Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Rhabdomyosarcoma general_alomedika 2020-11-20T11:38:00+07:00 2020-11-20T11:38:00+07:00
Rhabdomyosarcoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Rhabdomyosarcoma

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Diagnosis rhabdomyosarcoma dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan biopsi untuk penilaian histopatologis, pemeriksaan sitogenetik fluorescent in situ hybridization (FISH), pemeriksaan reverse transcriptase–polymerase chain reaction (RT-PCR), serta pemeriksaan aspirasi sumsum tulang belakang untuk menilai metastasis.

Anamnesis

Rhabdomyosarcoma biasanya bermanifestasi sebagai suatu massa yang membesar dimana gejala akan bergantung dari ukuran dan lokasi tumor. Munculnya benjolan dan pembengkakan adalah salah satu tanda awal dari rhabdomyosarcoma. Jika penyakit telah mengalami metastasis, pasien bisa mengeluhkan nyeri tulang, kesulitan bernapas (akibat tumor sekunder di paru ataupun karena efusi pleura), serta gejala anemia.[1,6]

Gejala umum rhabdomyosarcoma pada area kepala dan leher adalah sebagai berikut:

  • Sakit kepala
  • Mata bengkak
  • Nyeri pada mata
  • Memar pada area periorbita
  • Proptosis atau mata menonjol keluar, terkadang diikuti oleh kemosis konjungtiva
  • Mata juling (strabismus)
  • Mimisan
  • Keluar darah dari telinga[1,8,19]

Gejala umum rhabdomyosarcoma pada area perut adalah sebagai berikut:

  • Nyeri perut
  • Muntah
  • Sembelit

Gejala umum rhabdomyosarcoma pada sistem genitourinaria adalah sebagai berikut:

  • Pembengkakan pada area skrotum
  • Pembengkakan di area vagina yang disertai perdarahan
  • Sulit buang air kecil dan buang air besar
  • Adanya darah pada urine dan feses

Gejala umum rhabdomyosarcoma pada area ekstremitas adalah sebagai berikut:

  • Pembengkakan pada lengan dan tungkai
  • Nyeri ataupun mati rasa pada area pertumbuhan tumor[1,3,6]

Pemeriksaan Fisik

Temuan pada pemeriksaan fisik tergantung pada lokasi tumor. Tumor di lokasi superfisial dapat teraba dan terdeteksi relatif lebih cepat, tetapi tumor di lokasi yang lebih dalam (misalnya, retroperitoneum) dapat tumbuh besar sebelum menimbulkan gejala. Pembesaran perut difus dapat diamati pada pasien dengan rhabdomyosarcoma pada retroperitoneum.[1,6]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding rhabdomyosarcoma antara lain liposarkoma, sindrom Li-Fraumeni dan sarkoma Ewing.[1,6]

Liposarkoma

Liposarkoma adalah keganasan sel-sel lemak yang umum dijumpai pada individu paruh baya sebagai massa yang tumbuh perlahan dan biasanya tidak nyeri. Liposarkoma dapat dibedakan dengan rhabdomyosarcoma berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Liposarkoma yang terdiferensiasi dengan baik biasanya didominasi sel-sel lemak matur dengan sedikit lipoblast yang tersebar luas.[20,21]

Sindroma Li-Fraumeni

Sindrom Li-Fraumeni adalah penyakit herediter yang dapat menyebabkan berbagai tumor di tubuh. Sindroma ini dipicu oleh adanya mutasi pada gen TP53. Sindroma Li-Fraumeni klasik dapat didiagnosa bila penderita memenuhi semua kriteria berikut:

  • Terdiagnosis sarkoma sebelum usia 45 tahun
  • Memiliki keluarga inti (orangtua, saudara kandung, dan anak) dengan riwayat kanker jenis apapun sebelum berusia 45 tahun.
  • Memiliki kerabat dekat (kakek/nenek, paman/bibi, keponakan, atau cucu), dengan riwayat kanker jenis apapun sebelum berusia 45 tahun ataupun riwayat sarkoma pada usia berapapun[22,23]

Sarcoma Ewing

Sarkoma Ewing adalah jenis keganasan yang muncul di tulang atau jaringan lunak di sekitar tulang. Sarkoma Ewing terutama terjadi pada anak-anak dan remaja berusia 10-20 tahun. Secara histopatologi, sarkoma Ewing tersusun atas populasi homogen small round cells dari neuroektodermal yang dapat berasal dari tulang dan atau jaringan lunak, dengan rasio nukleus yang lebih tinggi dibandingkan sitoplasma.[24,25]

Berdasarkan pemeriksaan sitogenetik, 85% kasus sarkoma Ewing didapatkan translokasi t(11;22)(q24; q12) yang menghasilkan ekspresi protein EWS/FLI-1 yang merupakan onkogen mayor pada patologi sel ini. Terdapat jenis translokasi lain yang ditemukan pada sarkoma Ewing seperti t(21;22)(q22;q12) dan t(7;22)(p22;q12).[24,25]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis rhabdomyosarcoma adalah pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan biopsi untuk penilaian histopatologis, pemeriksaan sitogenetik fluorescent in situ hybridization (FISH), pemeriksaan reverse transcriptase–polymerase chain reaction (RT-PCR), pemeriksaan aspirasi sumsum tulang untuk menilai metastasis, dan pemeriksaan imunohistokimia.[1,6]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan fungsi ginjal, urinalisis, pemeriksaan elektrolit darah, dan pemeriksaan kimia darah.

  • Pada pemeriksaan darah lengkap mungkin akan dijumpai adanya tanda anemia yang muncul karena peradangan, ataupun pansitopenia dapat muncul jika ada keterlibatan di sumsum tulang
  • Pemeriksaan fungsi hati meliputi pemeriksaan kadar lactic acid dehydrogenase (LDH), aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT), alkaline phosphatase, dan bilirubin. Rhabdomyosarcoma yang telah mengalami metastasis akan mempengaruhi pemeriksaan fungsi hati. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebelum kemoterapi
  • Pemeriksaan fungsi ginjal meliputi pemeriksaan kadar BUN dan kreatinin. Pemeriksaan fungsi ginjal sebaiknya dilakukan sebelum kemoterapi
  • Pemeriksaan urinalisis: adanya hematuria dapat mengindikasikan keterlibatan traktus genitourinaria
  • Pemeriksaan kimia darah dan elektrolit darah meliputi pemeriksaan kadar natrium, kalium, klorin, karbondioksida, kalsium, fosfor, dan albumin. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebelum kemoterapi[1,6]

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi dapat menilai lokasi dan staging dari rhabdomyosarcoma serta ada tidaknya metastasis. Pemeriksaan radiologi yang dilakukan antara lain foto polos, CT scan, MRI, PET scan, bone scan, ultrasonografi (USG), dan echocardiography.[1,6,26]

Foto Polos:

Foto polos pada lokasi primer tumor dan juga rontgen toraks dapat membantu diagnosis awal rhabdomyosarcoma. Pemeriksaan foto polos dapat mengidentifikasi ada tidaknya kalsifikasi pada massa, keterlibatan tulang, serta menilai ada tidaknya metastasis. Embryonal rhabdomyosarcoma yang muncul di ekstremitas pada anak-anak mungkin akan menyebabkan pembengkokan pada tulang panjang yang berdekatan.[6,26]

CT Scan:

Pemeriksaan CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis di paru-paru dan abdomen (termasuk panggul). Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebelum operasi untuk mencegah terjadinya atelektasis yang akan mengaburkan metastasis. Pemeriksaan CT scan pada lokasi primer tumor dapat digunakan untuk menilai densitas jaringan lunak, mengevaluasi erosi tulang serta respon pasien terhadap terapi.[6,26]

MRI:

Pemeriksaan MRI termasuk modalitas utama untuk mendeteksi rhabdomyosarcoma serta dapat memberi gambaran yang lebih detail dari tumor serta penyebarannya. Lakukan MRI kepala bila pasien memiliki gejala yang berkaitan. Karakteristik sinyal meliputi:

  • T1: intensitas rendah hingga sedang, isointens dengan otot yang berdekatan; area hemoragik dapat dijumpai pada subtipe alveolar dan pleomorfik
  • T2: intensitas tinggi, flow void dapat terlihat terutama pada lesi ekstremitas[6,26]

PET Scan:

Pemeriksaan PET scan memiliki potensial untuk meningkatkan akurasi penentuan stadium pada rhabdomyosarcoma. Suatu tinjauan sistematis dari 8 penelitian dengan total 272 pasien dengan rhabdomyosarcoma. Sensitivitas dan spesifisitas PET scan dalam menilai keterlibatan nodus limfatikus masing-masing berkisar antara 80%-100% dan 89%-100%. Sensitivitas dan spesifisitas PET scan dalam menilai metastasis jauh masing-masing berkisar antara 95%-100% dan 80%-100%.[27,28]

Bone Scan:

Pemeriksaan bone scan dapat digunakan untuk menilai ada tidaknya metastasis ke tulang. Pemeriksaan bone scan memiliki sensitivitas 70% dan spesifisitas 95% dalam mendeteksi metastasis di semua jaringan, serta memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 95% dalam mendeteksi metastasis di tulang.[6,29]

Ultrasonografi:

Pemeriksaan USG dapat dilakukan bila ada kecurigaan tumor di perut serta menilai keadaan hati. Pada pemeriksaan (USG) dapat dijumpai suatu massa tak beraturan heterogen berbatas tegas dengan ekogenisitas rendah hingga sedang.[6,26]

Echocardiography:

Pemeriksaan echocardiography dapat dilakukan untuk menilai ada tidaknya tumor primer ataupun metastasis ke jantung. Meskipun insidensi rhabdomyosarcoma pada jantung termasuk jarang, 20% dari sarcoma yang terjadi pada jantung adalah rhabdomyosarcoma. Rhabdomyosarcoma umumnya muncul pada ventrikel. Pada pemeriksaan echocardiography dapat dinilai adanya massa pada ventrikel atapun atrium.[30]

Biopsi

Pemeriksaan biopsi rhabdomyosarcoma sangat penting, selain untuk diagnosis dan uji molekular. Biopsi dapat dilakukan dengan cara incisional biopsy yaitu dengan menginsisi langsung jaringan tumor serta dengan cara core needle aspiration biopsy menggunakan jarum yang agak besar pada jaringan yang dicurigai dengan bantuan aspirator. Sebelum biopsi dilakukan harus diperhatikan dulu apakah jaringan biopsi tersebut dapat memberi informasi yang adekuat. Tergantung pada lokasinya, incisional biopsy dapat ditunda untuk memungkinkan kemoterapi neoadjuvan mengecilkan tumor. Pemeriksaan biopsi dengan cara fine needle aspiration biopsy sebaiknya tidak dilakukan karena jaringan yang didapatkan sering kali tidak sesuai atau tidak cukup untuk diagnosis patologi dan analisis molekuler.[6,28]

Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi sangat penting untuk mengetahui derajat keganasan (grade) rhabdomyosarcoma. Berdasarkan gambaran histopatologinya, terdapat beberapa subtipe dari rhabdomyosarcoma, antara lain embryonal rhabdomyosarcoma, alveolar rhabdomyosarcoma, pleomorphic rhabdomyosarcoma, dan botryoid and spindle cell (leiomyomatous) rhabdomyosarcoma.[1,6]

  • Embryonal rhabdomyosarcoma: Terdiri dari fasikulus-fasikulus jaringan ikat longgar, sel-sel tumor yang pleomorfik yang mengalami elongasi, dengan nukleus hiperkromatik dikelilingi oleh sitoplasma eosinofilik. Sel-sel tumor berdiferensiasi di sepanjang rhabomyoblastic lines sehingga membentuk sel-sel spindle yang mengalami elongasi
  • Alveolar rhabdomyosarcoma: Terdiri dari jaringan fibrovaskular dikelilingi oleh rhabdomyoblast yang terdapat di sepanjang jaringan ikat atau terdapat mengambang bebas pada ruang alveolar
  • Pleomorphic rhabdomyosarcoma: Merupakan bentuk yang paling jarang ditemukan dan tipe yang paling berdiferensiasi. Terdiri dari sel-sel berbentuk seperti tali atau bulat
  • Botryoid rhabdomyosarcoma: Merupakan varian dari embryonal rhabdomyosarcoma yang paling jarang dijumpai. Gambaran histopatologis berupa kelompok sel-sel yang berbentuk anggur[5,6]

Pemeriksaan Sitogenetik Fluorescent In Situ Hybridization (FISH)

Pemeriksaan sitogenetik ini membantu untuk menentukan apakah translokasi terjadi di t (1; 13) atau t (2; 13), dimana keduanya terkait dengan subtipe alveolar rhabdomyosarcoma. Pemeriksaan FISH juga membantu dalam diagnosis untuk menilai pemisahan gen FKHR, meskipun tes ini akan melewatkan varian langka yang tidak melibatkan gen FKHR.[5,7]

Pemeriksaan Reverse Transcriptase–Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)

Jika pemeriksaan sitogenetik tidak memungkinkan (misalnya gagal kultur) atau ketika hasil pemeriksaan tidak informatif maka pemeriksaan Reverse Transcriptase–Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dapat dilakukan. Pemeriksaan RT-PCR berguna untuk menilai translokasi yang terjadi pada alveolar rhabdomyosarcoma dan small round blue-cell tumors lain pada masa kanak-kanak. Pemeriksaan RT-PCR untuk menilai translokasi yang terjadi pada sarkoma jaringan lunak juga mulai rutin dilakukan.[1,7]

Pemeriksaan Aspirasi dan Biopsi Sumsum

Pemeriksaan aspirasi dan biopsi sumsum tulang dapat dilakukan untuk menilai penyebaran atau metastasis tumor ke sumsum tulang.[1,6,]

Pemeriksaan Imunohistokimia

Saat ini sudah dikembangkan pemeriksaan Imunohistokimia untuk diagnostik. tumor marker yang ditemukan pada rhabdomyosarcoma diantaranya:

  • Antibody against Desmin: Merupakan tumor marker yang paling sering ditemukan (90%) dan tetap memberikan hasil positif bahkan pada poorly differentiated rhabdomyoblast

  • Muscle-specific actin, myoD1: Tumor marker ini mempunyai ekspresi yang tinggi pada sel-sel primitif dan sensitivitasnya minimal pada tipe sel yang berdiferensiasi. Ditemukan pada 71-91% pada rhabdomyosarcoma

  • Myoglobin
  • Myogenin: Myogenin lebih sering ditemukan pada tipe alveolar dari pada tipe embryonal
  • Vimentin: Tumor marker ini selalu positif pada rhabdomyosarcoma, tetapi marker ini tidak spesifik untuk rhabdomyosarcoma karena dapat juga ditemukan pada tumor lain yang berasal dari diferensiasi otot lurik
  • Caveolin-3: Merupakan tumor marker baru yang sensitivitas dan spesifisitasnya tinggi pada RMS yang berdiferensiasi dan marker ini dapat membantu mendeteksi sisa tumor setelah dilakukan kemoterapi[31]

Stadium Rhabdomyosarcoma

Stadium dari rhabdomyosarcoma pra-terapi berdasarkan sistem TNM adalah sebagai berikut.[1,9]

Tabel 1. Stadium Rhabdomyosarcoma Pra-Terapi[9]

Stadium Lokasi Tumor Ukuran Nodul Metastasis
1 Orbita, kepala dan leher (termasuk parameningeal), genitourinary, traktus bilier/hati.

T1:terbatas pada area asal tumor

 

Atau

 

T2: meluas ke jaringan sekitarnya

a: ≤ 5 cm

 

Atau

 

b: > 5 cm

No: tidak terdapat keterlibatan nodus limfatikus regional

Atau

N1: terdapat keterlibatan nodus limfatikus regional

Atau

Nx: nodus limfatikus regional tidak dapat dinilai

M0: tidak ada bukti metastasis
2 Kandung kemih/prostat, ekstremitas, cranium, parameningeal, trunkus, dan retroperitoneum, dll T1 atau T2

a N0 atau Nx

M0

3 Kandung kemih/prostat, ekstremitas, cranium, parameningeal, trunkus, dan retroperitoneum, dll T1 atau T2

a

 

b

N1

 

N0 atau N1 atau Nx

M0

 

M0

4 Semua bagian tubuh T1 atau T2

a atau b N0 atau N1

M1

Sumber: Dombrowski, 2020.[9]

Setelah dilakukan biopsi, sebaiknya dilakukan staging berdasarkan sistem klasifikasi menurut Intergroup Rhabdomyosarcoma Study (IRS) post surgical staging system:

  • Grup I: Tumor terlokalisir, dan telah dilakukan reseksi komplit (Biopsi Eksisi)
  • Grup II: Terdapat sisa tumor secara mikroskopis setelah dilakukan biopsi
  • Grup III: Terdapat sisa tumor yang besar setelah dilakukan biopsi
  • Grup IV: Ditemukan adanya metastasis

Berdasarkan sistem staging ini dapat diputuskan rencana terapi selanjutnya.[6,9]

Referensi

1. Kaseb H, Kuhn J, Babiker HM. Rhabdomyosarcoma. In: StatPearls. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507721/
2. Sun X, Guo W, Shen JK, Mankin HJ, Hornicek FJ, Duan Z. Rhabdomyosarcoma: Advances in Molecular and Cellular Biology. Sarcoma. 2015;2015:232010.
3. Amer KM, Thomson JE, Congiusta D, Dobitsch A, Chaudhry A, et al. Epidemiology, Incidence, and Survival of Rhabdomyosarcoma Subtypes: SEER and ICES Database Analysis. J Orthop Res. 2019 Oct;37(10):2226-2230.
5. Parham DM, Barr FG. Classification of rhabdomyosarcoma and its molecular basis. Adv Anat Pathol. 2013;20(6):387-397.
6. Drake AF, Meyers AD. Pathology-Rhabdomyosarcoma. 2019. Available at https://emedicine.medscape.com/article/873546-overview
7. Thway K, Wang J, Wren D, Dainton M, Gonzalez D, Swansbury J, Fisher C. The comparative utility of fluorescence in situ hybridization and reverse transcription-polymerase chain reaction in the diagnosis of alveolar rhabdomyosarcoma. Virchows Arch. 2015 Aug;467(2):217-24.
8. Dávila-Camargo A, Samaniego-Novelo FF, Vidal-Muñoz M, Jiménez-López JM, López-Facio E. Multidisciplinary approach to orbital embryonic rhabdomyosarcoma: about a case. Arch Soc Esp Oftalmol. 2020 Nov 2:S0365-6691(20)30360-9.
9. Dombrowski ND, Wolter NE, Robson CD, Kawai K, Irace AL, et al. Role of Surgery in Rhabdomyosarcoma of the Head and Neck in Children. Laryngoscope. 2020 Jul 20. doi: 10.1002/lary.28785.
19. Elsebaie MAT, Amgad M, Elkashash A, et al. Publisher Correction: Management of Low and Intermediate Risk Adult Rhabdomyosarcoma: A Pooled Survival Analysis of 553 Patients. Sci Rep. 2018;8(1):11448.
20. Zafar R, Wheeler Y. Liposarcoma.: StatPearls Publishing. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538265/
21. Lin ZC, Chang XZ, Huang XF, Zhang CL, Yu GS, Wu SY, Ye M, He JX. Giant liposarcoma of the esophagus: A case report. World J Gastroenterol. 2015 Sep 07;21(33):9827-32.
22. Aedma SK, Kasi A. Li-Fraumeni Syndrome. StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532286/
23. Doyle MR, Johnston JM. A novel p.Gly187Arg TP53 variant appears to result in Li-Fraumeni syndrome. Pediatr Hematol Oncol. 2018 Apr;35(3):203-207.
24. Durer S, Shaikh H. Ewing Sarcoma. StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559183/
25. Gozal F, Djakaria HM. Sarkoma Ewing. 2017. Radioterapi & Onkologi Indonesia. 8(1):39-49.
26. Hartung MP, Gaillarf F. Rhabdomyosarcoma. 2020. Available at https://radiopaedia.org/articles/rhabdomyosarcoma
27. Norman G, Fayter D, Lewis-Light K, et al. An emerging evidence base for PET-CT in the management of childhood rhabdomyosarcoma: systematic review. BMJ Open. 2015;5(1):e006030.
28. Morris CD, Tunn PU, Rodeberg DA, Terwisscha van Scheltinga S, Binitie O, et al. Surgical management of extremity rhabdomyosarcoma: A consensus opinion from the Children's Oncology Group, the European Pediatric Soft-Tissue Sarcoma Study Group, and the Cooperative Weichteilsarkom Studiengruppe. Pediatr Blood Cancer. 2020: 9:e28608. doi: 10.1002/pbc.28608.
29. Cogswell A, Howman-Giles R, Bergin M. Bone and gallium scintigraphy in children with rhabdomyosarcoma: a 10-year review. Med Pediatr Oncol. 1994;22(1):15-21.
30. Dirican A, Kucukzeybek Y, Erten C, et al. Cardiac rhabdomyosarcoma of the left atrium. Contemp Oncol (Pozn). 2014;18(1):73-75.
31. Puteri ER, Rahman A. Rhabdomyosarcoma Orbita. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019;8(3):1-7.

Epidemiologi Rhabdomyosarcoma
Penatalaksanaan Rhabdomyosarcoma
Diskusi Terbaru
dr. Khalisah Atma Aulia
Kemarin, 20:49
Dramamine
Oleh: dr. Khalisah Atma Aulia
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi.Dramamine saat ini kan tidak bisa dijual bebas lg di apotek, harus dengan resep dokter krn takut disalahgunakan.Saya ada mendapatkan...
Anonymous
Kemarin, 19:00
Apakah kapsul di puyer akan turun efektifitas nya?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Saya sering mendapat pasien rhinitis alergi di fktp. Di alomedika dan artikel2 lain cetirizine lebih efektif dibanding Loratadine. Namun sediaan di...
Anonymous
Kemarin, 11:24
Kelainan kulit pada bayi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya mendapat pasien bayi 14 hari, lahir cukup bulan secara SC. Riwayat terapi sinar saat umur 4 hari karena ikterik. Saat ini muncul keluhan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.