Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Vitiligo general_alomedika 2023-02-22T13:31:56+07:00 2023-02-22T13:31:56+07:00
Vitiligo
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Vitiligo

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Patofisiologi vitiligo masih sulit dipahami. Berbagai teori diduga menjadi penyebab hilangnya melanosit pada penyakit ini. Laju kehilangan melanosit pada daerah lesi lebih cepat daripada pembentukan melanosit. Mekanisme yang diperkirakan berperan dalam hal ini adalah genetik, autoimun, biokimia, stress oksidatif, saraf, dan virus.[1,2,5,7]

Peran Genetika

Vitiligo diwariskan dalam pola non-Mendelian. Vitiligo merupakan penyakit poligenik, yaitu tidak ada gen tunggal yang berperan dalam penyakit ini. Saat ini terdapat bukti kuat keterlibatan gen human leukocyte antigen (HLA), protein tyrosine phosphatase non-receptor type 22 (PTPN22), NACHT-LRR-PYD-containing protein-1 (NALP1) dan cytotoxic T lymphocyte antigen-4 (CTLA-4) yang terkait dengan kerentanan autoimunitas.[2,7]

Peran Sistem Imunitas

Teori autoimun menjelaskan perubahan imunitas humoral dan seluler dalam kerusakan melanosit. Telah ditemukan adanya autoantibodi yang bersirkulasi terhadap protein melanosit pada serum pasien vitiligo. Dari sisi imunitas seluler, bukti menunjukkan sel T CD8 (cluster of differentiation 8) teraktivasi pada kulit pasien vitiligo perilesional sebagai mediator penghancur melanosit.[2,4,7]

Teori Stres Oksidatif

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tingginya kadar nitric oxide dan rendahnya kadar glutathione dan katalase berhubungan dengan penyakit vitiligo. Nitric oxide dapat menyebabkan destruksi melanosit, sedangkan glutathione dan katalase berfungsi mencegah cedera oleh radikal bebas.[2]

Teori Neural

Vitiligo segmental sering muncul dalam pola dermatomal, sehingga muncul hipotesis bahwa terdapat mediator kimia yang dilepaskan dari ujung saraf yang dapat menyebabkan penurunan produksi melanin. Pada kulit pasien vitiligo, telah ditemukan peningkatan kadar neuropeptide Y.

Penurunan produksi keringat ditemukan pada beberapa bercak vitiligo segmental dan beberapa pasien telah terbukti mengalami perubahan degeneratif atau regeneratif ringan pada akson dan sel Schwann di area yang mengalami depigmentasi.[2]

Teori Virus

DNA cytomegalovirus (CMV) telah diidentifikasi dalam spesimen biopsi kulit dari beberapa pasien vitiligo. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa terdapat kerusakan yang disebabkan oleh virus tersebut terhadap melanosit. Beberapa studi juga menjelaskan kemungkinan keterlibatan virus lain, seperti virus hepatitis C, human immunodeficiency virus (HIV), dan virus Epstein-Barr.[2]

Teori Konvergensi

Terdapat kemungkinan bahwa vitiligo adalah hasil dari konvergensi beberapa jalur patologis yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kebanyakan ahli sepakat bahwa vitiligo lebih mungkin merupakan sebuah sindrom daripada entitas tunggal.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Bergqvist C, Ezzedine K. Vitiligo: A Review. Dermatology. 2020;236(6):571-592.
2. Halder RM, Chappell JL. Vitiligo update. Semin Cutan Med Surg. 2009 Jun;28(2):86-92.
4. Neema S. Vitiligo. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1068962-overview
5. Gunasekera N. Vitiligo Screen Tool as an Innovative Method for Diagnosing and Studying Vitiligo. 2017. Doctoral dissertation, Harvard Medical School. http://nrs.harvard.edu/urn-3:HUL.InstRepos:40621394.
7. Boissy RE, Spritz RA. Frontiers and controversies in the pathobiology of vitiligo: separating the wheat from the chaff. Exp Dermatol. 2009 Jul;18(7):583-5.

Pendahuluan Vitiligo
Etiologi Vitiligo
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 21 Juli 2023, 00:04
Muncul bintik-bintik putih pada kaki
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin konsul pasien wanita usia 24 th, mengeluhkan muncul putih2 di ektremitas bawah, tidak ada nyeri dan gatal, tidak ada riwayat di keluarga sebelumnya,...
Anonymous
Dibalas 22 April 2023, 20:42
Pasien 16 tahun dengan vitiligo
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Mohon izin konsul dokter, saya ada pasien usia 16 tahun, muncul bercak putih di bawah mata saja dan hanya diarea wajah saja, sdh saya resepkan Mometason...
dr. Raudhatul Jannah
Dibalas 15 April 2023, 12:49
Tata laksana vitiligo di bagian wajah pada pasien anak
Oleh: dr. Raudhatul Jannah
2 Balasan
Alo dokter, ijin berdiskusi,Saya punya pasien anak usia 9 tahun dengan vitiligo di wajah (area T zone), pasien sudah berobat ke dr. Sp. DV yang berbeda sudah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.