Medikasi gangguan cemas pada remaja - Jiwa Ask the Expert - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo Dr. Nova, mohon petunjuk.. pada kasus kecemasan pada remaja kapan kita curiga itu patologis, bukan sekedar cemas biasa? Apakah langsung dirujuk ke SpKJ...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Medikasi gangguan cemas pada remaja - Jiwa Ask the Expert

    Dibalas 12 Maret 2021, 17:49

    Alo Dr. Nova, mohon petunjuk.. pada kasus kecemasan pada remaja kapan kita curiga itu patologis, bukan sekedar cemas biasa? Apakah langsung dirujuk ke SpKJ atau ke psikologi dulu? Apakah kami dokter umum boleh memberikan benzodiazepin pada remaja cemas yang kesulitan tidur? terimakasih

12 Maret 2021, 17:21
Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ
Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Alodokter,

Kebetulan disertasi saya adalah Deteksi Dini Faktor Risiko Ide Bunuh Diri pada Remaja dengan setting SMA/sederajat di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan pada akhir tahun 2018 dan awal 2019.

Remaja memiliki stresor psikososial tinggi sebanyak 39,2% (3 tertinggi adalah pemakaian media sosial, prestasi lebih rendah dari ekspektasi, dan adanya perundungan verbal).  Depresi minimal/tidak ada adalah 28,4% sementara sisanya mengalami depresi ringan sampai berat. Stresor-stresor yang dialami tanpa kemampuan life skills untuk coping serta tanpa adanya daya dukung dari pihak sekolah (Guru BK yang mampu konseling misalnya) maupun orangtua dengan literasi kesehatan jiwa yang baik, dapat menjadi masalah berkepanjangan yang dikhawatirkan dapat berakhir pada masalah kejiwaan/gangguan jiwa. Salah satunya kecemasan. Apalagi memang 70% lebih telah terskrining mempunyai gejala-gejala depresi. Instrumen Deteksi Dini Faktor Risiko Ide Bunuh Diri yang saya hasilkan mendeteksi 13,8% remaja mempunyai faktor risiko ide bunuh diri tinggi -yang artinya memiliki risiko 5.39x lebih besar untuk mempunyai ide bunuh diri. Dimensi-dimensi yang signifikan dalam instrumen deteksi dini faktor risiko ide bunuh diri remaja adalah: loneliness, hopelessness, burdensomeness, dan belongingness. 

Jadi memang pihak pelayanan primer termasuk gatekeeper untuk menangani kondisi kesehatan jiwa remaja. Apalagi pada masa pandemi ini. Dan sekolah perlu mengembangkan program School-based mental health.

Pemberian Benzodiazepine pada remaja tentu sesuai indikasi, harus diawasi secara ketat khususnya terkait dengan durasi penggunaan Benzodiazepine dan jika ada pemakaian obat psikotropika lain secara bersamaan.

 

12 Maret 2021, 17:27
Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ
Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa

Alodokter,

Ada satu lagi kuesioner namanya Strength and Difficulty Questionnaire. Bisa dipakai untuk skrining gangguan emosional, gangguan perilaku, hiperaktivitas, dan kemampuan prososial. 

Untuk pelajar kadang tidak muncul kata-kata "cemas" tetapi mulai ada gangguan pada prestasi belajar, absenteeisme (hadir tetapi tidak fokus mengikuti pelajaran atau benar-benar tidak muncul misalnya absen sama sekali dari zoom selama PJJ).  Kecemasan-kecemasan ini sesuai temuan penelitian saya: merasa prestasi lebih rendah dari ekspektasi, kecemasan ada perundungan, dan juga dampak dari media sosial.

Jika sistem kesehatan jiwa berbasis sekolah sudah baik, seharusnya ada dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dari guru BK/psikolog sekolah misalnya. Nah kalau tidak ada dukungan, remaja juga mengalami penderitaan atas kecemasan yang ia alami sekaligus ada disfungsi (secara sosial, secara proses pembelajaran) rasanya sudah bisa dirujuk ke psikiater anak/remaja. 

 

12 Maret 2021, 17:49
Dr. Nova terimakasiih banyak..