Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Sindrom Mielodisplasia annisa-meidina 2025-03-03T08:36:54+07:00 2025-03-03T08:36:54+07:00
Sindrom Mielodisplasia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sindrom Mielodisplasia

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Patofisiologi sindrom mielodisplasia berkaitan dengan kelainan hematopoietik akibat mutasi genetik dan gangguan mikrolingkungan sumsum tulang yang menyebabkan diferensiasi sel induk hematopoietik terganggu, apoptosis meningkat, serta hematopoiesis tidak efektif. Sindrom mielodisplasia dapat terjadi secara primer atau sekunder karena terapi seperti kemoterapi.[1]

Karakteristik utama dari sindrom mielodisplasia adalah hematopoiesis yang tidak efektif. Patofisiologi bergantung pada keragaman mekanisme yang didukung oleh peristiwa genetik dalam sel induk hematopoetik yang mengalami penuaan. Patofisiologi sindrom mielodisplasia melibatkan keragaman genetik pada klonning, kondisi inflamasi yang terkait dengan penuaan, dan respons yang terganggu dari lingkungan sistem imun tubuh.[6]

Pengaruh Mutasi Gen

Patofisiologi sindrom mielodisplasia dimulai dari mutasi pada sel punca hematopoietik yang menyebabkan perubahan jalur regulasi transkripsi dan mengarahkan hematopoiesis ke bias mieloid dengan mengorbankan jalur limfoid. Gangguan ini mengakibatkan produksi megakariosit, eritroblast, dan granulosit yang displastik dalam lingkungan mikroinflamasi, di mana sel penekan turunan mieloid berkontribusi terhadap peningkatan reactive oxygen species (ROS).

Hematopoiesis klonal terjadi akibat mutasi akumulatif sepanjang kehidupan, dengan transisi pasangan basa C→T sebagai perubahan paling umum karena deaminasi metil yang berkaitan dengan usia. Sindrom mielodisplasia dini berkembang melalui amplifikasi klon sel punca hematopoietik awal, yang kemudian mengalami mutasi sekunder dan membentuk subklon dengan struktur yang lebih kompleks.

Mutasi pada DNMT3A dan TET2 sering terjadi pada tahap awal dan dapat muncul sebelum perkembangan keganasan hematologi, dengan DNMT3A dikenali sebagai lesi pra-leukemia karena kemampuannya bertahan selama remisi pada leukemia mieloid akut. Perubahan frekuensi alel varian yang rendah sebelum transformasi maligna menunjukkan bahwa sindrom mielodisplasia merupakan hasil dari proses evolusi klonal yang berkelanjutan dalam sistem hematopoietik.[6]

Mekanisme Terjadinya Sitopenia

Pada sindrom mielodisplasia dini, hasil laboratorium akan menunjukkan sitopenia. Sitopenia terjadi karena adanya penuaan pada sel punca hematopoietik. Sel punca hematopoietik yang menua akan memiliki defek fungsional, perubahan pada profil ekspresi gen, perubahan epigenetik, dan replikasi stress.

Sitopenia juga terjadi karena adanya eritropoiesis yang tidak efektif. Anemia merupakan gejala tersering dari pasien dengan sindrom mielodisplasia, yang berkaitan dengan tidak efektifnya eritropoiesis pada sumsum tulang. Tidak efektifnya eritropoiesis terjadi karena berkurangnya kapasitas untuk memproduksi eritroblas terdiferensiasi yang matur dan diperparah karena tidak terkompensasi dengan meningkatnya proliferasi eritroblas yang imatur.[6,7]

Referensi

1. Dotson JL, Lebowicz Y. Myelodysplastic Syndrome. 2022 Jul 18. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan–. PMID: 30480932.
6. Fontenay M, Farhat B, Boussaid I. Pathophysiology of myelodysplastic syndromes. Hemato. 2021 Jul 26;2(3):477-95.
7. Alex Aleshin, Peter L. Greenberg; Molecular pathophysiology of the myelodysplastic syndromes: insights for targeted therapy. Blood Adv 2018; 2 (20): 2787–2797. doi: https://doi.org/10.1182/bloodadvances.2018015834

Pendahuluan Sindrom Mielodisplasia
Etiologi Sindrom Mielodisplasia

Artikel Terkait

  • Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
    Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
  • Pengaruh Usia Donor Transplantasi Sel Punca Hemopoietik pada Kasus Leukemia Akut
    Pengaruh Usia Donor Transplantasi Sel Punca Hemopoietik pada Kasus Leukemia Akut
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 29 Agustus 2024, 08:36
Terapi bronkopneumonia pada pasien ALL/acute lymphoid leukimia
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter Izin bertanya dok, untuk kasus bronkopneumonia pada pasien ALL apakah tatalaksananya sama seperti bronkopneumonia biasa? Kemudian apabila anak...
Anonymous
Dibalas 24 Oktober 2023, 19:02
Membedakan pasien CML fase krisis dengan AML
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertny dok pasien CML fase krisis blas bagaimana membedakan dg AML dan apa terapinya?
Anonymous
Dibalas 16 Februari 2023, 09:23
Bisitopenia et leukositosis dengan curiga AIHA
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya mendapatkan laki laki usia 59thn pre-op hernia inguinalis, ternyata hasil lab didapatkan seperti ini. Klinis splenomegali schufner 2-3. Pemeriksaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.