Penanganan serta kapan dilakukan pemeriksaan D-Dimer ulang untuk pasien sudah sembuh dari COVID-19 - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo Dokter,Pasien laki2 usia 59 tahun sebelumnya positif covid 19 Dan dirawat di RS,sudah dinyatakan sembuh Dan dipulangkan namun nilai lab D-Dimer masih...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Penanganan serta kapan dilakukan pemeriksaan D-Dimer ulang untuk pasien sudah sembuh dari COVID-19

    Dibalas 15 Juli 2021, 14:20
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo Dokter,Pasien laki2 usia 59 tahun sebelumnya positif covid 19 Dan dirawat di RS,sudah dinyatakan sembuh Dan dipulangkan namun nilai lab D-Dimer masih tinggi di angka 3000 ng/ml,waktu pulang dari RS diberikan obat Xarelto 10 mg,setelah itu turun menjadi 1000 ng/ml.Terakhir cek Naik menjadi 5400 ng/ml.saat ini sudah tidak ada gejala dan sudah 31 Hari dari terinfeksi covid 19.Bagaimanakah penanganan yg tepat utk pasien ini?apakah tetap Diberikan Xarelto ?Jika iya,bagaimana dosisnya,sampai berapa lama diberikan obat ini Dan kapan sebaiknya dicek kembali nilai D-Dimernya?

15 Juli 2021, 14:12

Alo Dokter

Beberapa jurnal yang saya baca menyatakan bahwa nilai D-dimer memang masih bisa terus tinggi (melebihi nilai rujukan) hingga 4 bulanan setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19. Hal ini tidak selalu berarti semua pasien dengan D-dimer tinggi pasti mengalami VTE (tromboemboli vena), karena kadar D-dimer tinggi kadang juga bisa disebabkan oleh faktor lain. Contoh selain inflamasi adalah malignansi, penyakit liver, penyakit jantung, dan trauma. Mungkin bisa diinvestigasi juga apakah pasien memiliki faktor lain yang bisa membuat D-dimer tetap tinggi. Untuk apakah terapi antikoagulannya perlu dilanjutkan atau tidak, hal ini sebaiknya tidak hanya tergantung pada kadar D-dimer tetapi juga tergantung pada kondisi klinis dan profil risiko tromboemboli setiap pasien (misalnya riwayat penyakit lampau, riwayat imobilitas saat sakit akut, dll). Menurut studi, pemberian tromboprofilaksis bisa diperpanjang hanya bila pasien rawat jalan memang memiliki risiko tinggi tromboemboli. Berikut sumbernya ya Dok:

https://www.alomedika.com/terapi-antikoagulan-pada-pasien-covid-19

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jth.15267

https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/08998280.2020.1834341

https://www.hematology.org/covid-19/covid-19-and-vte-anticoagulation

15 Juli 2021, 14:20

ALO, Dokter!

Apakah data yang lain, Dok? Seperti apakah sebelumnya dirawat dengan gejala berat atau apakah memiliki faktor risiko tromboemboli vena tinggi?

Berdasarkan beberapa literatur, dijelaskan bahwa pemberian tromboprofilaksis dapat diperpanjang pada pasien COVID-19 yang sudah boleh rawat jalan yang memiliki risiko tromboemboli vena tinggi, seperti riwayat gangguan koagulasi darah, hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, stroke, DVT. 

Selain itu, pemberian tromboprofilaksis juga perlu mempertimbangkan kontraindikasinya, seperti riwayat perdarahan sebelumnya; dan kliren kreatinin pasien.

https://www.alomedika.com/terapi-antikoagulan-pada-pasien-covid-19

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7265858/