ALO,  Dokter,  izin berdiskusi,  regimen terapi malaria pada trimester 1 direkomendasikan untuk diberikan kombinasi quinine + clindamisin,  sedangkan pada trimester 2 dan 3 disarankan untuk diberi DHP selama 3 hari,  bila terjadi malaria berat,  maka pilihan terapi adalah injeksi artesunatKondisi malaria dalam kehamilan dapat menyebabkan komplikasi berupa IUGR,  low birth weight,  partus prematur hingga IUFD,  perlu dilakukan edukasi kepada pasien mengenai risiko ini serta perlunya pasien rutin untuk melakukan pemeriksaan Antenatal care sehingga kondisi ibu dan janin dapat terus dipantau perkembangan nya dan dapat dilakukan perencanaan persalinan terbaik untuk pasienWalaupun jarang,  namun kasus malaria kongenital dapat terjadi,  diduga kondisi ini terjadi akibat transmisi parasit malaria dari ibu ke janin melalui plasenta.  Kondisi dapat didiagnosa dengan menemukan parasit malaria stadium aseksual dari apusan darah tepi bayi baru lahir. Berikut saya lampirkan bahan bacaan tambahan,  semoga dapat membantuhttps://malariajournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12936-015-0794-0https://malariajournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12936-018-2327-0#:~:text=In%20endemic%20areas%20where%20mothers,in%20utero%20or%20during%20delivery.

Alo dok. 
Untuk malaria pada kehamilan, pada prinsipnya sama seperti pengobatan malaria pada orang dewasa. Pada ibu hamil tidak boleh di berikan regimen : Primakuin, Tetrasiklin maupun Doksisiklin. 

Pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks untuk trimester I-III menggunakan DHP Tablet selama 3 hari. 

Sebagai kelompok yang berisiko tinggi pada ibu hamil dilakukan penapisan / skrining dengan menggunakan mikroskop atau RDT sedini mungkin. Selanjutnya dianjurkan menggunakan kelambu berinsektisida. Pemberian tablet besi tetap diteruskan.

Sumber : Buku Saku Malaria 2020 Kemenkes RI/WHO

Semoga bermanfaat dok.