Pasien ibu menyusui usia 28 tahun dengan Hepatitis B serokonveksi - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter. Selamat malam dok, izin berdiskusi dok. Saya mendapatkan pasien dok ibu menyusui usia 28 tahun baru terdeteksi ketika hamil sudah diterapi...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pasien ibu menyusui usia 28 tahun dengan Hepatitis B serokonveksi

    Dibalas 09 Agustus 2022, 09:28
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter. Selamat malam dok, izin berdiskusi dok. Saya mendapatkan pasien dok ibu menyusui usia 28 tahun baru terdeteksi ketika hamil sudah diterapi tenovofir. Tidak ada gejala dok. Pasien menanyakan jika sgot sgpt normal apakah terus pengobatan dengan keadaan sedang menyusui takutnya terserap asi, lalu apakah bisa terjadi serokonveksi dok. Dan mohon ilmunya dok tentang serokonveksi lebih luasnya agar saya dapat mengerti untuk menambah ilmu dok.

    lab terlampir :

    SGOT 25

    SGPT 28

    Bilirubin total 0,98

    Bilirubin direk 0,23

    Bilirubin indirek 0,75

    Alk. Phosphatase 156

    HBV DNA kuantatif 2,30x 10^8

    Hbe Ag reaktif index 1,557,58

    Anti HBE non reajtif indeks 50,50

    Terimakasih dok. Izin berdiskusi dok

07 Agustus 2022, 22:44
dr.Duddy Mulyawan Djajadisastra
dr.Duddy Mulyawan Djajadisastra
Dokter Spesialis Penyakit Dalam - Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi
Saya coba memberi masukan ya…


Pemberian obat Tenovofir (TDF) pada pasien hamil bertujuan menurunkan risiko penularan ke bayinya. Dianjurkan melalukan skrining hepatitis virus di usia kehamilan trinester pertama. Bila positif akan diberikan obat antivirus pada trimester ketiga (mulai minggu ke28 kehamilan) paling tidak sebulan sebelum perkiraan partus sampai sebulan setelah persalinan DAN pemberian HB Ig serta imunisasi pada bayi yang dilahirkannya dalam 24 jam pertama. 
TDF cukup aman bagi ibu hamil untuk bayi yang dikandungnya. Paling tidak menurut FDA tergolong pregnancy category B. Tentunya BPOM juga memberikan persetujuan untuk diberikan pada ibu hanil sesuai rekomendasi dokter. 
Sedangkan untuk penderita Hepatitis B kronik yang tidak hamil, awitan pemberian antivirus ini tergantung pada berbagai kondisi. Prioritas pertama pada pasien hepatoma dan sirosis hati. Sebenarnya kalau sudah dalam kondisi itu tergolong “terlambat”, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. 
Prioritas berikutnya pada pasien fibrosis hati, tepatnya F3, yang disertai jumlah virus yang cukup banyak (> log 3) dan gangguan fungsi hati (peningkatan SGOT/SGPT). 
Kondisi yang disebutkan terakhir ini yang memiliki respons terbaik terhadap pengobatan antivirus. Perlu diingat, pemberian antivirus jni tidak terlalu mudah, dalam arti ada efek samping dan kemungkinan resistensi, serta risiko flare up bila dihentikan alias putus obat. Apalagi pemberian obat antivirus ini harus dikomunikasikan pada pasien untuk diberikan jangka panjang. Target serokknversi hanya terjadj pada sebagian kecil pasien setelah pengobatan 6-12 bulan. Intinya, pemberian obat heoatutis B harus dibayangkan seperti pengobatan DM atau hipertensi.


Senoga membantu ya. 

07 Agustus 2022, 23:08
Terima kasih banyak dok 🙏🏻
08 Agustus 2022, 18:16
dr. Ricky Sanowara Sp. PD
dr. Ricky Sanowara Sp. PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Ya setuju
07 Agustus 2022, 21:36

Alo Dokter, izin ikut berdiskusi ya Dok.. mengenai pengobatan Tenovofir dapat dieksresikan dalam ASI. Mengenai fase serokonversi ditandai dengan terbentuknya anti-HBe, pada fase serokonversi terjadi penurunan replikasi virus disertai penurunan aminotransferase dan kadar HBV DNA yang rendah. Berikut referensi yang dapat membantu, Dok: https://www.alomedika.com/penyakit/gastroenterologi/hepatitis-b/patofisiologi

https://www.alomedika.com/obat/antiinfeksi/antivirus/tenofovir/penggunaan-pada-kehamilan-dan-ibu-menyusui

Turut menyimak juga diskusi sejawat lainnya.. mohon koreksi jika ada kekurangan, teirma kasih

09 Agustus 2022, 09:28
Anonymous
Anonymous
Dokter Umum
Pasien sudah pengobatan dari trimester ke 3 sampai melahirkan tetapi ragu karena sudah menyusui, Berarti tetap diteruskan ya dok pengobatan tenovofir walaupun tersekresi lewat asi? Dan tidak membahayakan bayi? Jadi konsepnya seumur hidup seperti penyakit DM walau pemeriksaan sgot sgpt dll dalam batas normal?