Pansitopenia pada Malaria - Diskusi Dokter

general_alomedika

Selamat sore Dok, izin sharing kasus menarik yg pernah dijumpai.Anak usia 9 tahun berat badan dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS, naik turun dengan pola...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pansitopenia pada Malaria

    Dibalas 16 November 2018, 16:37

    Selamat sore Dok, izin sharing kasus menarik yg pernah dijumpai.

    Anak usia 9 tahun berat badan dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS, naik turun dengan pola naik di pagi hari, dan turun di malam hari. Ketika demam tinggi, keluhan disertai menggigil, dan berkeringat dingin.

    Enam hari SMRS, ada keluhan mual-muntah, nafsu makan turun, dan perut sakit terutama di ulu hati. Keluhan semakin dirasa memberat dengan adanya mimisan sebanyak 3 kali. Sudah minum parasetamol selama 3 hari namun keluhan belum membaik.

    Pasien diketahui tinggal di area perkebunan.

    Pemeriksaan fisik menunjukkan berat badan 25 Kg, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 124 kali/menit, suhu 39.4, pernafasan 26 kali per menit.

    Konjungtiva pucat, sklera ikterik, nyeri tekan epigastrium, hepatomegali 2 jari BAC, kenyal, tepi tajam, nyeri tekan ( ), limpa teraba schuffner 2.

    Pemeriksaa penunjang ditemukan: Hb 8.3 Ht 24.6 Leukosit 3.900 trombosit 51.000 SGOT/SGPT 59/54 Ur/Cr 12/0.4 GDR 102, tubex tes 2, RDT malaria: positif falciparum dan ADT ditemukan positif trofozoit falsiparum (gambar terlampir).

    Diagnosis ditegakkan adalah malaria falsiparum berat.

    Pengobatan diberikan: artesunat 60 mg per IV tiap 12 jam pada hari I, dilanjutkan dengan artesunat 60 mg IV tiap 24 jam pada hari II. Terapi kemudian diganti ke oral yaitu DHP 1x1.5 tablet selama 3 hari dan primakuin 1x1.5 tablet selama 1 hari. Pengobatan suportif lainnya adalah parasetamol 3x250 mg PO dan ranitidin 2x25 mg IV.

    Secara klinis demam menjadi berkurang, begitu juga dengan gejala ikterik, nafsu makan menjadi baik.

    Cek lab setelah pemberian artesunat membaik menjadi: Hb 8.5 leukosit 4.200 trombosit 135.000.

    Cek lab setelah pemberian terapi oral selesai: Hb 10.9 leukosit 6.100 trombosit 222.000

    Pemeriksaan ADT diulang dan dinyatakan negatif malaria dan pasien dinyatakan sembuh dari malaria.

15 November 2018, 20:05
dr. Abi Noya
dr. Abi Noya
Dokter Umum

Trims untuk sharing kasusnya dok,

menarik sekali, kalau boleh tau ini kasusnya di mana ya dok? 

 

15 November 2018, 20:45
dari Gorontalo Dok..
16 November 2018, 13:30
Terima kasih utk sharing kasusnya dok, kebetulan saya juga tinggal di daerah endemis malaria dan beberapa kali menemukan kasus malaria berat.

Saya ingin bertanya dok, di kasus yang dokter kirim primakuin diberikan sebanyak 1.5 tablet. Namun kami biasanya menggunakan primakuin untuk berat badan 25 kg hanya sebanyak 0.5 tablet. Menurut panduan kemenkes untuk tatalaksana malaria tahun 2017 juga menganjurkan untuk pemberian primakuin 0.5 tablet pada berat badan 25 kg. Untuk org dewasa juga maksimal diberikan 1 tablet. Mungkin dokter bisa share apabila mengenai panduan terbaru, atau pertimbangan menggunakan primakuin 1.5 tablet?

Anyway, sharingnya bagus dok sekali lagi terima kasih.

Berikut saya sertakan link tatalaksana malaria kemenkes 2017: http://www.pdpersi.co.id/kanalpersi/data/elibrary/bukusaku_malaria.pdf

16 November 2018, 16:37
sediaan yg dipakai waktu itu adalah 1 tabletnya 26.3 mg dimana kandungan primakuin nya adalah 15 mg.

Dosis primakuin adalah 0.75 mg/KgBB. Jadi 0.75 x 25 = 18.75 mg. Jadi dibulatkan saja ke 1.5 tablet.

Berikut sumber dari buku panduan pelayanan anak di rumah sakit: http://www.ichrc.org/641-malaria-tidak-berattanpa-komplikasi
15 November 2018, 18:32
trimakasih sharing kasusnya dok!
sering-sering yaa dok...
15 November 2018, 18:46
Dibuat 15 November 2018, 17:45

Selamat sore Dok, izin sharing kasus menarik yg pernah dijumpai.

Anak usia 9 tahun berat badan dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS, naik turun dengan pola naik di pagi hari, dan turun di malam hari. Ketika demam tinggi, keluhan disertai menggigil, dan berkeringat dingin.

Enam hari SMRS, ada keluhan mual-muntah, nafsu makan turun, dan perut sakit terutama di ulu hati. Keluhan semakin dirasa memberat dengan adanya mimisan sebanyak 3 kali. Sudah minum parasetamol selama 3 hari namun keluhan belum membaik.

Pasien diketahui tinggal di area perkebunan.

Pemeriksaan fisik menunjukkan berat badan 25 Kg, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 124 kali/menit, suhu 39.4, pernafasan 26 kali per menit.

Konjungtiva pucat, sklera ikterik, nyeri tekan epigastrium, hepatomegali 2 jari BAC, kenyal, tepi tajam, nyeri tekan ( ), limpa teraba schuffner 2.

Pemeriksaa penunjang ditemukan: Hb 8.3 Ht 24.6 Leukosit 3.900 trombosit 51.000 SGOT/SGPT 59/54 Ur/Cr 12/0.4 GDR 102, tubex tes 2, RDT malaria: positif falciparum dan ADT ditemukan positif trofozoit falsiparum (gambar terlampir).

Diagnosis ditegakkan adalah malaria falsiparum berat.

Pengobatan diberikan: artesunat 60 mg per IV tiap 12 jam pada hari I, dilanjutkan dengan artesunat 60 mg IV tiap 24 jam pada hari II. Terapi kemudian diganti ke oral yaitu DHP 1x1.5 tablet selama 3 hari dan primakuin 1x1.5 tablet selama 1 hari. Pengobatan suportif lainnya adalah parasetamol 3x250 mg PO dan ranitidin 2x25 mg IV.

Secara klinis demam menjadi berkurang, begitu juga dengan gejala ikterik, nafsu makan menjadi baik.

Cek lab setelah pemberian artesunat membaik menjadi: Hb 8.5 leukosit 4.200 trombosit 135.000.

Cek lab setelah pemberian terapi oral selesai: Hb 10.9 leukosit 6.100 trombosit 222.000

Pemeriksaan ADT diulang dan dinyatakan negatif malaria dan pasien dinyatakan sembuh dari malaria.

Pada laporan kasus dibawah, juga menemukan kasus serupa pada malaria vivax:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3377033/#!po=40.6250

Mekanisme pansitopenia disebabkan oleh sindrom hematofagosit (HPS). Sindrom ini disebabkan oleh meningkatnya kadar sitokin pro inflamasi TNF-alfa, IL-2, IL-1, IL-6 yg menyebabkan depresi pada sel induk progenitor di sumsum tulang. Depresi ini menyebabkan anemia, leukopenia, trombositopenia. 
15 November 2018, 19:13
Terimakasih dok sharing kasus dan ilmunya, dulu saya juga pernah bertemu kasus yg mirip malaria serebral dengan trombositopeni dan memang sempat dicurigai sebagai Demam Dengue namun akibat adanya penularan kesadaran barulah terpikirkan kearah malaria karena pemeriksaan lainnya tidak khas.
15 November 2018, 23:51
Terimakasih dok sharing kasus dan penjelasannya, sangat bermanfaat 👍👍👍