Epidemiologi Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
Secara epidemiologi, angka intra uterine fetal death / IUFD biasanya dimasukkan ke dalam angka bayi lahir mati (stillbirth rate). Angka bayi lahir mati masih cukup tinggi di dunia, yaitu sekitar 2,6 juta per tahun, terutama di negara-negara berkembang. Di Indonesia, diperkirakan angka bayi lahir mati sekitar 13 per 1,000 total kelahiran.
Global
WHO memperkirakan angka bayi lahir mati (stillbirth rate) secara global sekitar 2,6 juta per tahun. Sekitar 98% angka bayi lahir mati diperkirakan terjadi di negara berkembang. Sekitar 50% dari angka bayi lahir mati (1,3 juta) terjadi pada saat proses persalinan dan disebabkan oleh kondisi yang sebenarnya dapat dicegah.[8]
Pada tahun 2014, data dari Badan Pusat Statistik Nasional Amerika Serikat (National Vital Statistic Report) melaporkan terdapat 15,840 kematian janin pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih di Amerika Serikat. Penyebab kematian janin dari data tersebut adalah sebagai berikut:
- Nonspesifik: 30%
- Gangguan pada plasenta dan membran: 28%
- Kematian janin akibat komplikasi maternal: 14%
- Kematian janin akibat kelainan kongenital: 10%
- Kematian janin karena kondisi maternal yang tidak berkaitan dengan kehamilan: 8%[7]
Indonesia
Berdasarkan data dari UNICEF (United Nations Children’s Fund) pada tahun 2015, diperkirakan 5,000,000 bayi lahir di Indonesia atau sekitar 13,800 per harinya. Sekitar 203 bayi meninggal setiap harinya sebelum mencapai usia 1 bulan dan diperkirakan sekitar 201 bayi lahir mati terjadi per harinya. Perkiraan angka bayi lahir mati di Indonesia pada tahun 2015 adalah 13 per 1,000 total kelahiran.[9]