Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Miliaria general_alomedika 2022-11-18T11:22:46+07:00 2022-11-18T11:22:46+07:00
Miliaria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Miliaria

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Etiologi miliaria adalah gangguan aliran keringat duktus kelenjar keringat ekrin (acrosyringium) oleh karena overhidrasi stratum korneum, imaturitas duktus, biofilm yang dibentuk oleh bakteri kulit, debris kulit, dan plug hiperkeratosis.[1-3]

Faktor Risiko

Faktor risiko miliaria antara lain:

  • Usia: miliaria lebih banyak ditemukan pada neonatus
  • Oklusi pada kulit: misalnya oleh karena pakaian ketat, pakaian tebal non-breathable, tirah baring dalam waktu lama, atau penggunaan transdermal patch

  • Berpindah domisili dari daerah beriklim dingin ke daerah beriklim tropis
  • Aktivitas fisik yang menyebabkan keringat berlebihan
  • Hiperpireksi
  • Pseudoaldosteronisme tipe I: berkaitan dengan ekskresi natrium dari saluran keringat dan menimbulkan miliaria rubra-pustulosa
  • Sindrom Morvan yang menyebabkan hiperhidrosis
  • Penggunaan obat-obatan yang menginduksi produksi keringat seperti clonidine, neostigmin, dan bethanechol[1,3]

Ada berbagai kasus yang melaporkan faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan miliaria antara lain pengobatan menggunakan kortikosteroid oral untuk kasus toxic epidermal necrolysis (TEN), penggunaan baju pengaman antiapi pada pemadam kebakaran, penggunaan sepatu boot panjang pada pekerja tambang, pekerjaan sebagai atlet, serta efek samping chemical peeling.

Studi pada tikus, menunjukkan ablasi gen Foxc1 menimbulkan sumbatan duktus kelenjar keringat yang memberikan gambaran klinis mirip miliaria pada manusia. Hal ini memunculkan hipotesis bahwa ada faktor genetik yang dapat mempengaruhi terjadinya miliaria.[5-9]

Hanya 1,3% kasus miliaria kristalina yang terjadi di usia <48 jam, biasanya disebabkan karena miliaria kristalina kongenital. Faktor risiko miliaria kristalina kongenital adalah riwayat demam pada ibu saat persalinan, adanya verniks kaseosa, serta faktor oklusif dan lembap dari cairan amnion.[2,10]

Referensi

1. Guerra KC, Krishnamurthy K. Miliaria. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537176/
2. Dixit S, Jain A, Datar S, Khurana VK. Congenital miliaria crystallina-A diagnostic dilemma. Med J Armed Forces India. 2012;68(4):386-388.
3. Levin NA. Miliaria. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1070840-overview
5. Carter R, Garcia AM, Souhan BE. Patients presenting with miliaria while wearing flame resistant clothing in high ambient temperatures: a case series. J Med Case Reports. 2011;5:474.
6. Peng C, Chen W, Lu J, Yi X, Ding Y, Gao Y. Miliaria crystallina secondary to herbal remedies-induced toxic epidermal necrolysis, a case report. Dermatologic Therapy. 2019;32(4):e12995.
7. O'connor AA, Lowe PM, Shumack S, Lim AC. Chemical peels: A review of current practice. Australasian Journal of Dermatology. 2017;59(3):171-181.
8. Chang YC, Ishii R, Campbell DP, Michel M, Piao Y, Kume T, Schlessinger D. Foxc1 ablated mice are anhidrotic and recapitulate features of human miliaria sweat retention disorder. Journal of Investigative Dermatology. 2017;137:38-45.
9. Bukhari I, Alayoubi A, Alzahrani M. Miliaria pustulosa misdiagnosed as a case of acne vulgaris. Our Dermatol Online. 2016:7(4);448-450.
10. Babu TA, Vijayadevagaran V, Sharmila V. Congenital miliaria crystallina following maternal febrile illness. Indian Journal of Paediatric Dermatology. 2014;15(3):150-151.

Patofisiologi Miliaria
Epidemiologi Miliaria
Diskusi Terkait
Anonymous
18 Februari 2023
Bintik bintik merah gatal pada kelopak mata
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter. Pada pasien wanita, yang mengalami bintik bintik merah pada kelopak mata, bintik bintik nya banyak kecil kecil dan banyak seperti dermatitis...
Anonymous
26 Agustus 2022
Terapi untuk kulit hidung yang terasa panas dan gatal
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo dokter, saya ada pasien hidungnga tiba tiba terasa panas dan gatal +/-1 hari SMS, demam sebelumnya tidak ada, mengaku baru demam hari ini. Pasien...
Anonymous
14 Agustus 2022
Pasien remaja dengan Biang keringat pada tangan, badan dan wajah
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi teman sejawat ada seorang remaja datang dengan keluhan biang keringat gatal pada bagian tangan , badan dan wajah.Pemberian calamin lation boleh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.