Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Ulkus Dekubitus general_alomedika 2022-05-12T10:39:25+07:00 2022-05-12T10:39:25+07:00
Ulkus Dekubitus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Ulkus Dekubitus

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Diagnosis dari ulkus dekubitus atau yang dikenal dengan pressure injury dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang secara holistik.

Anamnesis

Anamnesis pada pasien ulkus dekubitus harus dilakukan secara komprehensif, hal ini disebabkan oleh karena ulkus dekubitus tidak selalu terlihat secara superfisial. Secara umum, jaringan otot lebih mudah mengalami nekrosis dibandingkan kulit. Sehingga diagnosis dari ulkus dekubitus terkadang susah untuk dilakukan.

Beberapa informasi yang perlu ditanyakan terkait terjadinya risiko ataupun terjadinya luka tekan yang sedang berlangsung adalah:

  • Kesehatan fisik dan mental pasien secara keseluruhan, untuk melihat tingkat mobilisasi dari pasien
  • Adanya bau atau cairan yang tidak sedap
  • Faktor risiko terjadinya malnutrisi (diet dan penurunan berat badan)
  • Status kontinensia
  • Riwayat pengobatan dan operasi
  • Riwayat penyakit : riwayat ulkus sebelumnya, multiple sclerosis,

  • Riwayat konsumsi alkohol, rokok dan obat-obatan terlarang
  • Riwayat penyakit neurologi penyerta seperti quadriplegia, paraplegia, spina bifida. [12]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik diawali dengan melakukan pemeriksaan fisik secara umum terlebih dahulu yang kemudian difokuskan pada lokasi terjadinya ulkus. Predileksi terjadinya ulkus adalah lokasi-lokasi dengan penonjolan tulang yang jelas.

Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) telah mengklasifikasikan ulkus dekubitus menjadi 6 bagian berdasarkan kedalamannya.

Luka Tekan Derajat I (non blanchable erythema)

Kulit yang umumnya terlokalisir pada daerah penonjolan tulang akan tampak kemerahan. Daerah ini akan teraba nyeri, lunak, serta perubahan suhu lebih hangat atau lebih dingin dibandingkan jaringan sekitarnya.

Luka Tekan Derajat II (partial thickness skin loss)

Pada derajat II, bagian kulit dermis akan hilang yang bermanifestasi sebagai ulkus dangkal terbuka dengan warna kemerahan pada dasar luka tanpa adanya slough dan memar. Manifestasi lainnya juga terdapat blister yang berisi serum yang masih intak atau ruptur.

Luka Tekan Derajat III (full thickness skin loss)

Hilangnya kulit akan membuat lemak subkutan menjadi terlihat, namun pada derajat ini tulang, tendon maupun jaringan otot tidak terlihat. Pada derajat ini mungkin terdapat slough, yang disertai dengan undermining dan tunnelling.

Luka Tekan Derajat IV (full thickness tissue loss)

Pada derajat IV jaringan yang terpapar adalah tulang, tendon dan otot. Eskar dan slough akan tampak pada bagian dasar luka yang disertai dengan tunnelling dan undermining.

Luka Tekan Unstageable (kedalaman tidak dapat ditentukan)

Luka tekan ini merupakan luka tekan yang dasar luka tidak dapat terlihat akibat adanya slough  dan/atau eskar pada dasar luka. Luka tekan akan diklasifikasikan sebagai unstageable selama slough atau eskar belum dihilangkan sehingga kedalaman luka belum dapat ditentukan.

Suspected Deep Tissue Injury

Luka tekan dengan suspek kerusakan jaringan dalam akan tampak kulit yang masih intak berwarna berwarna keunguan atau maroon terlokalisir. Manifestasi lainnya adalah blister yang berisi darah akibat kerusakan jaringan lunak di dalamnya. Area ini akan terasa nyeri, lunak dan berair, serta perubahan suhu dibandingkan jaringan sekitarnya. [3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari luka tekan yang utama adalah luka kronis yang disebabkan oleh neuropati diabetikum, insufisiensi vena dan arteri.

Ulkus Diabetik

Ulkus diabetikum yang disebabkan oleh neuropati diabetikum umumnya muncul pada kaki bagian metatarsal atau ujung ibu jari. Dasar luka pada ulkus ini berbentuk lesi punched out, disertai dengan daerah sekitar yang teraba hangat kering, dan berkurangnya sensasi. [16,17]

Ulkus Vena

Ulkus vena disebabkan oleh insufisiensi pembuluh darah vena. Ulkus ini umumnya berlokasi pada region pretibial dari tungkai bawah atau bagian atas pergelangan kaki. Dasar dari ulkus ini berwarna merah disertai dengan granulasi dan eksudat. Jaringan sekitar dari ulkus vena akan tampak edema yang disertai dengan indurasi, dilatasi vena, dan teraba hangat. [16,17]

Ulkus Arteri

Ulkus arteri disebabkan oleh adanya oklusi pada arteri yang menyebabkan nekrosis jaringan. Ulkus ini umumnya terjadi pada ujung jari kaki. Dasar luka pada ulkus ini akan tampak sianotik, pucat dan tidak disertai dengan granulasi. Jaringan sekitar pada ulkus arteri akan teraba dingin dan kering yang disertai dengan peningkatan capillary refill time serta pulsasi yang tidak teraba. [16,17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan laboratorium dan kultur jaringan untuk melihat tanda infeksi, pemeriksaan radiologi dan gambaran 3D untuk melihat sejauh mana kerusakan jaringan yang terlibat.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk melihat tanda-tanda infeksi dan status nutrisi dari pasien. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, albumin, prealbumin. transferin, dan serum protein.

Tanda-tanda infeksi dapat dilihat dari pemeriksaan darah lengkap, peningkatan leukosit diatas 15,000/ uL dan erythrocyte sedimentation rate (ESR) diatas 120 mm/jam dapat menandakan terjadinya infeksi seperti osteomyelitis. Pemeriksaan albumin, prealbumin, transferin dan serum protein dilakukan untuk melihat status nutrisi pasien. [12]

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kerusakan jaringan yang ditimbulkan dari tekanan eksternal serta tanda-tanda osteomyelitis. Pemeriksaan radiologi yang umumnya dilakukan adalah gambaran radiografi polos, computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI). [10]

Kultur Jaringan

Kultur jaringan tidak rutin dilakukan pada pasien ulkus dekubitus. Pemeriksaan ini dilakukan hanya apabila tanda-tanda penyembuhan tidak terlihat atau terjadi tanda-tanda infeksi yang persisten. Kultur bakteri dikatakan positif apabila terdapat bakteri lebih dari 105 CFU/gram pada jaringan. [10]

Gambaran 3 Dimensi

Teknologi ini merupakan teknologi terbaru untuk mengukur ukuran dan volume dari ulkus dengan menggunakan sebuah aplikasi yang disebut iDr. Aplikasi ini menggunakan kamera dari telepon genggam sebagai sistem gambaran optik yang nantinya akan memproyeksikan ukuran dan volume ulkus dalam gambaran 3 dimensi. [18]

Referensi

3. National Pressure Ulcer Advisory Panel, European Pressure Ulcer Advisory Panel, Pan Pacific Pressure Injury Alliance. Prevention and Treatment of Pressure Ulcers : Clinical Practice Guideline.
10. Boyko T V, Longaker MT, Yang GP. Review of the Current Management of Pressure Ulcers. 2016;00(00):1–11.
12. Kirman CN. Pressure Injuries and Wound Care [Internet]. Medscape. 2018. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/190115-overview
16. Sim C, Baruah M. Diagnosis and management of venous leg ulcers. Br Med J. 2018;3115(August):1–9.
17. Berlowitz D. Pressure Ulcers. Uptodate; 2013. p. 2887.
18. Yee A, Harmon J, Yi S. Quantitative Monitoring Wound Healing Status Through Three-dimensional Imaging on Mobile Platforms. J Am Coll Clin Wound Spec [Internet]. 2016;8(1–3):21–7. Available from: https://doi.org/10.1016/j.jccw.2017.11.001

Epidemiologi Ulkus Dekubitus
Penatalaksanaan Ulkus Dekubitus
Diskusi Terbaru
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
Hari ini, 19:58
BRU 2022
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Bali Reumatology Update 2022Link Registrasi: bit.ly/WebinarBRU2022
Anonymous
Hari ini, 16:56
Terapi SLE dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie, Sp.PD , saya ingin bertanya bagaimana penyesuaian dosis kortikosteroid pada pasien SLE yang kemudian diketahui mengalami diabetes mellitus...
Anonymous
Hari ini, 16:50
Terapi T-3 hormone replacement therapy pada Hashimoto's Disease - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie Warapsari, Sp. PD saya ingin bertanya mengenai kapan diperlukan terapi T-3 hormone replacement therapy pada kasus hashimoto disease ya dok?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.