Penanganan kasus psikiatrik dengan komorbid gangguan ginjal - Penyakit Dalam Ask the Expert - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dr. Pringgodigdo N, Sp. PD KGH, FINASIMIzin bertanya apakah ada patokan khusus (misalnya nilai laboratorium atau hal lain), untuk menentukan:Apakah...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Penanganan kasus psikiatrik dengan komorbid gangguan ginjal - Penyakit Dalam Ask the Expert

    Dibalas 22 Juni 2021, 15:27
    dr. Soeklola SpKJ MSi
    dr. Soeklola SpKJ MSi
    Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

    Alo dr. Pringgodigdo N, Sp. PD KGH, FINASIM

    Izin bertanya apakah ada patokan khusus (misalnya nilai laboratorium atau hal lain), untuk menentukan:

    Apakah gejala psikosis yang dialami oleh pasien dengan gagal ginjal kronis masih merupakan bagian dari ensefalopati uremikum atau gangguan mental organik atau sudah dikategorikan berdiri sendiri (jika sebelumnya tidak ada riwayat komorbiditas psikotik dan kesadaran cenderung stabil).

    Dan seberapa aman untuk memberikan obat-obat psikotropika yang mempengaruhi fungsi hati atau ginjal pada penderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisa rutin? Apakah ada patokan tertentu?

    Terima kasih

22 Juni 2021, 15:27
dr.Pringgodigdo Nugroho
dr.Pringgodigdo Nugroho
Dokter Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Ginjal dan Hipertensi

Alo, terima kasih atas pertanyaannya.

Tidak ada patokan laboratorium tertentu dok, beberapa literatur mengambil ureum > 200, namun ada beberapa pasien dengan nilai yang lebih rendah bisa terjadi ensefalopati. Bila fungsi ginjal (eGFR < 15) ada ensefalopati uremikum ini merupakan indikasi hemodialisis, bila setelah dilakukan hemodialisis ensefalopati nya perbaikan ini memastikan bahwa ensefalopatinya disebabkan ensefalopati uremikum.

Untuk obat-obatan, harus diperhatikan obat-obatan yang diekskresikan di ginjal. Obat-obat ini memerlukan penyesuaian dosis sesuai dengan eGFR nya. Bila obat tsb tidak dieksresikan di ginjal, tidak perlu penyesuaian dosis.

Untuk pasien dengan hemodialisis, satu lagi yang perlu diperhatikan, apakah obat tersebut terdialisis atau tidak. Bila terdialisis, perlu dosis tambahan pasca dialisis atau pemberiannya pasca dialisis.

Contoh, haloperidol (eliminasi di urine <1%) ini aman diberikan pada gangguan ginjal, termasuk penyakit ginjal tahap akhir, obat ini juga tidak terdialisis, jadi pemberiannya tidak perlu disesuaikan dengan waktu hemodialisis.