Epidemiologi Hairy Tongue (Lingua Villosa)
Epidemiologi hairy tongue, atau dikenal juga dengan lingua villosa dan lidah hitam, bervariasi berdasarkan usia dan faktor predisposisi. Secara umum, kondisi ini ditemukan lebih tinggi pada pasien dewasa dan jenis kelamin pria.[2]
Global
Prevalensi hairy tongue dilaporkan berkisar 8,3% pada anak dan dewasa muda. Angka ini meningkat menjadi 57% pada individu dengan gangguan penyalahgunaan zat atau mereka yang dipenjara.
Hairy tongue telah dilaporkan ditemukan lebih banyak pada pria, individu yang merokok, individu yang mengonsumsi kopi atau teh secara berlebihan, pasien HIV, dan pengguna obat injeksi.[2,3]
Insidensi dan prevalensi hairy tongue dilaporkan meningkat seiring penambahan usia. Hal ini diduga berkaitan dengan meningkatnya paparan terhadap faktor predisposisi, seperti merokok dan konsumsi kopi.[2]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi nasional hairy tongue di Indonesia. Studi epidemiologi hairy tongue masih terbatas pada populasi tertentu, seperti pasien lansia. Studi pada 124 pasien geriatri di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Kota Surabaya menunjukkan bahwa 55,56% lesi oral yang ditemukan adalah hairy tongue. Sementara itu, studi pada 56 lansia di Panti Sosial Kota Banjarmasin menunjukan bahwa kelainan mukosa yang paling sering ditemukan adalah hairy tongue (48,21%).[5,6]