Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Insufisiensi Vena Kronik general_alomedika 2025-12-09T11:30:17+07:00 2025-12-09T11:30:17+07:00
Insufisiensi Vena Kronik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Insufisiensi Vena Kronik

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Penatalaksanaan insufisiensi vena kronik bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah sekuele dan komplikasi, serta membantu penyembuhan ulkus. Penatalaksanaan insufisiensi vena kronik dibedakan menjadi noninvasif dan invasif. Hingga kini belum ada terapi farmakologi yang terbukti efektif untuk insufisiensi vena kronik. Tata laksana noninvasif dengan stoking kompresi disarankan menjadi pilihan pertama tata laksana.[2,4,18]

Penatalaksanaan Noninvasif

Penatalaksanaan noninvasif untuk insufisiensi vena kronik adalah menggunakan gradient compression stocking dengan tekanan 30-40 atau 40-50 mmHg pada pergelangan kaki, dengan tekanan yang semakin berkurang ke arah proksimal tungkai (ada perbedaan tekanan / gradien antara proksimal dan distal tungkai).

Pada kebanyakan pasien, penggunaan compression stocking sudah cukup untuk mengembalikan aliran balik vena. Perlu dicatat bahwa kuncinya adalah perbedaan gradien tekanan, sehingga penggunaan gradient compression stocking tidak bisa digantikan dengan nongradient stocking atau elastic bandage, yang justru menyebabkan tourniquet effect dan memperburuk insufisiensi vena.[2,4,9]

Elevasi Tungkai

Elevasi tungkai merupakan intervensi sederhana namun efektif untuk meningkatkan aliran balik vena dengan memanfaatkan gravitasi untuk menurunkan tekanan vena. Pasien dianjurkan untuk mengangkat tungkai setidaknya 30 menit, 3–4 kali per hari, atau mengistirahatkan kaki dengan posisi lebih tinggi dari jantung saat berbaring.[4]

Latihan Fisik

Aktivitas fisik, terutama yang meningkatkan kekuatan otot betis dan mobilitas pergelangan kaki, dapat memperbaiki fungsi calf muscle pump, meningkatkan aliran balik vena, serta menurunkan edema.

Latihan seperti jalan rutin, calf raises, dan mobilisasi pergelangan kaki dianjurkan karena terbukti memperbaiki hemodinamika vena meskipun penelitian berskala besar masih terbatas. Fisioterapi juga dapat membantu meningkatkan mobilitas, mendukung penurunan berat badan, dan mengurangi gejala serta post-thrombotic syndrome (PTS).[4]

Kompresi

Compression stocking atau stoking kompresi adalah terapi utama pada insufisiensi vena kronik. Prosedur ini bekerja dengan memberikan tekanan bertahap (lebih tinggi di pergelangan kaki, menurun ke atas) untuk meningkatkan aliran balik vena dan mengurangi edema.

Untuk gejala ringan–sedang (C1–C3), rekomendasi tekanan ≥15 mmHg, sedangkan untuk edema, lipodermatosklerosis, dan PTS (C3–C4b) dianjurkan 20–40 mmHg di pergelangan kaki. Pemilihan panjang stoking (knee-high vs thigh-high) disesuaikan dengan lokasi edema, tetapi sebagian besar kasus menggunakan knee-high.

Kepatuhan menjadi halangan utama terapi ini, utamanya akibat keluhan panas, nyeri, tidak nyaman, serta kesulitan memasang–melepas stoking. Edukasi pasien sangat penting untuk memastikan penggunaan kompresi yang konsisten.[4]

Pilihan Terapi Noninvasif Lainnya

Intermittent pneumatic compression (IPC) dapat digunakan sebagai terapi adjuvan bila kompresi kontinu tidak ditoleransi. Pada PTS, IPC dapat meredakan gejala meskipun data penelitian masih terbatas.

Pilhan terapi lain adalah neuromuscular electrical stimulation. Metode ini merangsang kontraksi otot betis secara elektrik sehingga meningkatkan pengosongan vena profunda dan aliran vena. Meskipun penelitian menunjukkan peningkatan parameter hemodinamika vena, bukti untuk penurunan volume tungkai atau perbaikan gejala masih terbatas.

Tension-free compression, misalnya melalui perendaman air atau perangkat yang mengaplikasikan cairan bertekanan, dapat menghasilkan tekanan tinggi secara merata tanpa ketidaknyamanan. Teknik ini dilaporkan meningkatkan hemodinamika vena dan mengurangi volume tungkai pada edema, namun perangkatnya masih bersifat eksperimental dan belum tersedia secara luas.[4]

Farmakoterapi

Terapi farmakologi pada insufisiensi vena kronik adalah menggunakan venoactive drugs (VAD), yaitu kelompok obat alami maupun sintetik yang bekerja dengan menurunkan permeabilitas kapiler, mengurangi mediator inflamasi, serta meningkatkan tonus vena. Meski demikian, manfaat farmakoterapi dalam manajemen insufisiensi vena kronik masih menimbulkan kontroversi karena heterogenitas bukti.

Telah ada tinjauan Cochrane yang menunjukkan bahwa dibandingkan plasebo, VAD dapat memperbaiki gejala seperti nyeri, kram, rasa berat, parestesia, dan edema, meskipun efeknya pada kualitas hidup tidak konsisten dan terdapat peningkatan kecil efek samping. Beberapa contoh farmakoterapi yang telah diteliti adalah Ruscus extract, micronised purified flavonoid fraction (MPFF), calcium dobesilate, hydroxyethylrutoside, red vine leaf extract, dan sulodexide.

Secara klinis, VAD umumnya ditoleransi dengan baik, memiliki efek samping jarang dan biasanya ringan, serta relatif murah. Meski begitu, mengingat masih kurangnya basis bukti, keputusan terkait penggunaannya perlu mempertimbangkan manfaat dan risiko pada masing-masing kasus. Perlu dicatat pula bahwa farmakoterapi ini tidak menggantikan terapi utama seperti kompresi dan modifikasi gaya hidup.[4]

Penatalaksanaan Invasif

Penatalaksanaan invasif untuk insufisiensi vena kronik adalah dengan venoablasi, yang ditujukan untuk pasien dengan ulkus tungkai refrakter. Venoablasi dapat dilakukan secara endovena maupun operatif dengan tujuan untuk mengkoreksi insufisiensi vena dengan membuang atau menutup jalur refluks utama dari jalur aliran balik vena.[2,4,9]

Ada berbagai teknik venoablasi yang dilakukan, tetapi yang tersering adalah stab avulsion atau phlebectomy.

  • Ligation with stripping: bagian vena yang refluks diligasi dari jalur vena utamanya kemudian dilakukan diseksi, misalnya ligasi dan diseksi vena saphena magna dari vena femoralis, atau vena saphena parva dari vena popliteal

  • Simple ligation and division: bagian vena yang refluks diligasi dan dipotong dari jalur vena utamanya sehingga bagian vena tersebut tidak berfungsi lagi (terpisah dari jalurnya), namun vena tersebut tidak diangkat

  • Sclerotherapy (dengan atau tanpa ligasi): injeksi zat sklerosan ke vena yang refluks untuk memicu kerusakan endotel dan fibrosis, umumnya untuk lesi telangiektasis

  • Stab avulsion atau phlebectomy (dengan atau tanpa ligasi): insisi kecil kulit, lalu vena dicungkil ke luar kulit dengan phlebectomy hook dan dipotong. Bila dengan diligasi, kedua sisi diklem sebelum dipotong, baru dilligasi.

  • Radiofrequency ablation (RFA): seperti kateter intravena dimasukkan ke vena yang refluks melalui insisi kulit, kemudian energi radiofrekuensi dipancarkan untuk memanaskan dan merusak dinding vena dalam untuk menutup vena

  • Endovenous laser therapy (EVLT): laser fiber (seperti guidewire) dimasukkan intravena ke vena yang refluks, kemudian laser dipancarkan sepanjang jalur vena tersebut untuk memicu fibrosis.[2,4,7,9]

Penatalaksanaan Ulkus Venosus

Insufisiensi vena kronik dapat menimbulkan ulkus venosus. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati ulkus venosus adalah dengan terapi kompresi, elevasi kaki.[4,19]

Stoking Kompresi

Terapi stoking kompresi seperti yang telah disebutkan sebelumnya adalah pilihan dalam mengobati ulkus venosus. Terapi kompresi mampu menurunkan edema, memperbaiki refluks vena, meningkatkan penyembuhan ulkus, dan mengurangi keluhan nyeri. Angka kesembuhan ulkus venosus yang diobati dengan terapi kompresi berkisar 30-60% dalam 24 minggu, dan 70-85% setelah 1 tahun.[4,19]

Elevasi Kaki

Elevasi kaki jika digunakan sebagai kombinasi dengan stoking kompresi dilaporkan mampu mempercepat penyembuhan ulkus. Elevasi kaki dilakukan dengan mengangkat ekstremitas bawah lebih tinggi dari jantung dengan tujuan mengurangi edema, memperbaiki mikrosirkulasi, dan memperbaiki oksigenasi. Suatu studi menunjukan bahwa elevasi kaki dapat meningkatkan Doppler flux 45%. Elevasi kaki disarankan dilakukan selama 30 menit, 3-4 kali sehari.[4,19]

Perawatan Luka

Perawatan luka dilakukan sebagaimana merawat ulkus. Dapat digunakan dressing luka seperti hidrokoloid, hidrogel, dan nonadherent dressing lain. Vacuum-assisted closure dilaporkan mampu mengurangi kedalaman dan volume luka dibandingkan penggunaan dressing saja.[4,19]

Medikamentosa

Antibiotik oral tidak disarankan untuk digunakan secara rutin pada ulkus venosus. Antibiotik oral dapat digunakan jika terjadi selulitis.

Jika tidak ada kontraindikasi, aspirin 300 mg per hari dikombinasikan dengan terapi kompresi, dilaporkan dapat mempercepat penyembuhan ulkus dan mengurangi ukuran ulkus venosus.[4,19]

Tindakan Bedah

Pasien dengan ulkus venosus akibat insufisiensi vena kronik dapat memerlukan tindakan bedah seperti debridement dan skin graft.[19]

 

 

Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha

Referensi

2. Weiss, R. Venous Insufficiency. 2024. https://emedicine.medscape.com/article/1085412-overview
4. De Maeseneer MG, Kakkos SK, Aherne T, et al. Editor's Choice - European Society for Vascular Surgery (ESVS) 2022 Clinical Practice Guidelines on the Management of Chronic Venous Disease of the Lower Limbs. Eur J Vasc Endovasc Surg. 2022 Feb;63(2):184-267. doi: 10.1016/j.ejvs.2021.12.024.
7. Spiridon M, Corduneanu D. Chronic Venous Insufficiency: a Frequently Underdiagnosed and Undertreated Pathology. Maedica (Buchar). 2017;12(1):59–61
9. Santler, B. and T. Goerge, Chronic venous insufficiency–a review of pathophysiology, diagnosis, and treatment. JDDG: Journal der Deutschen Dermatologischen Gesellschaft, 2017. 15(5): p. 538-556. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/ddg.13242
18. Fukaya E, Kolluri R. Nonsurgical Management of Chronic Venous Insufficiency. N Engl J Med. 2024 Dec 19;391(24):2350-2359. doi: 10.1056/NEJMcp2310224.
19. Collins L, Seraj S. Diagnosis and Treatment of Venous Ulcer. Am Fam Physician. 2010 Apr 15;81(8):989-996

Diagnosis Insufisiensi Vena Kronik
Prognosis Insufisiensi Vena Kronik

Artikel Terkait

  • Efektivitas Stoking Kompresi untuk Deep Vein Thrombosis
    Efektivitas Stoking Kompresi untuk Deep Vein Thrombosis
  • Red Flag Edema Perifer
    Red Flag Edema Perifer
  • Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
    Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
  • Red Flag Keluhan Kaki Merah
    Red Flag Keluhan Kaki Merah
  • Manfaat Statin pada Deep Vein Thrombosis (DVT)
    Manfaat Statin pada Deep Vein Thrombosis (DVT)

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Novia Indriani Sudharma
Dibalas 18 Maret 2024, 11:36
Tata laksana perdarahan pada CVI (Chronic Venous Insufficiency)
Oleh: dr. Novia Indriani Sudharma
2 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya 🙏. Pasien perempuan usia 88 th, datang ke klinik dengan perdarahan tungkai bawah e.c CVI (Chronic venous insufficiency). Pasien...
dr. Gabriela
Dibalas 01 Maret 2024, 10:05
Efikasi Stoking Kompresi pada Lansia dengan Insufisiensi Vena Kronik untuk Mencegah Deep Vein Thrombosis dan Ulkus Kaki – Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Risiko terjadi insufisiensi vena kronik meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Penggunaan stoking kompresi medis oleh lansia adalah untuk...
dr.Risa
Dibalas 14 November 2023, 10:05
Tata laksana edema pitting unilateral
Oleh: dr.Risa
2 Balasan
Alo dokter. Izin berdiskusi pasien saya laki2 usia 70 th. Terdapat keluhan bengkak pada kaki kanan sudah kurang lebih 3 bulan ini. Nyeri (-), panas (-)....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.