Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Kardiomiopati Takotsubo general_alomedika 2023-02-17T13:23:19+07:00 2023-02-17T13:23:19+07:00
Kardiomiopati Takotsubo
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Kardiomiopati Takotsubo

Oleh :
dr. Vania Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Patofisiologi kardiomiopati takotsubo hingga saat ini belum dapat dijelaskan secara pasti. Peningkatan katekolamin yang berlebihan diduga menyebabkan kerusakan pada miokard, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan miokard menyebabkan disfungsi ventrikel kiri. Kondisi ini merupakan karakteristik kardiomiopati takotsubo.

Hiperaktivitas Simpatis

Adanya stresor akut akan menginduksi aktivasi otak dan menimbulkan respons neurologis terhadap stres melalui aktivasi neuron brainstem noradrenergic dan sirkuit adrenomedulari, sehingga menstimulasi sekresi katekolamin.[1,9]

Rangsangan neural  merangsang  ujung saraf jantung dan menyebabkan peningkatan kadar katekolamin lokal pada miokard.  Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan katekolamin tidak hanya berdasarkan peningkatan sekresi dari medula adrenal, tetapi juga peningkatan lokal pada saraf terminal simpatis di jantung.[1]

Aktivasi β1 dan β2 adrenoreseptor, terutama yang melibatkan Gs coupling protein, menyebabkan toksisitas pada miokardium. Ketika ada peningkatan epinefrin yang berlebihan, terjadi perubahan aktivasi β2 adrenoreseptor dari Gs coupling menjadi Gi coupling.

Perubahan dari Gs ke Gi coupling menyebabkan apical ballooning, yaitu sebuah mekanisme protektif untuk membatasi jejas miosit. Namun, perubahan ini juga bersifat inotropik negatif sehingga menyebabkan disfungsi kontraksi ventrikel kiri.  β2 adrenoreseptor lebih banyak ditemukan di apikal daripada segmen basalis, sehingga lesi kardiomiopati takotsubo sering ditemukan di apikal.[1-2,9]

Disfungsi Endotel dan Defisiensi Estrogen

Disfungsi endotel menyebabkan ketidakseimbangan antara faktor vasokonstriksi dan vasodilatasi. Beberapa studi menemukan bahwa faktor risiko kardiovaskular yang berhubungan dengan disfungsi endotel banyak ditemukan pada pasien kardiomiopati takotsubo. pada disfungsi endotel, terjadi peningkatan respons α-adrenergik yang menyebabkan vasokonstriksi.[1]

Estrogen memiliki efek kardioprotektif, yang dapat menghasilkan efek vasodilatasi dan proteksi terhadap vaskuler, serta mengurangi aterosklerosis dan disfungsi endotel. Defisiensi estrogen dan disfungsi endotel mendukung kejadian kardiomiopati takotsubo. Hal ini menjelaskan tingginya prevalensi kardiomiopati takotsubo pada wanita postmenopause.[1-3]

Toksisitas Langsung Katekolamin

Norepinefrin dan neuropeptide terkait stres disimpan di dalam presinaptik postganglion sistem saraf simpatis. Stres memicu pelepasan katekolamin dari saraf simpatis jantung, sehingga menyebabkan kerusakan miokard secara langsung atau disfungsi epikardial dan mikrovaskular. Toksisitas miokard akibat pelepasan katekolamin ke miokard secara langsung diduga menyebabkan kerusakan lebih parah daripada efek katekolamin yang bersirkulasi di darah.[1,4]

Norepinefrin  menyebabkan overload kalsium yang menurunkan viabilitas miosit dan secara histologis tampak sebagai contraction band necrosis. Respons inflamasi ini tampak sebagai edema miokardium, nekrosis, dan fibrosis pada cardiac magnetic resonance (CMR). Pada 10% pasien kardiomiopati takotsubo, didapatkan late gadolinium enhancement yang bersifat fokal atau patchy diikuti distribusi yang segmental.[1]

Spasme Mikrovaskular

Peningkatan konsentrasi katekolamin diperkirakan dapat menginduksi spasme koroner, terutama pada level mikrovaskular. Spasme arteri koroner epikardial suboklusif dengan derajat berat dapat menyebabkan disfungsi ventrikel kiri dan menyebabkan penurunan kontraktilitas. Pemberian adenosine, yang dapat menimbulkan vasodilatasi pada pembuluh darah, menyebabkan perbaikan perfusi. Hal ini menunjukkan bahwa disfungsi vaskular bersifat fungsional.[1-3,9]

Sindrom Koroner Akut dengan Lisis Spontan

Sebuah hipotesis menyatakan bahwa kardiomiopati takotsubo mungkin merupakan sindrom koroner akut akibat trombus akut yang mengalami lisis spontan dan sempurna, sehingga menyebabkan resolusi spontan dari infark.[2-3]

 

Referensi

1. Pelliccia F, Kaski JC, Crea F, Camici PG. Pathophysiology of Takotsubo Syndrome. Circulation. 2017;135:2426-2441.
2. Khalid N, Ahmad SA, Shlofmitz E, Chhabra L. Pathophysiology of Takotsubo Syndrome. Treasure Island: StatPearls Publishing. 2020.
3. Carita P, Fazio G, Novo S, Novo G. Takotsubo cardiomyopathy. E-Journal of the ESC Council for Cardiology Practice. 2010;8(40).
4. De Chazal HM, Buono MGD, et al. Stress Cardiomyopathy Diagnosis and Treatment. Journal of the American College of Cardiology. 2018.72(16):1955-71.
9. Mostacelli S, Montecucco F, et al. An Emerging Cardiovascular Disease: Takotsubo Syndrome. Biomed Research International. 2019;2019:1-9.

Pendahuluan Kardiomiopati Takotsubo
Etiologi Kardiomiopati Takotsubo

Artikel Terkait

  • Assesmen Penggunaan Kecerdasan Artifisial Ekokardiografi Diagnostik untuk Membedakan Sindrom Takotsubo dari Infark Miokard – Telaah Jurnal Alomedika
    Assesmen Penggunaan Kecerdasan Artifisial Ekokardiografi Diagnostik untuk Membedakan Sindrom Takotsubo dari Infark Miokard – Telaah Jurnal Alomedika
  • Insidensi Stres Kardiomiopati selama Pandemi Coronavirus Disease 2019 – Telaah Jurnal Alomedika
    Insidensi Stres Kardiomiopati selama Pandemi Coronavirus Disease 2019 – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr.Sarah Marsa Tamimi
07 Oktober 2022
Pasien ibu hamil trimester 3 usia 28 tahun G1P0A0 dengan gejala cardiomiopati peripartum
Oleh: dr.Sarah Marsa Tamimi
2 Balasan
Alo dokter. Saya ada pasien usia 28 tahun, G1P0A0 saat ini UK 38-39 minggu.Tensi: saat datang 110/80, lain2 normal termasuk SpO2 98-99%Mengeluhkan nyeri dada...
drg. Annisa Widiandini
24 Januari 2022
Live Webinar Alomedika-Virtual Book Tour Part 2/8: Kardiomiopati Peripartum. Rabu 26 Januari 2022 (19.00 - 20.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Virtual Book Tour 2/8: Kardiomiopati Peripartum".Narasumber: dr. Melisa Aziz, Sp.JP, FIHA Pada hari &...
Anonymous
26 Oktober 2021
Menangani pasien yang mengalami miopati akibat statin - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Adelin, Sp.JPIzin bertanya dok. Bila ada pasien dislipidemia yang mengonsumsi obat golongan statin tetapi mengalami tanda-tanda miopati, kira-kira...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.