Fitness to Fly pada Pasien dengan Pembidaian dan Gips

Oleh :
dr. Andreas Michael Sihombing

Fitness to fly atau kelayakan terbang pada pasien dengan pembidaian, gips, atau prosedur ortopedik lain untuk fraktur perlu dikuasai oleh dokter. Hal ini penting karena terdapat risiko mengalami komplikasi selama perjalanan udara, misalnya deep vein thrombosis (DVT) dan sindroma kompartemen, hingga hambatan dalam evakuasi pada kondisi darurat.

Dalam menentukan kelayakan terbang pada pasien, terdapat lima poin yang dapat menjadi pertimbangan, yaitu:

  1. Potensi penularan penyakit oleh pasien
  2. Potensi pasien membahayakan penumpang lain akibat kondisi yang dialaminya
  3. Potensi risiko penundaan atau pembatalan penerbangan akibat kondisi fisik pasien
  4. Kondisi yang mengakibatkan pasien memerlukan bantuan orang lain untuk aktivitas dalam kabin
  5. Potensi perburukan kondisi medis sebagai akibat langsung dari perjalanan udara[1]

Pada pasien dengan bidai atau gips, poin keempat dan kelima memiliki potensi terbesar mengakibatkan gangguan selama penerbangan, dan oleh sebab itu memerlukan perhatian khusus. Imobilisasi terkait pembidaian dan kondisi yang mendasarinya (contohnya pada fraktur ekstremitas bawah) dapat mempersulit aktivitas pasien di dalam kabin, sementara penurunan tekanan udara dalam kabin dapat mengakibatkan komplikasi pada pasien dengan gips dan pasien pascaoperasi.[1,2]

Referensi