukup diberikan antibiotik tetapi kadang juga perlu dikombinasi dengan drainase cairan. Jika drainase gagal, dilakukan video-assisted thoracoscopic (VATS) untuk debridemen dan drainase.[3]

Empiema

Empiema toraks (stadium 4 konsensus ACCP) berarti bahwa ada pus di rongga pleura yang memerlukan drainase selain antibiotik. Konsultasi bedah toraks diperlukan karena banyak pasien akan memerlukan torakoskopik atau debridemen dan drainase.[1-3]

Drainase dan Terapi Fibrinolitik Intrapleura

The American Association for Thoracic Surgery (AATS) menganjurkan torakosentesis agar disertai dengan pemasangan tube drainase pada kasus empiema. Torakosentesis saja tanpa pemasangan tube drainase tidak dianjurkan pada pasien empiema. Hal ini dikarenakan drainase pleura yang ongoing dinilai penting sebagai syarat terapi yang adekuat pada kasus empiema.[6]

Thoracostomy tube atau chest tube bisa digunakan untuk satu daerah empiema atau banyak daerah (multiloculated empiema). Semakin besar diameter chest tube, semakin nyeri prosedurnya dan semakin berisiko. Pembersihan cairan empiema disarankan 30 mL/6 jam sampai cairan bening. Chest tube dilepas apabila empiema menutup dan produksi <50 mL/hari.[1-3,7]

Selain chest tube, bisa juga dilakukan terapi agen fibrinolitik intrapleura seperti enzim deoksiribonuklease (DNase). Saat ini juga terdapat kombinasi tPA (tissue plasminogen activator) dan DNase yang bisa menurunkan opasitas pleura secara radiografis. Selain itu, bisa dilakukan VATS serta dekortikasi bila terdapat adhesi.[3]

Pembedahan

Bila pasien membutuhkan pembedahan, dokter bedah toraks akan menentukan apakah tindakan dilakukan secara terbuka atau secara video-assisted thoracoscopic (VATS). Potensi manfaat VATS bila dibandingkan pembedahan terbuka adalah kontrol nyeri pascaoperasi yang lebih baik, durasi rawat yang lebih singkat, kehilangan darah lebih sedikit, komplikasi respirasi lebih rendah, dan reduksi komplikasi pascaoperasi.[6]

Namun, kekurangan VATS adalah pemanjangan waktu operasi, peningkatan biaya, dan adanya kemungkinan membutuhkan terapi atau prosedur tambahan.[6]

Referensi

1. Ahmed AE, Yacoub TE. Empyema thoracis. Clin Med Insights Circ Respir Pulm Med. 2010 Jun 17;4:1-8. doi: 10.4137/ccrpm.s5066.
2. McCauley L, Dean N. Pneumonia and empyema: causal, casual or unknown. J Thorac Dis. 2015 Jun;7(6):992-8. doi: 10.3978/j.issn.2072-1439.2015.04.36.
3. Strange C. Parapneumonic effusion and empyema in adults. UptoDate. 2017. https://uptodatefree.ir/topic.htm?path=parapneumonic-effusion-and-empyema-in-adults.
6. Shen KR, Bribriesco A, Crabtree T, et al. The American Association for Thoracic Surgery consensus Guidelines for the Management of Empyema. Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery. 2017;153:6:e129-e145.
7. Kanai E, Matsutani N. Management of empyema: a comprehensive review. CCTS. 2020. doi: 10.21037/ccts.2020.03.02

Diagnosis Empiema
Prognosis Empiema

Artikel Terkait

  • Untung-Rugi Terapi Fibrinolitik Intrapleura untuk Empiema
    Untung-Rugi Terapi Fibrinolitik Intrapleura untuk Empiema
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 8 jam yang lalu
Obat lambung yang aman untuk ibu menyusui
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dok, apa obat lambung yg aman utk ibu menyusui ?
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Gatal dan ruam pd anak usia 8 tahun sudah 15 hari dirasakan sepanjang hari
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter, Izin diskusi dok. Pagi ini sy mendapatkan pasien usia 8 tahun dengan keluhan gatal2 di seluruh badan smpi ke muka yg berlangsung sudah 15 hari....
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 18 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Point Bonanza Bidang Jantung (11-17 Juni 2025)🫀
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Alomedika Pointmu masih kurang? Jangan khawatir, ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA) hadir kembali!! Segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.