Interpretasi CT Value Turun selama perawatan apakah dapat dikatakan pasien tidak mengalami perbaikan - Patologi Klinik Ask The Expert - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter Tonang, SpPK, Ph.D. Izin bertanya dok,Pada kasus pasien yang melakukan PCR ulang selama perawatan, dan dilakukan di lab yang sama, apakah bila...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Interpretasi CT Value Turun selama perawatan apakah dapat dikatakan pasien tidak mengalami perbaikan - Patologi Klinik Ask The Expert

    Dibalas 17 Juli 2021, 19:47

    Alo dokter Tonang, SpPK, Ph.D. Izin bertanya dok,

    Pada kasus pasien yang melakukan PCR ulang selama perawatan, dan dilakukan di lab yang sama, apakah bila hasil CT Value pada pemeriksaan PCR ulang lebih rendah daripada PCR awal, apakah dapat dikatakan pasien tidak mengalami perbaikan? Karena yang saya pahami ada 2 paham ada yang sudah meninggalkan CT Value, namun ada juga klinisi yang masih menggunakan CT Value sebagai bahan evaluasi. Mohon advis dokter, terima kasih dok

14 Juli 2021, 14:19
dr. Tonang Dwi Ardyanto Sp PK PhD
dr. Tonang Dwi Ardyanto Sp PK PhD
Dokter Spesialis Patologi Klinik

Tks Dr Sani. Saya pernah gak panjang tentang hal ii. Mangga. 

"Jangan panik kalau ada hasil PCR..."

Beredar foto ini, dan diminta tanggapan, saya tambahkan keterangan agar berhati-hati memaknainya. 

Benar. Benar sekali. Jangan panik. Baca hati-hati. Tanya pada yang kita percaya kompetensinya. Jangan kalut pada informasi yang tidak jelas sumbernya. 

1. Hasil CT Value itu adalah indikator di laboratorium dan bagi Dokter yang merawat sebenarnya. CT value menunjukkan estimasi jumlah virus di dalam sampel. Kalau cara ambil sampelnya tepat, berarti juga menggambarkan jumlah virus di tempat dilakukannya swab. 

TETAPI jumlah virus dalam tempat swab TIDAK selalu sesuai dengan derajat gejala atau penyakit covidnya. Ada yang ct value rendah, jumlah virus tinggi, tapi gejalanya ringan. Sebaliknya ada yang ct value relatif tinggi, jumlah virus diduga rendah, tapi gejalanya justru lebih berat. 

Maka nilai CT value saja, TIDAK bisa dijadikan patokan. 

2. Terus apa gunanya ct value? 

Nah itu tadi, ct value itu sebenarnya informasi bagi Dokter yang merawat. Melengkapi berbagai informasi yang sudah dimiliki, ditambah ct value, maka Dokter yang merawat akan membuat keputusan tentang kondisi dan perawatan pasien selanjutnya. 

3. Jadi tidak benar yang kalau nilai sekian berarti begini, nilai sekian berarti begitu? 

TIDAK. Pasien itu sosok tubuh lengkap. Bukan sekadar angka ct value. Maka penilaian terhadap kondisi pasien HARUS komprehensif. 

4. Benar ya PCR tidak bisa membedakan virus hidup dan mati? 

PCR itu menemukan tubuh virus. Soal apakah masih hidup atau mati, diketahui dari kultur. Untuk kultur butuh lab canggih, aman, alat lengkap dan waktu relatif lama. Tidak mungkin banyak pasien harus semua menjalani kultur. 

Terus bagaimana cara menggunakan PCR untuk menilai soal virusnya masih hidup atau sudah mati? 

Itu tadi, hasil PCR itu info penting bagi bagi Dokter, tapi untuk menyimpulkan tidak hanya berbekal angka lab apalagi hanya ct value. Tidak. Informasinya banyak, dianalisis, baru disimpulkan. 

Prinsip yang aman bagi semua: kalau PCR masih menemukan tubuh virus, maka harus dianggap virusnya masih ada, masih bisa menular, harus waspada. Itu langkah yang rasional dan waspada. Jangan ambil risiko dan spekulasi TANPA keputusan dari ahlinya. 

5. Lha itu kok ada pasien yang sudah dipulangkan padahal PCR masih positif? 

Itu hasil analisis, informasi lengkap, data tersusun, baru diputuskan. Lebih penting lagi: karena pasien adalah manusia. 

Bila kondisi klinis sudah membaik, tapi PCR kok belum kunjung negatif, maka DAPAT dipertimbangkan memulangkan pasien WALAU hasil PCR masih positif karena misalnya: justru lebih mendukung penyembuhan bila bisa di rumah, bisa dekat keluarga WALAUPUN sepulang dari RS tetap harus isolasi dulu sementara waktu. Daripada bertambah beban psikis, bertambah risiko paparan dari sekitarnya di RS, maka dipilih jalan dipulangkan ASAL bisa kooperatif. 

 

6. Lha tapi kalau ada apa-apa bagaimana? 

 

Jangan jadi paranoid. Pastikan langkah-langkah yang diambil sudah melalui konsultasi ke sumber yang kita percaya kompetensinya. 

 

Siapa itu? Paling awal dan utama: Dokter yang merawa Anda. Selanjutnya? Cari sumber-sumber lain yang juga Anda percaya kompetensinya. 

 

Sumber lain TIDAK bisa menggantikan Dokter yang merawat Anda. Fungsinya adalah menjadi sumber informasi, bukan sumber keputusan perawatan. 

 

Mangga. Tetap semangat. Tetap waspada. 

 

@ TDA 25/6/2021

17 Juli 2021, 14:27
Terima kasih dokter atas penjelasannya, sangat bermanfaat 🙏
17 Juli 2021, 19:29
dr.Wirya Sastra Amran, Sp.P
dr.Wirya Sastra Amran, Sp.P
Dokter Spesialis Paru
Top. Ahlinya ahli. Terimakasih dok.
14 Juli 2021, 14:22
Terima kasih dokter Tonang atas penjelasannya
14 Juli 2021, 14:32
dr. Tonang Dwi Ardyanto Sp PK PhD
dr. Tonang Dwi Ardyanto Sp PK PhD
Dokter Spesialis Patologi Klinik

Sama-sama Dokter. Sukses selalu. Aaminn....

17 Juli 2021, 19:07
Trimakasih penjelasannya tentu sangat bermanfaat
17 Juli 2021, 19:47
Selamat malam dr.Tonang,
Terima kasih atas penjelasannya ya dok, namun saya ingin memastikan kembali saja mengenai pasien OTG/Dengan gejala ringan jika telah selesai menjalani isoman 10 + 3 hari (sesuai pedoman Kemenkes) seharusnya tidak perlu melakukan PCR ulang, yang ingin saya tanyakan adalah banyak institusi yang tetap meminta karyawannya untuk tetap melakukan PCR ulang walaupun sudah tidak ada keluhan/gejala, dan kemudian hasil PCRnya masih positive (CT Value < 35),  apakah hasil PCR tersebut bisa "diabaikan" saja dok?, terima kasih ya dok..