Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Peritonitis general_alomedika 2022-10-11T09:16:30+07:00 2022-10-11T09:16:30+07:00
Peritonitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Peritonitis

Oleh :
Graciella N T Wahjoepramono
Share To Social Media:

Penatalaksanaan utama untuk peritonitis adalah penanganan sumber infeksi, eliminasi bakteri dan toksin, mempertahankan fungsi sistem organ, dan menangani proses inflamasi.[2,5]

Antibiotik

Berikut ini adalah antibiotik yang dapat dipilih pada peritonitis primer dan sekunder.

Peritonitis Primer

Untuk peritonitis primer, pasien dapat diberikan tatalaksana antibiotik empiris yang dapat menangani basil aerobik gram negatif dan kokus gram positif seperti sefalosporin generasi ketiga. Pilihan antibiotik yang sering digunakan adalah cefotaxime 2 g setiap 8 jam diberikan secara intravena.

Pilihan lain yang dapat digunakan adalah antibiotik spektrum luas seperti kombinasi penisilin dengan penghambat beta-laktamase. Contohnya adalah piperacillin/tazobactam 3,375 g setiap 6 jam secara intravena.

Ceftriaxone juga dapat dipilih dengan dosis 2 g sekali sehari diberikan secara intravena.

Jika pemeriksaan penunjang sudah menemukan organisme penyebab infeksi, maka pengobatan yang diberikan disesuaikan.

Dengan pengobatan yang benar, pasien dengan peritonitis primer dapat bereaksi terhadap terapi dalam waktu 72 jam. Peritonitis primer jarang memerlukan tindakan pembedahan.[1,5,9]

Peritonitis Sekunder

Tata laksana kontrol sumber infeksi melalui tindakan pembedahan dan pemberian antibiotik yang sesuai dapat mengurangi angka mortalitas hingga sekitar 5-6%. Bila sumber infeksi tidak terkontrol, angka mortalitas pasien dapat mencapai 40%.[1]

Pada peritonitis sekunder, regimen antibiotik yang diberikan ditujukan untuk basil gram-negatif dan anaerob. Pada penyakit yang ringan-sedang dapat diberikan kombinasi penisilin dengan penghambat beta-laktamase, contohnya ticarcillin/clavulanate 3,1 g intravena setiap 6 jam, atau cefoxitine 2 g intravena sekali sehari. Pasien yang menjalani rawat inap di ruang intensif dapat diberikan imipenem, meropenem, atau kombinasi obat seperti ampicillin dengan metronidazole dan ciprofloxacin.[5]

Mata analisis dan tinjauan sistemik Cochrane yang dipublikasikan tahun 2005 menemukan bahwa efektivitas regimen antibiotik yang direkomendasikan relatif equivalent efektivitasnya. Regimen antibiotik pada penelitian yang dianalisis sangat beragam, mulai dari ciprofloxacin 400 mg setiap 12 jam + metronidazole 500 mg tiap 6 jam dibandingkan dengan  piperacillin/tazobactam 3,375 g setiap 6 jam secara intravena, hingga clinafloxacin 200 mg setiap 12 jam dibandingkan dengan imipenem/cilastatin 500 mg setiap 6 jam.[13]

Pembedahan

Tata laksana pembedahan untuk peritonitis memiliki tiga tujuan utama yaitu:

  • Mengeliminasi sumber kontaminasi
  • Mengurangi inokulum bakteri
  • Menghindari peritonitis rekuren atau persisten[14]

Pada peritonitis sekunder yang seringkali disebabkan oleh infeksi dari organ peritoneum yang ruptur, maka diperlukan tatalaksana pembedahan. Terapi yang efektif memerlukan tata laksana pada sumber infeksi seperti mengangkat atau membetulkan kembali organ yang terinfeksi, serta debridemen jaringan yang nekrotik.

Pada pasien yang memiliki abses intraperitoneum, tindakan pembedahan diindikasikan pada individu dengan abses multipel, abses yang terletak dekat dengan organ vital, dan pasien yang memiliki sumber kontaminasi tidak terkontrol. Pilihan selain pembedahan untuk abses intraperitoneal adalah penggunaan kateter drainase.[1]

Tindakan pembedahan yang dilakukan pada peritonitis umumnya adalah laparotomi. Sebuah studi menunjukkan bahwa staged abdominal repair dapat bermanfaat pada pasien dengan peritonitis sedang-berat. Staged abdominal repair adalah kebijakan penatalaksanaan operatif menggunakan laparotomi multipel yang terjadwal setiap 24-48 jam hingga kavum peritoneum tampak bersih.[15]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

 

Referensi

1. Beilman G, Dunn D. Surgical Infections. In: Schwartz’s Principles of Surgery. 10th ed. McGraw-Hill Companies; 2010. https://accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx?bookid=980&sectionid=59610847#1117740978
2. Daley B. Peritonitis and Abdominal Sepsis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/180234-overview
5. Barshak MB, Kasper DL. Intraabdominal Infections and Abscesses. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. McGraw-Hill; 2017.http://accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx?aid=1154243510
9. Wiest R, Krag A, Gerbes A. Spontaneous bacterial peritonitis: recent guidelines and beyond. GUT, 2011. 61(2): 297-310. doi:10.1136/gutjnl-2011-300779
13. Wong PF, Gilliam AD, Kumar S, et al. Antibiotics regimen for secondary peritonitis of gastrointestinal origin in adults. Cochrane Database Systematic Review, 2005. doi:10.1002/14651858.cd004539.pub2
14. Peralta R, Napolitano L. Surgical Approach to Peritonitis and Abdominal Sepsis. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1952823-overview
15. Agalar F, Eroglu E, Bulbul M, et al. Staged abdominal repair for treatment of moderate to severe secondary peritonitis. World J Surgery, 2005. 29(2): 240-44. doi:10.1007/s00268-004-7502-5

Diagnosis Peritonitis
Prognosis Peritonitis

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Epigastrium
    Red Flag Nyeri Epigastrium
Diskusi Terkait
dr. Adi Nugraha
06 Maret 2019
Konsul tatalaksana pasien suspek peritonitis e.c ulkus/perforasi gaster
Oleh: dr. Adi Nugraha
4 Balasan
Alo dokter, mohon konsul dok (cito). Sy baru mendapat pasien suspek peritonitis e.c ulkus gaster. Pasien 71 thn Status generalisata pasien somnolen. Vital...
dr. Wiji Hastuti
27 Oktober 2018
Konsultasi pasien dengan distensi abdomen pasca diare
Oleh: dr. Wiji Hastuti
1 Balasan
dok, minta pendapat, ada anak usia 1 tahun dikeluhan perut membesar dalam sehari. tidak bisa BAB sehari. sebelumnya riwayat diare sekitar 10x sehari tetapi...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.