Penatalaksanaan Perdarahan Vitreus
Penatalaksanaan perdarahan vitreus yang terpenting adalah menemukan dan mengatasi etiologi perdarahan. Penatalaksanaan perdarahan vitreus meliputi observasi, elevasi kepala, laser fotokoagulasi, cryotherapy, injeksi anti-VEGF (anti-vascular endothelial growth factor), dan vitrektomi pars plana.[1]
Penatalaksanaan umumnya berbeda-beda untuk setiap pasien, disesuaikan dengan etiologi perdarahan yang ditemukan dan kondisi pasien termasuk usia, durasi penyakit hingga diagnosis, jumlah perdarahan, tajam penglihatan saat pemeriksaan, tekanan intraokular, status lensa, status retina, ada tidaknya posterior vitreous detachment, riwayat fotokoagulasi dan hasil terapi sebelumnya.[1]
Konservatif
Penatalaksanaan konservatif pasien perdarahan vitreus yakni dengan melakukan observasi. Perdarahan vitreus baru umumnya dapat menghilang dalam waktu beberapa minggu.
Pada pasien perdarahan vitreus tanpa ablatio retina, pasien diminta berbaring dengan elevasi kepala 30-45 derajat (semi Fowler) agar darah mengendap di bagian inferior karena pengaruh gravitasi. Pemasangan patch pada mata juga dapat dilakukan untuk membatasi pergerakan bola mata. Pasien dianjurkan untuk menghentikan sementara penggunaan obat-obat antikoagulan seperti aspirin, clopidogrel, dan warfarin. Perdarahan vitreus yang menetap lebih dari 2-3 bulan memerlukan terapi invasif.[4,7,8,10]
Apabila etiologi perdarahan belum diketahui, evaluasi kembali pasien setelah 2-7 hari untuk pemeriksaan ulang mencari sumber perdarahan. Pasien perdarahan vitreus rawat jalan perlu melakukan kontrol setiap 2-5 hari sekali untuk evaluasi perdarahan dan status retina. Bila etiologi perdarahan sudah diketahui dan retina attached, maka kontrol dapat dilakukan setiap 1-2 minggu hingga 3-4 minggu sampai seluruh perdarahan vitreus terabsorpsi.[4]
Rujukan
Apabila mencurigai perdarahan vitreus atau pada pemeriksaan ditemukan perdarahan vitreus rujukan pasien ditujukan ke dokter spesialis mata bagian retina.
Medikamentosa
Tidak ada medikamentosa topikal maupun sistemik yang terbukti efektif untuk perdarahan vitreus. Medikamentosa disesuaikan dengan etiologi dan gejala klinis sekunder yang ditemukan, misalnya peningkatan tekanan intraokular.[1]
Laser Fotokoagulasi
Laser fotokoagulasi dapat dilakukan untuk kasus-kasus neovaskularisasi proliferatif ketika bagian retina sudah dapat divisualisasi. Break retina yang tampak pada pemeriksaan dapat diterapi dengan laser barrage. Perdarahan vitreus dari neovaskular pada kasus retinopati diabetik proliferatif atau oklusi vena retina membutuhkan terapi laser fotokoagulasi perifer untuk menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru yang rentan pecah dan menimbulkan perdarahan vitreus.[1,9]
Cryotherapy
Anterior retinal cryotherapy (ARC) dapat digunakan sebagai penatalaksanaan perdarahan vitreus baru. Cryotherapy merusak bagian sawar darah retina sehingga dapat terjadi pembersihan darah dari vitreus. Terapi ini menimbulkan inflamasi lebih hebat dibandingkan terapi laser fotokoagulasi, dapat memicu pembentukan fibrin preretina, dan menyebabkan ablatio retina traksional. ARC sebaiknya dihindari pada mata pasien yang sudah pernah menjalani terapi laser fotokoagulasi dan perdarahan vitreus yang belum diketahui etiologinya.[1]
Injeksi Anti-VEGF
Penatalaksanaan berupa injeksi anti-VEGF (anti-vascular endothelial growth factor) intravitreal dilakukan pada pasien perdarahan vitreus akibat degenerasi makula eksudatif dan retinopati diabetik proliferatif. Injeksi bevacizumab untuk kasus perdarahan vitreus akibat retinopati diabetik proliferatif efektif mengurangi kebutuhan vitrektomi dan meningkatkan keberhasilan laser fotokoagulasi panretinal. Namun, injeksi anti-VEGF tersebut tidak mempengaruhi tajam penglihatan akhir pasien.[3,13]
Pembedahan
Pembedahan perlu segera dilakukan pada perdarahan vitreus yang disertai dengan ablatio retina. Vitrektomi pars plana diindikasikan untuk kondisi berikut:
- Perdarahan vitreus yang menetap lebih dari 2-3 bulan
- Perdarahan vitreus akibat retinopati proliferatif yang tidak menghilang setelah 6-8 minggu setelah terapi laser
- Perdarahan vitreus dengan ablatio retina terutama giant retinal tears atau akibat open globe injury
- Perdarahan vitreus akibat degenerasi makula dan vitreoretinopati koroid polipoidal idiopatik
- Perdarahan vitreus yang menimbulkan rubeosis atau glaukoma ghost cell[1,3,8]
Vitrektomi Dini
Penelitian-penelitian terkini menunjukkan vitrektomi yang dilakukan lebih dini mengurangi jumlah ablatio retina dan memberikan prognosis fungsi penglihatan lebih baik. Penelitian oleh Hayashida et al, melaporkan bahwa vitrektomi yang dilakukan <2 minggu dari onset perdarahan vitreus memberikan hasil akhir tajam penglihatan yang lebih baik secara signifikan.
Terapi lebih agresif dengan melakukan vitrektomi secara dini (early vitrectomy), dianjurkan pula untuk perdarahan vitreus pekat nontraumatik dan nondiabetik. Terapi konservatif pada perdarahan vitreus yang pekat sering kali berkaitan dengan risiko ablatio retina, glaukoma, dan vitreoretinopati yang meningkat.
Keuntungan vitrektomi dini pada perdarahan vitreus yang pekat adalah membersihkan aksis penglihatan dan menurunkan ekspresi VEGF yang memicu neovaskularisasi. Vitrektomi dini yang dikombinasi dengan injeksi anti-VEGF atau laser fotokoagulasi dapat memperbaiki prognosis penglihatan pada pasien perdarahan vitreus pekat.[2,14,15]