Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Ebola general_alomedika 2021-03-17T23:40:06+07:00 2021-03-17T23:40:06+07:00
Ebola
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Ebola

Oleh :
dr. Rendy Singgih
Share To Social Media:

Etiologi ebola virus disease (EVD) adalah virus Ebola, yang masuk ke dalam genus Filovirus familia Filoviridae. Virus ini dapat menginfeksi manusia dan primata seperti monyet, gorila, dan simpanse.

Etiologi

Virus Ebola merupakan virus RNA yang terbungkus, linier, nonsegmented, negatif, serta beruntai tunggal. Terdapat 6 spesies virus Ebola, yaitu Zaire ebolavirus, Sudan ebolavirus, Taï Forest ebolavirus (sebelumnya Cote d'ivoire ebolavirus), Bundibugyo ebolavirus, Reston ebolavirus, dan Bombali ebolavirus. Namun, hanya 4 spesies pertama yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia.[1,5]

Host reservoir alami dari virus ini belum diketahui, tetapi beberapa ahli mengungkapkan bahwa berdasarkan sifat virus, reservoir yang memungkinkan adalah kelelawar. Virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976, di dekat sungai Ebola,  Republik Demokratik Kongo yang kemudian menyebar di Afrika.[1,5]

Virus Ebola menyebar melalui cairan tubuh penderita atau hewan yang terinfeksi, misalnya dari air liur, keringat, urin, feses, muntahan, ASI, cairan ketuban, air mani, dan darah. Virus dapat menginfeksi melalui:

  • Kontak langsung dengan kulit yang terluka, atau mukosa mata, hidung dan mulut
  • Kontak tidak langsung, yaitu menyentuh benda yang sudah terkena cairan tubuh yang terinfeksi
  • Hubungan seksual dengan pasien EVD[1,2,5]

Masa inkubasi EVD antara 6−21 hari. Penderita EVD dapat menularkan virus setelah memperoleh tanda dan gejala penyakit. Virus tidak menular melalui makanan, maupun nyamuk atau serangga lain.[1,5]

Faktor Risiko

Virus Ebola dapat menyebar melalui kontak langsung dan benda yang telah terpapar cairan tubuh pasien. Oleh karena itu, populasi yang berisiko tinggi tertular EVD di antaranya:

  • Tenaga medis tanpa alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan protokol pengendalian infeksi
  • Keluarga atau orang yang berhubungan dekat dengan pasien, yaitu dalam jarak <1 meter[5]

Masyarakat umum yang tidak pernah merawat atau melakukan kontak dekat dengan pasien memiliki risiko kecil terkena EVD. Virus ebola dapat menetap selama 5 hari pada permukaan benda yang kering, seperti gagang pintu atau meja, sehingga pembersihan dengan desinfektan harus dilakukan rutin sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit.[5]

Saat terjadi wabah ebola, fasilitas kesehatan baik rumah sakit atau klinik menjadi tempat penyebaran penyakit secara cepat. Beberapa upaya pencegahan penyebaran penyakit di dalam fasilitas kesehatan adalah:

  • Penyediaan alat medis yang memadai atau sebaiknya disposable, dan instrumen yang tidak dibuang harus disterilkan sebelum digunakan kembali
  • Pembuangan alat medis seperti jarum suntik yang sangat ketat
  • Pensterilan ruangan dan kasur pasien sebelum digunakan pasien baru
  • Menggunakan APD derajat 3 untuk tenaga medis yang berhubungan erat dengan pasien, yaitu terdiri dari masker N95, baju hazmat khusus, sepatu boot, pelindung mata atau face shield, sarung tangan bedah karet steril, penutup kepala, dan apron[5]

 

Referensi

1. Outbreaks. Ebola (Ebola Virus Disease). CDC.gov. 2021 https://www.cdc.gov/vhf/ebola/outbreaks/index-2018.html
2. Ebola virus disease. WHO. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ebola-virus-disease
5. Transmission | Ebola Hemorrhagic Fever | CDC.gov. 2021. https://www.cdc.gov/vhf/ebola/transmission/index.html

Patofisiologi Ebola
Epidemiologi Ebola

Artikel Terkait

  • Pengembangan Vaksin mRNA dan Kegunaannya di Masa Depan
    Pengembangan Vaksin mRNA dan Kegunaannya di Masa Depan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 11:37
Bintik berair di ujung bibir anak usia 2 tahun
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, izin berdiskusi kasus, pasien anak usia 2 tahun dengan keluhan satu minggu sebelumnya demam kemudian demamnya sudah membaik dan muncul keluhan...
dr. Dini Cynthia
Kemarin, 10:07
Vaksin TT untuk ibu hamil yang sudah menerima vaksinasi lengkap sewaktu kecil
Oleh: dr. Dini Cynthia
1 Balasan
Alo dok, izin bertanya, semisal ada ibu hamil nulipara dtg untuk ANC, dan ternyata status vaksinasi TT nya sewaktu SD sudah lengkap, bagaimana pemberian...
Anonymous
Kemarin, 10:07
Surat keterangan layak terbang untuk pasien dugaan gangguan mood depresi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokterSaya memiliki pasien yang membutuhkan surat keterangan layak terbang. Pasien tersebut dikatakan oleh keluarga mengeluh lemas sehingga saat di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.