Profilaksis Malaria - Diskusi Dokter

general_alomedika

Dear Alodokter,Mau bertanya, untuk profilaksis malaria dengan doksisiklin. Rencana akan berada di daerah endemis selama 6 bulan.Apakah ada batasan minum obat...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Profilaksis Malaria

    Dibalas 25 Juli 2019, 21:34

    Dear Alodokter,

    Mau bertanya, untuk profilaksis malaria dengan doksisiklin. Rencana akan berada di daerah endemis selama 6 bulan.


    Apakah ada batasan minum obat profilaksisnya berapa lama? Dikasus ini, sebelum berangkat minun obat dilanjutkan selama berada disana sampai 4 minggu setelah meninggalkan daerah tsb. Bagaimana dengan efek samping jika minum Doksisiklin berbulan-bulan.


    Terima kasih

24 Juli 2019, 10:29

Alo Dokter Chandra Wulan, 

Penggunaan doksisiklin sebagai profilaksis malaria, kalau saya cari dari CDC tidak ada batasan minumnya berapa lama, Dok... sedangkan dari Medscape, doksisiklin dianjurkan paling lama penggunaannya untuk 6 bulan. Selengkapnya dapat dibaca berikut, Dok

https://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2020/travel-for-work-other-reasons/long-term-travelers-and-expatriates

https://www.medscape.com/viewarticle/496200

https://www.alomedika.com/profilaksis-malaria

Kalau untuk rencana tinggal selama 6 bulan di daerah endemis, mungkin bisa disarankan dengan obat profilaksis lainnya yang disesuaikan dengan daerah yang dituju. Salah satu alternatif untuk long term travellers yang disarankan adalah dengan klorokuin, lebih disukai karena frekuensi minum obatnya yang lebih jarang (sekali seminggu) tetapi hanya bisa digunakan apabila daerah yang dituju tidak banyak tingkatan resistensi klorokuinnya. Sebagai alternatif bisa dengan Mefloquin (tapi harus diwaspadai efeksamping neuropsikiatrinya).

Mungkin rekan-rekan yang lain ada yang dapat melengkapi...

24 Juli 2019, 13:18
Terimakasih atas infonya Dok, refresh lagi ilmunya. 
24 Juli 2019, 13:42
Terima kasih dokter 
25 Juli 2019, 15:45
Alo dokter

Izin menjawab. WHO merekomendasikan penggunaan chloroquine untuk kemoprofilaksis malaria, dimana side effect nya ringan.

Namun karena semakin banyak kasus resisten terhadap chloroquine, sekarang biasanya lebih dipakai penggunaan doxycycline atau mefloquine, dimana penggunaan kedua obat ini juga aman pada pemakaian jangka panjang.

Tapi, dipertimbangkan lagi bahwa selain kemoprofilaksis, juga tidak kalah pentingnya untuk mengurangi paparan terhadap nyamuk, seperti tidur menggunakan kelambu, menggunakan pakaian lengan panjang, dan menggunakan mosquito repellent.

Semoga membantu 🙏

Sumber :
https://www.medscape.com/viewarticle/496200_3
25 Juli 2019, 17:12
Makasih infonya ya Dok. 
25 Juli 2019, 15:09
Alo Dok,

Sebagai kemoprofilaksis, WHO menganjurkan penggunaan meflokuin. Tetapi, di Indonesia pedomannya adalah menggunakan doksisiklin 100 mg/hari, maksimal dikonsumsi selama 6 bln. Jika domisili di daerah endemis lebih dari 6 bln tdk disarankan menggunakan kemoprofilaksis Dok.

Utk efek samping tentu bisa muncul misalnya yg paling sering mual muntah, nyeri perut, diare, dan efek samping berat misalnya kelainan darah tepi, perubahan gigi, pigmentasi kuku, gangguan hati maupun ginjal. Namun mengingat risiko malaria serebral yg bisa fatal akibatnya, sangat disarankan utk menggunakan kemoprofilaksis dok.

Pencegahan lain adalah pemakaian kelambu/kawat nyamuk, penggunakan repellant dan  pakaian panjang yg bisa menutupi sebagian besar tubuh.

Sumber: Buku saku penatalaksanaan kasus malaria 2017
25 Juli 2019, 15:11
Dan sedikit menambahkan dokter, pada penggunaan atau konsumsi doksisiklin, biasanya disertai dengan rasa mual sehingga biasanya tidak nyaman
25 Juli 2019, 21:34
Alodok,



Mengenai kemoprofilaksis malaria maka obat yang digunakan adalah doksisiklin dengan dosis 100mg/hari.



Obat ini diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama berada di daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali.



Tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan lebih dari 6 bulan.



Efek samping yg bisa terjadi adalah: perubahan warna gigi, mual/muntah, anoreksia, disfagia hingga hepatoksisitas.



Penting juga edukasi agar hindari gigitan nyamuk Anopheles.sp berupa: kelambu berinsektisida, kawat kasa nyamuk, lotion anti gigitan nyamuk, pakaian lengan panjang, hingga menjaga kebersihan lingkungan.

Sumber: Buku Saku Tatalaksana Kasus Malaria, Kementerian Kesehatan, 2017