Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Abrasi Kornea general_alomedika 2022-10-24T10:05:18+07:00 2022-10-24T10:05:18+07:00
Abrasi Kornea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Abrasi Kornea

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Diagnosis abrasi kornea biasanya dimulai dengan tanda adanya mata merah, nyeri pada mata, dan terdapat riwayat trauma pada mata. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik mata dengan pewarnaan fluoresen dengan menggunakan slit lamp biru kobalt atau lampu ultraviolet.[5,6]

Anamnesis

Abrasi kornea perlu dicurigai apabila pasien datang dengan keluhan nyeri pada mata, mata berair, mata merah, sensitif terhadap cahaya, dan terutama terdapat riwayat trauma pada mata. Onset keluhan terjadi secara tiba-tiba. Pasien juga dapat mengalami blefarospasme, sensasi benda asing, dan tajam penglihatan menurun.

Meskipun pasien dapat mengingat trauma spesifik yang dialami, namun abrasi kornea juga dapat disebabkan oleh trauma minimal, seperti menggosok-gosok mata terlalu berlebihan. Tanyakan apakah ada penggunaan lensa kontak pada pasien, riwayat pekerjaan dan lingkungan pekerjaan pasien, dan apakah keluhan sudah terjadi berulang.[5,6]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik inspeksi mata dapat ditemukan adanya eritema konjungtiva, pembengkakan kelopak mata, mata berair, dan blefarospasme. Defek kornea juga sering dapat dilihat dengan kaca pembesar tanpa harus menggunakan fluorescein. Apabila nyeri mata sangat berat, biasanya pasien akan diberikan anestetik topikal agar pemeriksaan dapat dilakukan secara lengkap.[5,6]

Pemeriksaan tajam penglihatan juga perlu dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding. Biasanya hasil yang didapatkan adalah normal atau tidak mengalami perubahan apabila defeknya kecil dan terkena di luar aksis visual. Tajam penglihatan akan menurun apabila terkena di dalam aksis visual dan biasanya berhubungan dengan adanya edema kornea.[5,6]

Pemeriksaan Fisik Mata

Pemeriksaan dengan pewarnaan fluoresein dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis abrasi kornea. Uji fluoresein bertujuan untuk melihat adanya defek epitel kornea. Kertas fluoresein yang dibasahi terlebih dahulu dengan garam fisiologis diletakkan pada sakus konjungtiva inferior.

Dapat terlihat permukaan kornea warna hijau dengan sinar biru menandakan adanya kerusakan epitel kornea, misalnya pada abrasi kornea. Defek kornea akan terlihat berwarna hijau akibat pada setiap defek kornea, bagian tersebut akan bersifat basa dan memberikan warna hijau pada pemeriksaan slit lamp. Keadaan ini disebut dengan uji fluoresin positif.[1,5]

Pemeriksaan Eversi Kelopak Mata

Pemeriksaan eversi kelopak mata dapat memperlihatkan benda asing jika ada. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menaruh cotton bud pada bagian luar kelopak mata bagian atas, lalu pegang kelopak mata dan secara perlahan lakukan eversi dengan bantuan cotton bud.[1,5]

Diagnosis Banding

Keluhan utama abrasi kornea adalah mata merah dan nyeri. Beberapa kondisi mata lain yang dapat menjadi diagnosis banding keluhan ini adalah konjungtivitis, laserasi kornea, perforasi bola mata, glaukoma akut sudut tertutup, dan uveitis anterior.

Konjungtivitis

Biasanya, pasien konjungtivitis datang dengan keluhan mata merah dan discharge, tetapi tanpa ada rasa nyeri yang signifikan, fotofobia, atau perubahan pada tajam penglihatan atau buram. Selain itu, konjungtivitis tidak ada riwayat trauma. Pada pemeriksaan dengan pewarnaan fluorescein, biasanya ambilan warnanya tidak sejelas pada abrasi kornea.[1]

Laserasi Kornea dengan Perforasi Bola Mata

Laserasi pada seluruh lapisan dapat menyebabkan ruptur bola mata sehingga aqueous humour dapat berpindah ke ruang anterior. Kornea dapat berubah menjadi pipih dan pupil bersifat asimetrik. Pada pemeriksaan fluorescein memperlihatkan adanya perubahan warna pada lesi karena terdilusi oleh aqueous humour.[1]

Glaukoma Akut Sudut Tertutup

Glaukoma akut biasanya juga terjadi tiba-tiba, namun tanpa didahului adanya trauma. Penyakit ini disertai dengan gejala nyeri kepala hebat, nausea, dan muntah. Pasien biasanya mengeluh adanya penurunan penglihatan dan terdapat halo. Dapat terjadi edema dan dilatasi kornea serta pupil yang tidak responsif.

Untuk mendiagnosis glaukoma akut sudut tertutup, dapat dilakukan pemeriksaan tekanan intraokuler dengan tonometri, pemeriksaan gonioskopi dan slit lamp untuk melihat keadaan ruang anterior, serabut saraf, dan diskus optikus.[1]

Uveitis Anterior

Pada uveitis anterior, pasien dapat mengalami keluhan yang sama, namun tidak terdapat riwayat trauma. Biasanya rasa nyeri dapat bersifat tumpul. Pada pemeriksaan slit lamp dapat terlihat adanya protein dan sel darah putih pada ruang anterior serta adanya hipopion.[1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan adalah CT Scan orbita. Pemeriksaan ini dilakukan apabila pasien dicurigai mengalami trauma penetrasi sampai ke bola mata atau terdapat benda asing intraokular.[1,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. BMJ Best Practice. Corneal Abrasions. 2021. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/500
5. Wipperman JL, Dorsch JN. Evaluation and management of corneal abrasions. American Academy of Family Physicians. 2013; 87(2):115-122.
6. Shahid M. Corneal abrasion: assessment and management. InnovAIT. 2013;6(6):551-554.

Epidemiologi Abrasi Kornea
Penatalaksanaan Abrasi Kornea

Artikel Terkait

  • Efektivitas dan Keamanan Penggunaan Anestetik Topikal pada Abrasi Kornea
    Efektivitas dan Keamanan Penggunaan Anestetik Topikal pada Abrasi Kornea
  • Eye Patch Tidak Diindikasikan pada Abrasi Kornea
    Eye Patch Tidak Diindikasikan pada Abrasi Kornea
  • Diagnosis dan Penanganan Cedera Mata Terkait Pekerjaan Mengelas di Layanan Kesehatan Primer
    Diagnosis dan Penanganan Cedera Mata Terkait Pekerjaan Mengelas di Layanan Kesehatan Primer
  • Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ulkus Kornea Bakteri dan Penyembuhannya
    Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ulkus Kornea Bakteri dan Penyembuhannya
  • Tetracaine Topikal Jangka Pendek Efektif untuk Tata Laksana Nyeri pada Abrasi Kornea – Telaah Jurnal Alomedika
    Tetracaine Topikal Jangka Pendek Efektif untuk Tata Laksana Nyeri pada Abrasi Kornea – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 09 Juni 2021, 09:55
Mata silau - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Utami, ijin untuk bertanya. Terdapat seorang pasien anak laki2 usia 10 tahun dengan keluhan mata silau saat bangun pagi sampai anak menjerit2...
dr. Wiji Hastuti
Dibalas 13 September 2018, 16:34
Tata laksana serpihan biji besi di mata
Oleh: dr. Wiji Hastuti
3 Balasan
dok, tatalaksana terkena serpihan biji besi di kornea bagaimana ya dok?btk
dr. Priskila Kristiawan
Dibalas 10 September 2018, 21:52
kornea mata terkena percikan lem superglue
Oleh: dr. Priskila Kristiawan
2 Balasan
hai dok saya mau konsul.Pasien ibu2 usia 50 tahun mata kiri terkena percikan lem cina 3 jam sebelum dtg ke dokter. ada bekas lem yg sudah mengeras di bagian...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.