Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Partus Lama general_alomedika 2022-12-01T16:51:47+07:00 2022-12-01T16:51:47+07:00
Partus Lama
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Partus Lama

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Prinsip penatalaksanaan partus lama adalah mempercepat proses persalinan, baik itu menggunakan medikamentosa maupun pembedahan.

Tata Laksana Suportif

Semua ibu hamil yang akan menjalani persalinan perlu diberi dukungan baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan. Status hidrasi ibu tetap perlu dijaga dan jika memungkinkan ibu dapat makan dalam porsi kecil untuk membantu mempersiapkan tenaga saat persalinan.[4]

Tata Laksana Medikamentosa

Tata laksana medikamentosa yang paling sering digunakan adalah oxytocin yang berfungsi untuk menambah kekuatan kontraksi (augmentasi). Tata laksana medikamentosa lain yang dapat digunakan adalah misoprostol dan meperidin.

Augmentasi Persalinan dengan Oxytocin

Augmentasi dengan oxytocin diindikasikan pada kondisi partus lama dengan frekuensi kontraksi < 3 kali dalam 10 menit,  atau intensitas kontraksi < 25 mmHg di atas garis dasar tokometer eksternal (Cardiotocography/CTG), atau tekanan < 200 Montevideo dalam 10 menit dengan menggunakan kateter pengukur tekanan intrauterin.[3,4,5]

Sebelum memberikan oxytocin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu kondisi pelvis, kondisi janin, dan kondisi serviks. Pastikan bahwa tidak ada penyebab lain partus lama selain kurangnya kekuatan kontraksi.[3]

Dosis oxytocin yang diberikan berbeda-beda untuk setiap orang karena respon dari masing-masing individu tidak dapat diprediksi. Dosis dipertahankan jika telah terjadi kontraksi sebanyak 3 – 5 kali dalam 10 menit, atau kekuatan kontraksi telah lebih dari 200 Montevideo dalam 10 menit.[3,4]

Dosis diturunkan atau dihentikan jika ditemukan kondisi takisistol uterus yang ditandai dengan frekuensi kontraksi lebih dari 5 kali dalam 10 menit, durasi satu kontraksi lebih dari 2 menit, dan jarak antar kontraksi kurang dari 1 menit.[2,3]

Tabel 3. Dosis Oxytocin

Kelompok Dosis Dosis Awal Peningkatan Dosis Maksimal
Dosis rendah 0,5 – 1 miliunit/menit 1 miliunit setiap 30 – 40 menit 20 miliunit/menit
1 – 2 miliunit/menit 2 miliunit setiap 15 menit 40 miliunit/menit
Dosis tinggi 4,5 miliunit/menit 4,5 miliunit setiap 15 – 30 menit 40 miliunit.menit
6 miliunit/menit 6 miliunit/menit setiap 15 menit 40 miliunit/menit
7 miliunit/menit 7 miliunit setiap 15 menit 40 miliunit/menit

Penelitian telah membuktikan efektivitas dari oxytocin. Telaah sistematis dari Cochrane menyimpulkan bahwa pemberian oxytocin dosis tinggi pada wanita hamil yang mengalami partus lama berhubungan dengan penurunan angka sectio caesarea, peningkatan kelahiran pervaginam secara spontan, dan durasi persalinan yang lebih singkat dibandingkan dengan oxytocin dosis rendah.[16]

Akan tetapi, pemberian oxytocin yang terlalu dini terbukti berhubungan dengan peningkatan hiperstimulasi rahim dengan perubahan denyut jantung janin sehingga memerlukan intervensi.[17]

Augmentasi Persalinan dengan Misoprostol

Pemberian misoprostol secara oral dapat dipertimbangkan untuk menggantikan pemberian oxytocin intravena. Penelitian membuktikan bahwa keduanya memiliki keluaran angka persalinan yang serupa dalam waktu 12 jam pasca pemberian. Selain itu, tidak ditemukan perbedaan antara angka sectio caesarea, skor APGAR, dan admisi neonatus ke ruang rawat intensif. Dosis misoprostol yang diberikan adalah 75 mcg secara oral dan dapat diberikan 2 dosis dengan jarak 4 jam.[18,19]

Augmentasi Persalinan dengan Meperidin

Saat ini, pemberian meperidin dosis tunggal sebanyak 50 mg dalam 10 ml cairan salin normal sudah tidak direkomendasikan lagi karena hasil uji klinis acak pada 240 wanita hamil nulipara menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan durasi persalinan, namun terdapat peningkatan risiko mengantuk pada ibu.[20]

Pada uji klinis acak yang lain pada 407 wanita hamil, ditemukan bahwa penggunaan meperidin berhubungan dengan nilai APGAR yang lebih rendah, asidosis arteri umbilikal yang lebih tinggi, dan admisi bayi baru lahir ke ruang rawat intensif yang lebih tinggi.[21]

Pembedahan

Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan adalah tindakan amniotomi dan sectio caesarea.

Amniotomi

Pada pasien dengan ketuban yang masih utuh, tindakan amniotomi dapat dilakukan. Pasien perlu diedukasi bahwa setelah tindakan amniotomi, diharapkan durasi persalinan dapat berkurang 1 jam dan kekuatan kontraksi akan meningkat sehingga nyeri atau mulas akan lebih terasa. [5] Tindakan amniotomi bersamaan dengan pemberian oxytocin tidak menurunkan angka sectio caesarea, namun pada 1 uji ditemukan bahwa hal tersebut dapat menurunkan durasi persalinan kala 1.[22]

Sectio caesarea

Partus lama yang belum mendapatkan terapi apapun dan tidak ditemukan kegawatan, bukan merupakan indikasi sectio caesarea. Sectio caesarea dapat dipertimbangkan jika pada fase aktif kala 1 ditemukan pembukaan serviks lebih dari 6 cm dengan ketuban pecah dan tidak mengalami kemajuan persalinan setelah 4 jam dengan kontraksi rahim yang adekuat atau telah diberikan oxytocin selama 6 jam namun tidak ditemukan perubahan pembukaan serviks.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

2. American College of Obstetricians and Gynecologist. Obstetric care consensus: safe prevention of the primary cesarean delivery. 2014. https://www.acog.org/Clinical-Guidance-and-Publications/Obstetric-Care-Consensus-Series/Safe-Prevention-of-the-Primary-Cesarean-Delivery?IsMobileSet=false
3. American College of Obstetrics and Gynecology Committee on Practice Bulletins-Obstetrics. ACOG Practice Bulletin Number 49, December 2003: Dystocia and augmentation of labor. Obstet Gynecol. 2003 Dec;102(6):1445-54
4. Ness A, Goldberg J, Berghella V. Abnormalities of the first and second stages of labor. Obstet Gynecol Clin North Am. 2005 Jun;32(2):201-20
5. National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE). Guideline on intrapartum care of healthy women and their babies during childbirth. NICE 2014:CG190
16. Kenyon S, Tokumasu H, Dowswell T, Pledge D, Mori R. High-dose versus low-dose oxytocin for augmentation of delayed labour. Cochrane Database Syst rev. 2013;(7):CD007201
17. Bugg GJ, Siddiqui F, Thornton JG. Oxytocin versus no treatment or delayed treatment for slow progress in the first stage of spontaneous labour. Cochrane Database Syst Rev. 2013;(6):CD007123
18. Ho M, Cheng SY, Li TC. Titrated oral misoprostol solution compared with intravenous oxytocin for labor augmentation: a randomized controlled trial. Obstet Gynecol. 2010;116(3):612-8
19. Bleich AT, Villano KS, Lo JY, Alexander JM, McIntire DD, Leveno KJ. Oral misoprostol for labor augmentation: a randomized controlled trial. Obstet Gynecol. 2011;118(6):1255-60
20. El-Refaie TA, El-Said MM, Shoukry AA< Khafagy SM, El-Din AS, Badawy MM. Meperidine for uterine dystocia and its effect on duration of labor and neonatal acid-base status: a randomized clinical trial. J Obstet Gynaecol Res. 2012;38(2):383-9
21. Sosa CG, Balaguer E, Alonso JG, Panizza R, Laborde A, Berrondo C. Meperidine for dystocia during the first stage of labor: A randomized controlled trial. Am J Obstet Gynecol. 2004;191(4):1212-8
22. Wei S, Wo BL, Qi HP, Xu H, Luo ZC, Roy C, et al. Early amniotomy and early oxytocin for prevention of, or therapy for, delay in first stage spontaneous labour compared with routine care. Cochrane Database Syst Rev. 2013;(8):CD006794

Diagnosis Partus Lama
Prognosis Partus Lama

Artikel Terkait

  • Induksi Persalinan pada Kehamilan Postterm Sebaiknya Dilakukan sebelum Usia Gestasi 42 Minggu
    Induksi Persalinan pada Kehamilan Postterm Sebaiknya Dilakukan sebelum Usia Gestasi 42 Minggu
  • Menilai Risiko Partus Macet Karena Cephalopelvic Disproportion dengan Kamera 3 Dimensi – Telaah Jurnal Alomedika
    Menilai Risiko Partus Macet Karena Cephalopelvic Disproportion dengan Kamera 3 Dimensi – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Desember 2020, 09:16
PTM dan partus macet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Cipta, SpOG. Izin bertanya dok, bagaimana membedakan partus tak maju dengan partus macet? Apakah kedua kondisi ini bisa sebagai indikasi dilakukannya...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.